Find Us On Social Media :

Merobek Luka Lama, 2 Pemain Timnas Swiss Beri Simbol Khusus di Tengah Selebrasi Gol, Sejarah Kelam Pembantaian Muslim Albania oleh Serbia dan Kosovo Kembali Terungkap

Granit Xhaka dan Xherdan Shaqiri.

Saat Serbia masih tergabung dalam Yugoslavia bersama dengan Kroasia, Slovenia, Bosnia-Herzegovina, dan Montenegro, Kosovo mengalami pergolakan paling besar.

Terutama setelah Kosovo Liberation Army mulai melancarkan serangan ke pemerintahan otoritas Yugoslavia di Kosovo.

Baca Juga: Tingkahnya Kerap Undang Gelak Tawa, Jan Ethes Lagi-lagi Sukses Bikin Netizen Gemas, Aksinya Menari Pakai Baju Adat Dayak di Atas Panggung Pentas Jadi Sorotan

Konfilk tak terelakan. 1.500 sampai 2.000 orang diperkirakan tewas.

Sekutu kemudian hadir di belakang Kosovo dan melancarkan serangan ke Yugoslavia pada 1999.

Di tahun yang sama setelah serangan dimulai, militer Serbia yang masih tergabung dengan Yugoslavia melakukan serangan brutal yang oleh beberapa pihak dianggap sebagai genosida atau pembantaian terhadap etnis Albania di Kosovo.

Baca Juga: Sempat Gagal Nikah dengan Konglomerat, Artis Ini Ngaku Sudah Punya Gandengan Baru, Tak Trauma dan Siap Lepas Masa Lajang

Lebih dari 850.000 etnis Albania di Kosovo pun diusir.

Pengusiran tersebut melibatkan perampokan, pembunuhan, penjarahan, hingga pemerkosaan.

Mereka yang terusir kemudian menyebar ke berbagai negara, khususnya negara Eropa Barat.

Baca Juga: Baru Seumur Jagung, Hubungan Asmara Kekeyi dan Rio Ramadhan Kandas di Tengah Jalan, Sempat Diramal Ahli Tarot dan Dapat Kartu Kematian

Hal yang sama dialami oleh keluarga Xherdan Shaqiri dan Granit Xhaka.