GridHot.ID - Jutaan warga Indonesia bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri, baik di sektor formal maupun informal.
Salah satu negara tujuannya adalah Korea Selatan.
Lantas bagaimana kehidupan TKI di Korea Selatan?
Dilansir dari artikel yang tayang di Tribun Jateng pada 19 April 2017, Konselor Minister pada Kedubes RI di Seoul, Korea Selatan, Aji Surya bercerita TKI Korea termasuk makmur.
Bahkan, beberapa TKI bisa membeli mobil di Korea.
"Ya mungkin bukan yang mahal banget, tapi mereka sudah pakai mobil sendiri untuk beraktivitas. Mana ada TKI seperti itu di negara lain?" katanya saat ditemui di kantor Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Jateng.
Pria berkepala plontos itu berujar TKI di Korea Selatan terlindungi hukum, asuransi, dapat tempat tinggal, makan hingga gaji perbulan minimal 1.350 won atau sekitar Rp 14 juta.
Jika rajin, gaji TKI Korea Selatan bisa mencapai Rp 30 juta.
Bahkan, komunitas TKI Muslim di negara ginseng itu bisa membangun masjid senilai Rp 40 miiar.
Aji Surya menilai kehidupan TKI di Korea Selatan sangat nyaman.
Lalu, adakah sisi gelap dari kehidupan TKI di Korea Selatan?
Aji Surya tidak memungkiri ada TKI yang terlampau nyaman tinggal di Korea Selatan hingga terjebak dalam gaya hidup di Korea.
Beberapa TKI menghabiskan uang untuk hal-hal tidak produktif (boros) mulai dari sering karaoke, dugem, atau terjebak kehidupan bebas di Korea.
"Ada yang cuma bisa bawa pulang Rp 100 juta gara-gara hal seperti itu, padahal sudah bekerja bertahun-tahun. Padahal jika telaten, TKI Korea bisa bawa pulang uang lebih dari Rp 800 juta," ucapnya.
Mantan wartawan itu menuturkan, rata-rata kontrak TKI Korea Selatan 4 tahun 10 bulan.
Oleh karenanya, TKI bisa menabung Rp 15 juta per bulan atau Rp 870 juta dalam satu masa kontrak.
Saking nyamannya tinggal di Korea Selatan, para TKI menjadi susah move on saat kembali ke Tanah Air. Beberapa memilih overstay hingga jadi TKI Ilegal
"Rata-rata saat pulang uang mereka habis dalam waktu satu tahun karena kurangnya manajemen keuangan mereka," ucapnya.
Aji Surya bertutur, ada tiga mantan TKI Korea Selatan yang berinvestasi hotel di DI Yogyakarta.
Namun dalam waktu sekejap, investasi para mantan TKI itu gagal karena salah manajemen.
Pada tahun 2017 tersebut, ada 38 ribu TKI di Korea Selatan, yang mana sekitar 5.500 di antaranya merupakan TKI Ilegal.
Seorang TKI Korea Selatan bernama Wawan Budiarto mengakui hal-hal yang diceritakan Aji Surya.
Wawan lalu bercerita bahwa TKI Korea Selatan sering mengalami kendala bahasa.
Tidak sedikit TKI Korea Selatan yang kesulitan berkomunikasi dengan manajemen perusahaan.
"Jangan sampai disuruh ambil ember malah yang dibawa cangkul," ucapnya.
Kepala BP3TKI Jateng Suparjo menyebutkan pihaknya akan terus memperbaiki pelayanan keberangkatan TKI Korea Selatan sesuai instruksi Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI).
"Kami ada CBT hingga pelatihan khusus untuk TKI Korsel selama seminggu," ucapnya.
Suparjo menuturkan sudah menyiapkan beberapa program pemberdayaan TKI purna.
Dia mencontohkan beberapa program pemberdayaan TKI purna yang berhasil antara lain budidaya Jamur di Temanggung dan ternak ayam di Kabupaten Pati.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul KISAH Suka Duka TKI Korea, Gaji Rp 30 Juta Punya Mobil hingga Hobi Dugem
(*)