Find Us On Social Media :

Siap Terima Egianus Kogoya Kembali ke Pangkuan NKRI, Kapolda Papua: Asal Bukan Tentang Papua Merdeka, Kami Bisa Penuhi

Janji Kapolda Papua, Buru Egianus Kogoya Hidup atau Mati

 

Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati

GridHot.ID - Nama Egianus Kogoya, makin dikenal publik pasca aksi pembantaian 19 pekerja Trans Papua di Nduga, Papua, pada 2 Desember 2018.

Egianus Kogoya menjadi salah satu pelanggar HAM berat atas aksi kejinya melakukan pembantaian pekerja yang merupakan masyarakat sipil.

Sosok Egianus Kogoya menjelma jadi orang paling di cari oleh aparat di Papua.

Hal ini seperti dikutip GridHot.ID dari Kompas, Kapolda Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw mengatakan, kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya paling bertanggung jawab atas serangkaian penembakan di Nduga, Papua.

Baca Juga: Markas Persembunyiannya Dikira Bakal Dikirimi Rudal Jokowi, Egianus Kogoya Ngaku Telah Habisi 2 Nyawa TNI di Nduga, Padahal KKB Papua Cuma Tembak 1 Anggota Brimob

Menurut Paulus, Egianus Kogoya merupakan anak muda yang merampas senjata aparat keamanan.

Karena sudah memiliki senjata, kelompok ini menjadi beringas.

Egianus kerap menjadikan masyarakat sebagai tameng manakala aparat kemanan melakukan pengejaran kepada bersangkutan dan kelompoknya.

"Di saat dilakukan pengejaran, mereka berlindung di balik masyarakat sehingga anggota kesulitan," kata Paulus di Timika, Minggu (12/1/2020).

Baca Juga: Menari-nari di Atas Kematian 9 Anggota TNI, Egianus Kogoya Minta Jokowi Tarik Aparat dari Nduga, KKB Papua Sebut Tewasnya Hendrik Lokbere Tanda Kekalahan Selama 1 Tahun Perang

Paulus menegaskan, pihaknya tidak akan berhenti mengejar Egianus dan kelompoknya untuk penegakan hukum.

Penegakan hukum yang dilakukan ada dua pilihan, menangkap hidup-hidup atau menembak mati.

"Kami akan terus melakukan pengejaran dan penegakan hukum terhadap kelompok Egianus untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya," ujar Paulus.

Terakhir, pada Sabtu (11/1/2020) pagi kelompok Egianus menembak Bharatu Luki Darmadi.

Ketika itu, Bharatu Luki hendak membuang sampah yang berada di sekitar ujung bandara.

Saat menyeberang ke jalan, tepatnya di samping pos Brimob dengan jarak kurang lebih 50 meter, tiba-tiba terdengar bunyi tembakan rentetan dari arah sebelah kanan Pos Brimob.

Baca Juga: 15 Menit Baku Tembak Sampai Buat Logistik TNI Gagal Mendarat, KKB Papua Asuhan Egianus Kogoya Nekat Buat Ulah, Padahal Bosnya Bersembunyi di Lokasi Ini

Bharatu Luki pun tertembak di bagian paha kiri.

Paulus pun meminta kepada kelompok Egianus untuk dapat menyerahkan diri dan kembali ke pangkuan NKRI.

Apabila ada tuntutan, sebaiknya disampaikan sehingga bisa dicarikan solusinya, bukan dengan melakukan kekerasan yang menyebabkan jatuhnya korban.

"Asalkan tuntutan itu bukan tentang Papua Merdeka karena itu tidak bisa kami penuhi," kata Paulus.

Baca Juga: Acungkan Panah, Leus Murib, Aparat Kampung Distrik Kuyawage Berani Usir KKB Papua Pimpinan Egianus Kogoya, Sempat Berontak Tapi Pikir Dua Kali untuk Kontak Senjata

Sebelumnya, Paulus Waterpauw menyebut Egianus Kogoya merupakan orang baru.

Bahkan, Paulus awalnya tak tahu siapa sosok Egianus Kogoya sebelum aksi pembantaian pekerja Trans Papua, PT Istaka Karya.

Hal ini seperti dikutip dari Tribun Network, Rabu (19/12/2018).

"Tidak. Saya baru tahu nama itu. Dia mungkin orang baru, ya. Saya belum pernah dengar nama itu sebelumnya. Nama pimpinan yang terkenal sekali sampai sekarang itu adalah Goliath Tabuni. Dulu ada Kelik Kwalik," ujar beliau di Senayan, Jakarta, Senin (17/12).

"Kalau Egianus itu, saya tidak mengetahui," tambahnya.

Baca Juga: Tewas Diterjang Peluru Aparat TNI/Polri, Identitas Anggota KKB Bawahan Egianus Kogoya Terungkap, Saat Dibongkar Tasnya Menyimpan Barang-barang Tak Terduga

Paulus Waterpauw juga menyebut model-model Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Egianus berisi anak-anak muda.

Ia menyebutnya Free Man.

"Setahu saya sebenarnya, anggota KKB ini berisi anak-anak muda. Saya bilangnya mereka ini "Free Man". Manusia yang bebas. Mereka ini yang sudah nyaman dengan posisinya. Mendapatkan apa yang mereka mau dengan cara memaksa, mengancam bahkan menghilangkan nyawa. Lebih mudah, karena mereka punya senjata kan?" ujar Paulus.

Baca Juga: Bukan Kelompok Egianus Kogoya, TNI Sebut Anggota KKB yang Terlibat Baku Tembak di Wamena Bawahan Yusak Tabuni yang Kini Tak Lagi Eksis

Paulus mengungkapkan tak ada lagi secara ideologi kelompok yang menginginkan Papua Merdeka.

Yang ada KKB macam Egianus Kogoya hanya ingin berkuasa di Papua dengan menggunakan tindak kekerasan.

"Secara ideologi, saya pikir tidak ada lagi kelompok yang ingin Papua Merdeka. Sedangkan KKB ini diisi anak-anak muda yang ingin berkuasa di tanah Papua. Mereka yang hidupnya bebas dan bergantung pada kehidupan yang seperti itu. Berdasarkan foto-foto yang tersebar, kelompok bersenjata ini punya banyak senjata, termasuk yang sudah modern," kata Paulus.

Sedangkan untuk kebutuhan sehari-hari KKB biasa merampok warga.

Baca Juga: Putra Asli Negeri Cendrawasih, 150 Prajurit Infanteri TNI Ini Bakal Jadi Lawan Berat Egianus Kogoya, Pasukan Kunci untuk Kalahkan KKB Papua di Pertempuran Darat

Caranya mengancam menggunakan senjata api.

"Kelompok bersenjata ini biasa merampok warga. Apabila, warga tidak kasih, mereka biasa ancam. Karena mereka merasa berkuasa, punya senjata, maka asal main ambil saja," beber Paulus.

Hasil rampokan bermacam-macam, seperti hewan, uang atau bahkan wanita.

Baca Juga: Endus Lokasi Persembunyian Pimpinan KKB Egianus Kogoya, Ini yang Akan Dilakukan TNI di Jelang HUT OPM, Kapolda Papua Pertimbangkan Masalah Trauma

"Ada hewan babi atau ayam warga misalnya, mereka tinggal minta. Ada anak gadis, mereka ini tinggal main ambil. Warga ketakutan sebenarnya kalau mau melapor ke aparat," tambah Paulus.(*)