Find Us On Social Media :

Hampir Tak Ada Manusia yang Menyadari, Gelombang Gempa Misterius Ini Sudah Merambat Sejauh 17 Ribu Kilometer, Peneliti Ungkap Kebingungannya

Ilustrasi gempa bumi

GridHot.ID - Sebuah gelombang gempa misterius merambat di bawah permukaan Bumi sejauh 17 ribu kilometer.

Gempa misterius ini terjadi pada 11 November 2018 lalu.

Dilansir dari National Geographic, gelombang seismik tersebut berpusat di 24 kilometer lepas pantai Pulau Mayotte yang diapit Africa dan Madagaskar.

Baca Juga: Lawan Musuh Tak Kasatmata, Indonesia Siagakan 5 KRI di Sejumlah Perbatasan Perairan yang Kerap Dijadikan Jalur Perdagangan Orang, Pangkogabwilhan I Tingkatkan Patroli dan Pengawsan

Getaran seismik merambat hingga ke Zambia, Kenya, dan Ethiopia di Benua Afrika.

Tak sampai di situ saja, gelombang ini juga merambat menyeberang lautan hingga ke Chile, New Zealand, Canada bahkan Hawaii.

'Jarak tempuh' itu sekitar 11.000 mil atau 17.700 kilometer jauhnya.

Baca Juga: Harga Roti Naik Jadi Rp 900 Perak, Rakyat Negara Ini Langsung Lakukan Demo Besar-besaran, Presiden Sampai Terancam Digulingkan

Getaran berlangsung hingga dua puluh menit lamanya.

Namun demikian, anehnya tak ada manusia yang menyadari keberadaan gelombang tersebut.

Berbagai spekulasi pun berkembang.

Baca Juga: Berdalih Pergi Menjahitkan Baju, Wanita Ini Kabur Tinggalkan Suami yang Baru Dinikahinya 3 Hari, Profil WhatsApp Langsung Berubah Jadi Foto Bayi Laki-laki

Mulai dari meteor jatuh, letusan gunung berapi bawah laut, bahkan hingga 'monster laut purba' yang muncul dari kedalaman.

Goran Ekstrom, ahli kegempaan dari Columbia University mengatakan dirinya belum pernah menjumpai fenomena seperti ini.

"Bukan tidak mungkin, pada akhirnya kita menemukan penyebab yang langka," kata dia.

Baca Juga: Rahasiakan Pekerjaan dari Keluarga Selama 15 Tahun, Pria Penjual Es Keliling Ini Takut Anak-anaknya Pilih Berhenti Sekolah Hanya untuk Membantunya: Biarpun Saya Bodoh, Mereka Harus Maju

Sejarah kegempaan di Pulau Mayotte

Berdasarkan data yang dikumpulkan para ilmuwan, gempa misterius yang terjadi masih berkaitan dengan gelombang seismik yang mengguncang Mayotte sejak Mei yang lalu.

Sebagian besar merupakan gempa kecil atau lindu.

Skala terbesarnya mencapai magnitudo 5,8 pada 15 Mei 2018.

Baca Juga: Ogah Dicap Jahat, Barbie Kumalasari Pede Galih Ginanjar Bakal Menolak Permintaannya Bercerai: Dia Sih Pasti Nggak Mau Cerai Ya

Namun, frekuensinya terus menurun hingga saat gempa misterius terjadi 11 November 2018.

Lembaga survey dari Perancis, The French Geological Survey (BRGM) sedang melakukan penelitian pada gempa tersebut.

Kemungkinannya, ada aktivitas vulkanik dari garis pantai Pulau Mayotte.

Baca Juga: Ada Sistem Hierarki, Pekerja di Rumah Nia Ramadhani Tak Mungkin Utarakan Keinginan Kepada Istri Ardie Bakri: Nggak Ada yang Bisa Langsung Ngomong ke Gue

Pulau itu terbentuk dari gunung berapi, namun gunung tersebut terakhir meletus lebih dari empat ribu tahun yang lalu.

Analisis BRGM menunjukkan bahwa lebih besar kemungkinan ada pergerakan magma di lepas pantai, di bawah kedalaman laut.

Nicolas Taillefer, Kepala Unit Seismik dan Vulkanik BRGM mengungkapkan bahwa lokasi terjadinya gempa misterius berada di tepian peta geologi yang mereka punya.

Baca Juga: Suaminya Terseret Kasus Suap Lantaran Bangun Bilik Asmara, Artis Wanita Ini Bongkar Alasannya Sering Berhubungan Intim di Dalam Lapas: Kebutuhan Biologis Manusia Harus Terpenuhi

"Ada banyak hal yang tidak kami pahami," ujar Nicolas.

Data dari Institut National de L'information Geographique et Forestiere mengatakan bahwa Pulau Mayotte telah bergeser sejauh 6 cm ke timur dan 3 cm ke selatan.

Perkiraan selanjutnya, magma sebanyak 0,3 kilometer kubik sedang berjalan di bawah permukaan laut dekat Mayotte.

Baca Juga: Dulu Populer Bukan Main, Nasib Artis Cilik Misca Fortuna Kini Memprihatinkan, Diusir Ayah Sendiri Hingga Harus Gadaikan Barang-barang untuk Bertahan Hidup

Dikutip dari Kompas.com, menurut analisis, pergerakan itu disebabkan oleh pengosongan waduk magma di dekatnya.

Meski begitu, penelitian lanjutan diperlukan untuk memverifikasi hal ini.

"Oleh karena itu, pengamatan ini mendukung hipotesis kombinasi tektonik dan efek vulkanik yang menjelaskan fenomena geologis yang melibatkan urutan seismik dan fenomena vulkanik," jelas pihak BRGM.

"Hipotesis ini perlu dikonfirmasi oleh penelitian ilmiah di masa depan," tegas mereka.

Artikel ini telah tayang di GridHot.ID dengan judul "Gelombang Gempa Misterius Merambat Sejauh 17 Ribu Kilometer, Hampir Tak Ada Manusia yang Merasakannya"

(*)