Tetapi ketenangan ini mengkhianati realitas yang sangat berbeda bagi orang Italia di garis depan pandemi.
"Tampaknya santai karena semua orang tinggal di dalam dan orang-orang memasak dan melakukan pekerjaan di rumah,"
"Tapi di rumah sakit, ini seperti perang," kata Francesco Longo, direktur Pusat Penelitian Kesehatan dan Manajemen Perawatan Sosial di Universitas Bocconi di Milan.
Di rumah sakitnya, D'Antiga mengatakan hampir setengah dari 1.000 tempat tidur didedikasikan untuk merawat pasien dengan COVID-19.
Bahkan perawatan untuk penyakit lain harus dibatasi atau dihentikan.
"Di bangsal gastroenterologi, penyakit dalam dan bangsal lain, mereka harus mengirim pasien dan hanya menerima pasien dengan COVID-19 - bahkan di bangsal neurologi,” kata D'Antiga.
“Kami memiliki 20 hingga 30 pasien yang datang setiap hari yang membutuhkan rawat inap, tetapi kami kehabisan tempat tidur. Ini situasi yang sangat sulit," katanya lebih lanjut.
Dan yang membuat kondisi semakin buruk adalah bahwa beberapa ranjang digunakan untuk merawat tenaga medisnya yang satu persatu tumbang usai membantu perawatan virus corona.
"Di sini, mungkin 20 hingga 30 persen profesional kesehatan terinfeksi,”
“Di departemen saya, saya memiliki 25 dokter anak dan saat ini 10 orang sakit. Ini sama di departemen lain, dan ini merupakan tantangan besar.," kata D'Antiga.
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul Kesaksian Perawat di Italia Tangani Kasus Virus Corona: Rasanya Seperti Menyeberang di Tengah Medan Perang!
(*)