Find Us On Social Media :

Siap Berbangga Diri Telah Lewati Badai Virus Corona, China Malah Kehilangan 460.000 Perusahaan yang Bangkrut Gara-gara Wabah, Ditinggal Pengusaha Karyawan Berakhir Tak Dibayar

Kondisi kota Wuhan saat lockdown

Jumlah penutupan bisnis menjadi perhatian di tengah upaya China yang mencoba untuk menghidupkan kembali ekonominya yang beresiko mengalami kontraksi pada kuartal pertama untuk pertama kalinya sejak 1976.

"China telah berhasil mengendalikan wabah Covid-19. Namun, ada tanda-tanda kerusakan yang berkelanjutan pada permintaan domestik, dan di atas itu, guncangan eksternal yang disebabkan oleh penutupan luas di negara-negara besar lainnya berlangsung dengan cepat," tulis Yao Wei dan Michelle Lam, ekonom dari Societe Generale dalam catatannya.

Baca Juga: Dokter Forensik Turun Tangan, Warga Kampung Ini Awalnya Ngeyel Ogah Terima Jenazah Pasien Corona, Kini Berubah Usai MUI Yakinkan Lagi

Di Dongguan, deretan toko-toko kosong dan pabrik-pabrik yang ditutup menjadi fitur nyata dari lanskap tersebut ketika perusahaan-perusahaan bergulat dengan permintaan internasional yang merosot.

Pada bulan Maret, produsen tote bags dan mainan lokal yang berorientasi ekspor di kota itu, Dongguan Fantastic Toy Company, runtuh setelah pesanan luar negeri mengering dan meninggalkan beberapa pekerja dengan gaji yang tidak dibayar.

Pemilik bisnis lain di China yang tidak mampu lagi mempertahankan operasi menghadapi sejumlah rintangan sebelum mereka dapat meninggalkan perusahaan.

Baca Juga: Pandemi Virus Corona Bikin Rhoma Irama Turun Gunung, Sang Raja Dangdut Ciptakan Lagu Khusus di Tengah Kekacauan Dunia, Punya Harapan Pesannya Sampai ke Masyarakat

Jika sebuah perusahaan yang bangkrut ingin membatalkan pendaftaran perusahaannya, perusahaan tersebut harus melalui prosedur kebangkrutan atau menunjukkan laporan likuidasi yang menyatakan bahwa mereka tidak memiliki hutang atau kewajiban lain yang belum dibayar.