Find Us On Social Media :

Siap Berbangga Diri Telah Lewati Badai Virus Corona, China Malah Kehilangan 460.000 Perusahaan yang Bangkrut Gara-gara Wabah, Ditinggal Pengusaha Karyawan Berakhir Tak Dibayar

Kondisi kota Wuhan saat lockdown

Gridhot.ID - China telah berhasil melewati badai wabah virus corona yang menyerang negaranya hingga babak belur.

Namun kemenangan tersebut masih jauh untuk bisa dirayakan.

Lebih dari 460.000 perusahaan China gulung tikar pada kuartal pertama ketika pandemi virus corona menghantam ekonomi terbesar kedua di dunia ini.

Baca Juga: Ngaku Tak Tahu Siapa Irfan Hakim, Kepolosan Sang Anak Bikin Andre Taulany Tertawa Terbahak-bahak, Kenzy: Emang Terkenal?

Data menunjukkan, separuh dari perusahaan yang harus menutup bisnisnya ini baru beroperasi di bawah tiga tahun terakhir.

Dilansir dari South China Morning Post, penutupan perusahaan ini terdiri dari pencabutan izin operasi, serta beberapa bisnis yang telah menghentikan operasinya sendiri.

Pada saat yang sama, jumlah perusahaan baru didirikan melambat secara signifikan. Dari Januari hingga Maret, sekitar 3,2 juta perusahaan didirikan, turun 29% dari tahun sebelumnya.

Baca Juga: Pernah Jadi Terdakwa Kasus Korupsi, Riza Patria Resmi Gantikan Status Sandiaga Uno, Rekam Jejaknya Buktikan Gelar Wagub DKI Jakarta Pantas Dia Boyong

Sebagian besar dari perusahaan-perusahaan baru ini berada di pusat-pusat kekuatan ekonomi tradisional, seperti provinsi Guangdong di China selatan, dan hampir setengahnya bergerak di bidang distribusi dan ritel.

Jumlah penutupan bisnis menjadi perhatian di tengah upaya China yang mencoba untuk menghidupkan kembali ekonominya yang beresiko mengalami kontraksi pada kuartal pertama untuk pertama kalinya sejak 1976.

"China telah berhasil mengendalikan wabah Covid-19. Namun, ada tanda-tanda kerusakan yang berkelanjutan pada permintaan domestik, dan di atas itu, guncangan eksternal yang disebabkan oleh penutupan luas di negara-negara besar lainnya berlangsung dengan cepat," tulis Yao Wei dan Michelle Lam, ekonom dari Societe Generale dalam catatannya.

Baca Juga: Dokter Forensik Turun Tangan, Warga Kampung Ini Awalnya Ngeyel Ogah Terima Jenazah Pasien Corona, Kini Berubah Usai MUI Yakinkan Lagi

Di Dongguan, deretan toko-toko kosong dan pabrik-pabrik yang ditutup menjadi fitur nyata dari lanskap tersebut ketika perusahaan-perusahaan bergulat dengan permintaan internasional yang merosot.

Pada bulan Maret, produsen tote bags dan mainan lokal yang berorientasi ekspor di kota itu, Dongguan Fantastic Toy Company, runtuh setelah pesanan luar negeri mengering dan meninggalkan beberapa pekerja dengan gaji yang tidak dibayar.

Pemilik bisnis lain di China yang tidak mampu lagi mempertahankan operasi menghadapi sejumlah rintangan sebelum mereka dapat meninggalkan perusahaan.

Baca Juga: Pandemi Virus Corona Bikin Rhoma Irama Turun Gunung, Sang Raja Dangdut Ciptakan Lagu Khusus di Tengah Kekacauan Dunia, Punya Harapan Pesannya Sampai ke Masyarakat

Jika sebuah perusahaan yang bangkrut ingin membatalkan pendaftaran perusahaannya, perusahaan tersebut harus melalui prosedur kebangkrutan atau menunjukkan laporan likuidasi yang menyatakan bahwa mereka tidak memiliki hutang atau kewajiban lain yang belum dibayar.

Setelah pemegang saham atau kreditor mengajukan kebangkrutan, pengadilan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menerima kasus ini, diikuti dengan proses verifikasi yang panjang, pertemuan kreditor dan penjualan aset.

“Saya memprediksi lonjakan kebangkrutan akan terjadi tidak lama setelah situasi tenang. Kami tahu banyak perusahaan sudah ada di ambang kebangkrutan. Hanya saja mereka tidak perlu menyatakan atau mengajukan kebangkrutan segera," kata Li Haifeng, seorang mitra di Baker McKenzie FenXun.

Baca Juga: Terlanjur Dicap Telat Memutus Mata Rantai Corona, Luhut Beberkan Curhat Jokowi yang Diam-diam Khawatirkan Masyarakat Bawah, Banyak yang Tak Paham Maksud Presiden!

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Gara-gara corona, nyaris setengah juta perusahaan di China gulung tikar.

(*)