Hal itu terkait fakta bahwa jika definisi kelima digunakan untuk keseluruhan epidemi, maka ditemukan 232 ribu kasus Covid-19 pada 20 Februari.
Dampak dari panduan diagnosa yang berubah masih belum dapat diukur karena belum ada data gejala setelah tanggal 20 Februari.
Tim terkait kembali menemukan jika revisi klasifikasi kasus ditambahkan ke dalam penanganan ini, laju pertambahan pasien selama ini dilaporkan lebih besar dari yang sebenarnya.
Lalu diperlukan studi epidemiologi untuk menghitung jumlah pasien setelah definisi positif Covid-19 yang telah diubah.
Hasil penelitian mereka juga sarankan bagi negara-negara yang tidak punya alat tes yang mencukupi untuk penyakit ini.
Seharusnya ada tindakan memasukkan diagnosa klinis dalam panduan klasifikasi mereka agar pengukuran jumlah infeksi lebih tepat dan efisien.
Laporan tentang beberapa kasus Covid-19 yang tak terdeteksi oleh pemerintah ini cukup mengejutkan warga.(*)
Artikel di atas telah tayang di Intisari-Online.com dengan judul "Mengerikan, Jumlah Pasien Sebenarnya Empat Kali Jumlah yang Dilaporkan' Ilmuwan ini Bocorkan Kasus Corona yang Tidak Terdeteksi di China, Buat Semua Orang Terkejut"