Find Us On Social Media :

Beda Jauh dari Kesangarannya di Film-film, Pasukan Elit Inggris Nyatanya Pernah Jadi Tawanan Hingga Ditembak Mati Oleh Anggota Kopassus, Ketangguhannya Buat SAS Pikir Dua Kali untuk Adu Jago

Kopassus

Gridhot.ID - Pada hari Selasa (24/4/2019) lalu, Kopassus mengadakan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-67 di Lapangan Makopassus Cijantung, Jakarta Timur.

Dalam acara tersebut hadir Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang juga mantan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus, Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, serta Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Acara ini sendiri awalnya hendak dilaksanakan pada 16 April, tepat di hari ulang tahun Kopassus.

Namun, karena berbarengan dengan kegiatan Pemilu 2019 pada 17 April, maka acara tersebut pun ditunda.

Baca Juga: Emosi China Mendidih, Amerika Serikat Malah Suplai Taiwan dengan Torpedo Mematikan Penghancur Kapal, Kata Merdeka Kian Lantang Dilantunkan

Selama 67 tahun kiprahnya menjaga kedaulatan Indonesia, Kopassus dikenal sebagai salah satu pasukan elite terbaik yang dimiliki TNI.

Kemampuannya banyak dianggap berada di atas rata-rata pasukan-pasukan lain di Indonesia, bahkan di atas pasukan elite dari satuan lain di Indonesia.

Bahkan, pasukan eliter Inggris SAS yang dikenal sanga hebat pun pernah begitu gentar dengan Kopassus.

Tak percaya? Berikut ini kisahnya.

Baca Juga: Pukuli Istrinya yang Sedang Hamil Hingga Babak Belur, Aktor Tampan Ini Dilaporkan ke KPAI, Sunan Kalijaga: Dia Itu Pemabuk, Peminum...

Pada bulan Agustus tahun 2000 satu regu pasukan Inggris yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB (UNAMSIL) di Sierra Leone, Afrika Barat, ditawan dan disandera oleh kelompok milisi bersenjata yang dikenal dengan West Side Boys.

Regu pasukan Inggris yang terdiri atas lima personel itu kemudian dibawa masuk ke tengah hutan tempat para milisi West Side Boys bermarkas.

Mereka ditawan dalam sebuah bangunan, dijaga ketat, dan diancam akan ditembak mati jika pemerintah Inggris tidak segera membayar uang tebusan.

Mujur utusan pasukan UNAMSIL masih bisa melakukan negosiasi dan bertemu dengan kelima sandera.

Baca Juga: Kapal Perang Amerika Serikat Lakukan Social Distancing dengan Armada Pasukan Iran di Lautan, Bukan Gara-gara Corona, Keduanya Siap Adu Tembak Sampai Titik Darah Penghabisan Jika Saling Mendekat

Salah satu sandera bahkan secara diam-diam bisa memberikan secarik kertas yang ditaruh dalam tutup pulpen dan berisi gambaran tentang situasi markas milisi dan bangunan tempat mereka ditawan.

Dengan bekal secarik kertas itu pasukan Inggris pun segera merancang operasi militer untuk membebaskan sandera dengan sandi Operation Barras.

Pasukan khusus Inggris SAS dan pasukan payungnya yang terkenal 1st Battalion Parachute Regimen, secara diam-diam segera dikirim ke Sierra Leone menggunakan sejumlah pesawat Hercules.

Sementara pada saat yang sama tim aju yang terdiri atas sejumlah personel SAS dengan menggunakan speed boat telah berhasil menyusup ke hutan tempat sarang para milisi dan mengendap.

Baca Juga: Dua Hari Jelang Lebaran, Asteroid Berukuran Hampir 1.500 Meter Terpantau Meluncur Mendekati Bumi, Benarkah Berbahaya?

Tim aju SAS ini dilengkapi senjata lengkap dan alat komunikasi canggih yang bisa menyadap pembicaraan pada jarak puluhan meter.

Berdasar informasi dari tim aju itu, pasukan Inggris yang sudah siaga di bandara Sierra Leone pun siap melancarkan serbuan menggunakan sejumlah heli Chinook.

Operation Barras pun digelar pada dini hari ketika para milisi West Side Boys sedang lengah. Setelah terjadi kontak senjata yang sengit di tengah hutan belantara, kelima sandera Ingggris berhasil dibebaskan.

Dalam pertempuran sengit melawan sekitar 300 milisi bersenjata senapan serbu itu hanya satu personel pasukan Inggris gugur karena pantulan peluru AK-47. Para sandera sendiri bisa selamat karena milisi yang akan membunuh para sandera terlebih dahulu disikat para tim aju SAS yang semuanya berkemampuan sniper.

Baca Juga: Meninggal Dunia dalam Kondisi Hamil 4 Bulan, Ari Puspita Sari Justru Tak Pernah Merawat Pasien Corona, Pihak Rumah Sakit Selidiki Awal Mula Sang Perawat Tertular Virus

Pasukan SAS memang terkenal lihai dalam operasi serbuan senyap. Meski begitu, pasukan SAS Inggris nyatanya masih mengagumi para personel pasukan Kopassus ketika ada kesempatan latihan bareng.

Artinya dalam operasi tempur yang sesungguhnya pasukan khusus TNI seharusnya bisa tampil unggul dibandingkan pasukan SAS.

Sejarah membuktikan sejumlah pasukan SAS pernah ditembak mati dan ditawan pasukan RPKAD di hutan belantara Kalimantan ketika berlangsung konflik Indonesia-Malaysia (Dwikora).

Tapi kendati SAS mengakui bahwa Kopassus lebih unggul, ilmu pasukan Inggris ketika membebaskan sandera di Sierra Leone patut dijadikan referensi.

Baca Juga: Pemerintah Gonta-ganti Aturan, Luhut Panjaitan Akhirnya Angkat Bicara, Akui Masyarakat Memang Harus Berdamai dengan Corona, Sang Menteri: Kita Memang Belum Ada Pengalaman...

Terutama ketika harus membebaskan sandera yang ditawan di hutan belantara harus tahu terlebih dahulu kekuatan dan posisi musuh, tempat sandera disekap, ketersediaan heli angkut pasukan, tim aju (pengintai) yang sudah berada di wilayah musuh dan sekaligus jadi pemandu, kesiapan pasukan pelindung, ketersediaan logistik, bisa menyerbu sasaran pada saat yang paling tepat, dan lainnya.

Pasukan khusus TNI sebenarnya sudah mendapatkan latihan tempur lebih dari cukup sehingga dijamin mampu mengatasi tantangan jenis apapun yang akan dihadapi.

Apalagi pasukan khusus TNI telah memiliki prinsip tempur yang luar biasa, Lebih Baik Pulang Nama Daripada Gagal Dalam Tugas.

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Perayaan HUT Kopassus: Pasukan Elite Inggris SAS Sangat Hebat, Tapi Ternyata Mereka Gentar Kepada Kopassus.

(*)