Find Us On Social Media :

Beijing Pegang Penuh Kendali, Kebebasan Demokrasi Hongkong Mulai Goyah hingga Alami Krisis Penduduk, 60 Persen Warganya Siap Lakukan Emigrasi

Illustrasi Peneliti Hongkong Klaim Berhasil temukan Vaksin Untuk Virus Corona

“Saya ingin beremigrasi”

Josephine, jurnalis berusia 30 tahun yang lahir di Hong Kong, mengatakan kepada DW bahwa dia telah ikut serta dalam protes melawan pemerintah dan RUU ekstradisi yang akhirnya dibatalkan tahun lalu.

Josephine mengatakan berniat untuk tinggal di Hong Kong meski cengkeraman Beijing semakin ketat.

Namun, ia segera berubah pikiran setelah NPC meloloskan Undang-undang Keamanan Nasional untuk Hong Kong.

Baca Juga: Walikota Surabaya Mencak-mencak Merasa Mobil PCR Disabotase, Anggota DPRD Jatim Ini Suruh Risma Bicara Baik-baik: Jangan Sampai Pemimpin Bertengkar, Rakyat Jadi Korban!

“Saya tidak pernah percaya bahwa suatu hari penduduk Hong Kong akan menjadi pengungsi,” katanya. “Saya ingin beremigrasi.”

Dia mengatakan bahwa setelah pengumuman penyetujuan UU keamanan itu, ada suasana sedih di ruang redaksi tempatnya bekerja.

“Saya dan rekan-rekan terkaget. Kami memang telah memperkirakan bahwa cepat atau lambat akan ada undang-undang keamanan untuk Hong Kong, tapi kami tidak menyangka bahwa Beijing ingin memaksakannya kepada kami dengan cara ini.” Dia mengatakan bahkan beberapa politisi yang mendukung China terkejut dengan tindakan ini.

Baca Juga: Pamer Kecantikannya Gunakan Gaun Pengantin Sendirian, Wanita Ini Ternyata Baru Saja Rasakan Sakit Hati Luar Biasa di Hidupnya, Omongan Sang Tunangan Detik-detik Sebelum Pernikahan Buatnya Ambil Keputusan Berat

Ingatan akan tragedi Tiananmen

Chou, yang bekerja di sebuah bank milik China, mengatakan dirinya juga pesimistis tentang masa depan Hong Kong dan ingin beremigrasi, idealnya bersama keluarga ke Kanada.

Dia mengatakan kepada DW bahwa dia sudah lama berpikir untuk meninggalkan Hong Kong dan pengumuman tentang undang-undang baru kian membuat teguh niatnya itu.