Find Us On Social Media :

Heboh Panti Pijat Khusus Gay Digerebek di Medan, Polisi Temukan Alat Kontrasepsi, Dirreskrimum Polda Sumut: Aneh Kalau Ada Kondom di TKP

Ilustrasi gay

"Tentunya para pelaku sudah mempunyai jaringan, atau sel-sel komunikasi yang bisa mempertemukan antara mereka dengan para pengguna. Itu yang kami dalami, ada alat grup yang mereka gunakan. Dari hasil pemeriksaan kepada pelaku (praktik ini) kurang lebih dua tahun (sudah berjalan)," bebernya.

Baca Juga: Pemerintah Mencla-mencle Soal Penerapan Social Distancing, Mahfud MD Akhirnya Buka Suara, Ungkap Alasan Mall dan Bandara Buka Sedangkan Masjid Ditutup Saat Pandemi Corona

Sambungnya, khusus untuk tersangka A, pihaknya akan mempersangkakan dengan UU 21 tahun 2007 tentang pemberantasan perdagangan orang.

Di mana dalam pasal ini disebutkan, bahwa untuk merekrut menampung dan menerima orang untuk tujuan eksploitasi, atau pemanfaatan fisik dan seksual.

Untuk ancaman hukuman seringan-ringannya 3 tahun penjara dan selama-lamanya 15 tahun, dengan denda paling sedikit Rp 120 juta dan maksimal Rp 600 juta.

"Selain itu bisa dijerat dengan pasal 296 KUHP yaitu menyebabkan atau memudahkan terjadinya perbuatan cabul," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: "Pijat Khusus Gay Beroperasi saat Pandemi Covid-19, Digerebek Polisi Hingga Temukan Alat Kontrasepsi."

(*)