Find Us On Social Media :

Mahasiswanya Dapat Teror Gara-gara Diskusi Pemecatan Presiden Jokowi, Dosen UGM Singgung Pelaku Bisa Datang Aparat Negara: Bisa Jadi Orang Lain, dari Pelat Merah

Presiden Joko Widodo

Zainal Arifin Mochtar selaku Dosen Hukum Tata Negara dari UGM Yogyakarta, bahkan menyebut aparat kepolisian tidak berjalan dengan baik dan perlu dibenahi beserta kejaksaan.

Menurutnya, pelaku teror bisa dari berbagai kalangan, entah itu buzzer, atau bahkan aparatur negara.

Baca Juga: Titip Anak Supaya Diterima Sekolah Negeri dengan Surat Berkop DPRD, Forum Aksi Guru Ancam Bakal Buat Jera Oknum Dewan: Kami Tak Segan Mengekspose, Biar Malu!

"(Pelakunya) ada banyak kemungkinan, bisa jadi para buzzer, bisa aparat negara, bisa jadi orang lain, dari pelat merah, bisa pelat kuning, bisa pelat hitam, bisa semua," kata Zainal, dikutip dari KompasTV.

Zainal menyampaikan opininya saat hadir sebagai narasumber di program Rosi yang tayang Kamis (11/6/2020).

"Di tingkat penegakan hukum soal yang beginian itu lemah sekali, nyaris tidak ada yang selesai," sambungnya

Lebih lanjut Zainal mengatakan, jika aparat penegak hukum tidak dibenahi, maka akan selalu bermasalah.

Baca Juga: Disebut sebagai Sosok yang Romantis dan Hormat pada Orang Tua, Raul Lemos Justru Tak Segan Semprot Krisdayanti di depan Umum, Ternyata Gara-gara Hal Ini

"Penegakan hukum itu harus dikedepankan, penegakan hukum harus menjawab, harus bisa membenarkan, mendetailkan, supaya orang tahu masalahnya," tegasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, diskusi CLS UGM urung digelar setelah para panitia hingga salah seorang dosen mengaku mendapatkan teror.

Teror itu diyakini berhubungan erat dengan tajuk diskusi pemecatan presiden yang akan digelar.

Padahal menurut pihak penyelenggara, diskusi dilakukan untuk berdialog secara sehat.