Hirosi, seorang urisen mengatakan penghasilan mereka per hari rata-rata sekitar 10.000 Yen.
Sementara urisen lain bernama Shota mengaku perbulan dia bisa mendapatkan penghasilan 150.00 Yen.
Sudut mengerikan dari pekerjaan ini adalah, mereka sedikit mengetahui tentang penyakit menular, terlalu muda, kurangnya pengalaman hidup, dan hanya memikirkan uang.
"Banyak anak muda di Jepang berusia dibawah 25 yang tidak tahu tentang penyakit HIV/AIDS," kata Thomas.
Sementara itu, profesi urisen masih ada hingga hari ini, berdasarkan celah hukum Jepang, karena UU Anti-Prostitusi di Jepang tidak merujuk pada perdagangan seks laki-laki.
Menurut para ahli, pemerintah Jepang juga tidak memiliki rencana untuk mengubah undang-undang ini.
Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Beginilah Tragisnya Bisnis Prostitusi di Jepang, Anak Laki-laki Muda Rela Bekerja Sebagai Pemuas Pria Karena Himpitan Ekonomi, Kisahnya Sangat Rahasia.
(*)