Find Us On Social Media :

Mati-matian Tumpas KKB Papua, TNI/Polri Justru Difitnah di Media Sosial, Dituding Jadi Penyebab Krisis Keamanan di Wilayah Nduga

Ilustrasi anggota TNI

GridHot.ID - TNI/Polri selalu berusaha mati-matian untuk memburu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang ada di tanah Papua.

Namun, TNI/Polri malah dituduh sebagai sumber masalah.

Dilansir dari Surya.co.id, hal itu berawal dari beredarnya sebuah postingan di media sosial, yang menyebut krisis keamanan di Nduga disebabkan oleh TNI-Polri yang bertugas memburu KKB Papua.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan TNI/Polri untuk memburu KKB Papua yang bertanggung jawab atas pembantaian di Nduga pada 2018 silam.

Baca Juga: Terornya Bikin Tekor, KKB Papua Dapat Peringatan dari Komandan Korem 172 Praja Wira Yakti: Egianus Kogoya yang Ada di Sana, Tolong!

Namun, TNI/Polri justru dituding menjadi penyebab krisis keamanan di wilayah tersebut.

Menanggapi tudingan itu, Polda Papua menegaskan bahwa kehadiran TNI/Polri di Kabupaten Nduga untuk menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) bukan hal lainnya, seperti dilansir dari Antara.

"Tudingan yang mengatakan bahwa aparat TNI dan Polri menjadi penyebab sumber kekerasan di Kabupaten Nduga itu tidak benar."

Baca Juga: Lama Jadi DPO, 5 Anggota KKB Ini Akhirnya Menyerah dan Kembali ke Pangkuan NKRI, Berikut Identitas Anak Buah Purom Wenda yang Serahkan Diri

"Kehadiran aparat TNI dan Polri di Kabupaten Nduga adalah untuk menjamin dan memastikan keamanan di daerah itu," tegas Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal di Kota Jayapura, Kamis (31/7/2020),

Penegasan tersebut disampaikannya berkaitan dengan adanya permasalahan dalam hal aksi KKB Papua di daerah itu sehingga diperlukan kehadiran pihak keamanan untuk melakukan penegakan hukum.

"Permasalahan yang ada di sana adalah adanya kelompok kriminal bersenjata yang terus mengganggu keamanan, bukan aparat TNI dan Polri" ucapnya.

Baca Juga: Diintai Tim Kompi Bangau Satgas Pamtas Mobile YPR 305/Tengkorak Saat Patroli, 5 Anggota KKB Pimpinan Puron Wenda Ini Pilih Masuk NKRI, Berikut Perannya Sebelum Menyerahkan Diri

Kabid Humas mencontohkan permasalahan yang terjadi dimulai pada akhir 2018 lalu dimana terdapat 17 karyawan PT Istaka Karya yang meninggal dunia akibat dibantai KKB Papua, sedangkan empat orang lainnya masih hilang atau belum ditemukan hingga sekarang.

"Ini yang kemudian menjadi atensi bersama apalagi belum terungkap sampai saat ini sehingga diperlukan kehadiran aparat baik itu TNI dan Polri untuk melakukan penegakan hukum di Kabupaten Nduga" tuturnya.

Terkait kejadian PT Istaka Karya, lanjut Kamal, ada kebijakan untuk penegakan hukum guna mengejar para pelaku tersebut.

Baca Juga: Bawa Revolver Sebrangi Sungai, Ayah dan Anak Kaki Tangan Pentolan KKB Egianus Kogoya Ini Terlibat Transaksi Jual Beli Senjata, Keduanya Mati Diberondong Timah Panas TNI

"Kemarin Bapak Menko Polhukam, Mendagri dan Wakapolri serta Kasum TNI datang ke Papua.

Menko Polhukam dan Mendagri minta agar penegakan hukum di Papua tetap pengendalinya adalah Kapolda Papua dan Wakilnya adalah Pangdam XVII/Cenderawasih" katanya.

Sementara jika dikaitkan dengan pemberitaan adanya pengungsi akibat kehadiran pasukan nonorganik itu tidak benar.

Baca Juga: Negara dalam Negara, Teror KKB Masih Belum Reda, Kini Muncul Gerakan Berjuluk NRFPB di Tanah Papua, 3 Koli Atribut Kelompok Peniru TNI-Polri Disita di Bandara

"Kelompok atau perorangan yang menyampaikan adanya pengungsian agar media yang akan mempublikasikan dapat melakukan konfirmasi kepada pihak-pihak baik Polri dan TNI yang tertuduh."

"Karena Kapolda Papua beberapa kali mengecek langsung adanya pengungsi dari Nduga di Wamena bahkan saat itu mengajak beberapa media hal itu untuk memastikan informasi yang ada saat itu" katanya.

Polda Papua memastikan, selama masih adanya KKB Papua yang mengganggu kamtibmas di wilayah hukum Polda Papua, maka upaya penegakan hukum akan terus dilakukan demi keamanan dan ketertiban di Kabupaten Nduga.

Baca Juga: Geraknya Licin Bagai Belut, Oniara Wonda, Pentolan KKB Papua Paling Ditakuti Ini Akhirnya Takluk Ditangan Brimob, Kapolda Jatim: Terimakasih Telah Bekerja Keras

Hanya saja, menurutnya, hal ini sengaja dipolitisasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang menginginkan penarikan aparat dari Kabupaten Nduga.

Dalam Undang-undang Negara Republik Indonesia bahwa yang diberikan kewenangan menggunakan senjata api ada pada dua institusi yaitu TNI dan Polri dan beberapa satuan yang dalam lingkup terbatas.

"Karena itu, aparat keamanan tidak akan mentoleransi dan akan menindak secara tegas apabila ada kelompok yang menggunakan senjata api untuk melakukan tindakan-tindak kejahatan yang meresahkan warga selama ini," ujarnya menegaskan.

Baca Juga: Jadi Buron Paling Dicari, OW Pentolan KKB Papua Berhasil Dibekuk Brimob, Kapolda Jatim Akui Bangga Akan Hal Ini

Untuk itu, Kabid Humas meminta semua pihak termasuk pemerintah daerah untuk turut ambil bagian dan mendukung keberadaan aparat nonorganik yang sejatinya bermaksud melindungi dan menegakkan hukum di Kabupaten Nduga.

Termasuk berupaya menuntaskan kasus pembantaian terhadap puluhan karyawan PT Istaka Karya dan kekerasan lainya yang dilakukan oleh KKB Papua di wilayah Nduga serta lainya.

"Saya kira semua pihak harus mendukung program-program pemerintah dalam membangun Papua ke depan yang lebih baik dengan menyejahterakan masyarakatnya. Bukan sebaliknya" tutup Kamal.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul "Mati-matian Tumpas KKB Papua, TNI-Polri di Nduga Dituduh Jadi Sumber Masalah, ini Kata Polda Papua"

(*)