Find Us On Social Media :

Rakyatnya Demo Besar-besaran Ngaku Pemilunya Dicurangi, Negara Belarusia Dalam Kondisi Memanas Layaknya Medan Perang, Rusia Tawarkan Bantuan Militer untuk 'Mendamaikan' Suasana

Pipres Belarusia yang berakhir ricuh

Gridhot.ID - Musim pemilu memang sedang dirasakan banyak negara di dunia.

Selain Amerika Serikat yang sudah mempersiapkan segala kampanye kandidatnya, negara yang sedang dihebohkan dengan pemilu adalah Belarusia.

Negara tetangga Rusia tersebut kini sedang memanas akibat hasil dari pemilu yang kurang memuaskan salah satu pihak.

Baca Juga: Bocoran dari Menteri Ketenagakerjaan, Bantuan Rp 600 Ribu Bagi Pegawai Swasta Bakal Cair Akhir Agustus, Catat Tanggalnya!

Rusia mengatakan pihaknya telah berbicara dengan pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko bahwa mereka siap untuk menawarkan bantuan militer jika diperlukan sejalan dengan meningkatnya demonstrasi yang memprotes pemilihan ulang yang diperebutkan oleh Lukashenko.

Sedikitnya dua pengunjuk rasa telah tewas dan ribuan lainnya telah ditahan sejak pemungutan suara Minggu lalu, yang menurut penentang Lukashenko, telah dicurangi untuk menyamarkan fakta bahwa ia telah kehilangan dukungan publik.

Lukashenko sendiri menyangkal kalah dengan mengutip hasil resmi yang memberinya lebih dari 80% suara.

Baca Juga: Ditabok Mayor Hingga Ditendang Gara-gara Klepon, Panglima Kodam Jaya yang Baru Dilantik KSAD Andika Perkasa Ternyata Mantan Loper Koran Bersaudara 8, Begini Kisah Hidupnya

Kremlin mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin telah memberi tahu Lukashenko bahwa Rusia siap membantu Belarus sesuai dengan pakta militer kolektif jika diperlukan dan bahwa tekanan eksternal sedang diterapkan ke negara itu.

Pengamanan ketat dilakukan saat para pendukung Lukashenko berkumpul di Minsk untuk pertama kalinya sejak pemilu untuk menyuarakan dukungan mereka dan menyaksikannya memberikan pidato yang berapi-api.

Lukashenko, di bawah tekanan dari Uni Eropa karena menindak lawan-lawannya, mengatakan tank dan pesawat NATO telah dikerahkan 15 menit dari perbatasan Belarusia.

Baca Juga: 5 Tahun Jadi Bos Muncikari, BS Blak-blakan Sebut Artis VS Miliki Tarif Paling Mahal, Terkuak Modus yang Digunakan untuk Gaet Pelanggan

“Pasukan NATO ada di gerbang kami. Lituania, Latvia, Polandia dan negara asal kami Ukraina memerintahkan kami untuk mengadakan pemilihan baru,” katanya.

Ia menambahkan bahwa Belarusia akan mati sebagai sebuah negara jika pemungutan suara baru diadakan.

"Saya tidak pernah mengkhianati Anda dan tidak akan pernah melakukannya," katanya.

Baca Juga: Jaga Rumah Bupati Kediri, Satpol PP Kecolongan, Kembang Api Berukuran Besar Dilempar 2 Orang Tak Dikenal ke Kediaman Haryanti Sutrisno, Polisi Sebut Ada Ancaman

Seringkali emosional dalam penampilan TV negara, pemimpin berusia 65 tahun itu menuduh adanya plot yang didukung asing untuk menggulingkannya.

Beberapa ribu orang menghadiri protes tersebut.

Saluran media oposisi mengatakan Lukashenko, yang pernah menjadi manajer pertanian kolektif era Soviet, telah membawa orang-orang dari bagian lain negara tersebut dan bahwa mereka dipaksa untuk hadir.

Baca Juga: Mulan Jameela Pamer Foto Jadul, Warganet Justru Temukan Kejanggalan Hingga Minta Istri Ahmad Dhani Klarifikasi, Netizen: Emang Ketahuan Sering Bohong!

Rusia, yang memiliki hubungan bermasalah dengan Lukashenko, mengawasi dengan cermat saat Belarus menjadi tuan rumah jaringan pipa yang membawa ekspor energi Rusia ke Barat dan juga dipandang oleh Moskow sebagai zona penyangga melawan NATO.

Uni Eropa bersiap untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Belarusia sebagai tanggapan atas tindakan keras yang dilakukan dengan kekerasan.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Belarusia memanas, Rusia siap kirimkan militernya.

(*)