Sudah Maksimal Tangani Wabah Corona, 6 Negara Besar Ini Malah Sudah Terjun ke Jurang Resesi, Indonesia Termasuk?

Selasa, 18 Agustus 2020 | 05:13
Picasa/VN Internasional

Tentara Vietnam melakukan disinfektasi di apartemen warga. Vietnam yang dulu disanjung bebas Covid-19, kini kematian akibat virus corona di negara itu berlipat ganda.

Gridhot.ID - Wabah corona memang membuat banyak negara mengalami permasalahan ekonomi yang mengerikan.

Bahkan sudah ada 12 negara yang jatuh ke lubang resesi dan diantaranya termasuk 6 negara besar dengan tingkat penanganan wabah terbaik.

Daftar negara yang jatuh ke jurang resesi semakin panjang. Informasi saja, Resesi atau kemerosotan merupakan suatu kondisi saat Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara menurun atau saat pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.

Saat ini, sudah ada enam negara besar dunia yang terperosok ke jurang resesi. Penyebabnya tak lain adalah pandemi Covid-19.

Dampak resesi antara lain bisa mengakibatkan penurunan seluruh aktivitas ekonomi seperti lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan. Jika ekonomi mengalami penurunan secara drastis, hal ini disebut kebangkrutan ekonomi (economy collapse).

Baca Juga: Berjuluk Hantu Selat Malaka, Perwira TNI Ini Bak Tak Terlihat Selundupkan Senjata untuk Suplai Pejuang, Selalu Lolos dari Sergapan Kapal Patroli Belanda

Nah, berikut adalah daftar 12 negara yang sudah secara resmi jatuh ke jurang resesi:

1. Korea Selatan

Perekonomian Korea Selatan mencatat resesi teknis pertama sejak 2003 pada kuartal Juni. Pembatasan aktivitas akibat dari pandemi virus corona menekan kegiatan ekonomi dan permintaan global.

Melansir Reuters, bank sentral Korsel mengatakan, tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) Korsel mengalami penurunan sebesar 3,3% yang disesuaikan secara musiman pada kuartal Juni. Sebagai perbandingan, pada kuartal sebelumnya PDB Korsel menurun 1,3%. Kontraksi tersebut jauh lebih buruk daripada kontraksi 2,3% yang terlihat dalam jajak pendapat Reuters.

Ekspor barang dan jasa dari negara dengan perekonomian yang bergantung pada perdagangan ini anjlok 16,6%, atau mencatat angka terburuk sejak kuartal terakhir 1963. Itu merupakan hampir 40% dari PDB nominal negara tahun lalu.

Baca Juga: Bikin Satpam Pabrik Terbirit-birit, Rekaman CCTV Penampakan Diduga Pocong Dibonceng Pengendara Motor dengan Posisi Berdiri, Netizen: Kok Kayak Sirkus Ya

Konsumsi swasta, yang menghasilkan hampir setengah dari PDB negara itu, bagaimanapun, naik 1,4% berdasarkan basis kuartal-ke-kuartal, naik dari penurunan 6,5% pada kuartal Maret.

Dari tahun sebelumnya, ekonomi Korsel menyusut 2,9% pada periode April-Juni, secara tajam membalikkan ekspansi 1,4% yang terlihat pada tiga bulan sebelumnya. Penurunan ini juga lebih curam dari penurunan 2,0% yang diperkirakan dalam jajak pendapat Reuters.

2. Jerman

Ekonomi Jerman mengalami kontraksi pada tingkat tertajam atau menembus rekor rekor pada kuartal kedua karena runtuhnya belanja konsumen, investasi perusahaan, dan ekspor selama puncak pandemi Covid-19. Kondisi itu menghapus angka pertumbuhan ekonomi selama hampir 10 tahun.

Reuters memberitakan, kantor Statistik Federal mengatakan output domestik bruto di ekonomi terbesar Eropa itu menyusut 10,1% dalam basis kuartal-ke-kuartal dari April hingga Juni setelah revisi kontraksi 2,0% dalam tiga bulan pertama tahun ini.

Baca Juga: PNS Siap-siap Gigit Jari, Tahun 2021 Dipastikan Tak Bakal Ada Kenaikan Gaji, Ini Kata Menteri Keuangan Sri Mulyani

Penurunan ini merupakan yang paling curam sejak badan statistik mulai mengumpulkan data pertumbuhan triwulanan pada tahun 1970 dan lebih buruk dari kontraksi 9% yang diprediksi oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters.

"Sekarang sudah resmi, ini adalah resesi seabad," kata ekonom DekaBank Andreas Scheuerle.

3. Hong Kong

Ekonomi Hong Kong mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam satu dekade pada tahun 2019 ketika terjadi protes anti-pemerintah yang disertai kekerasan dan tarif perdagangan antara Washington dan Beijing pada kuartal terakhir tahun lalu.

Melansir Reuters, ekonomi Hong Kong menyusut 0,4% yang disesuaikan secara musiman pada Oktober-Desember dari kuartal sebelumnya, versus kontraksi 3,0% yang direvisi pada Juli-September. Secara tahunan, ekonomi menyusut 2,9%, dibandingkan dengan penurunan 2,8% yang direvisi pada kuartal ketiga.

Baca Juga: Ngeri! 4 Motor Remuk Terlempar Keluar Sirkuit, Pembalap Asal Indonesia Ini Terlibat Insiden 'Red Flag' Ajang Balap Moto2 Austria

Untuk keseluruhan tahun 2019, produk domestik bruto riil mengalami kontraksi sebesar 1,2%, penurunan tahunan pertama sejak 2009.

4. Jepang

Perekonomian Jepang tergelincir ke dalam jurang resesi untuk pertama kalinya dalam 4,5 tahun pada kuartal I 2020. Kondisi ini menempatkan Jepang pada jalur kemerosotan terdalam pascaperang ketika krisis virus corona merusak bisnis dan konsumen.

"Sudah hampir pasti bahwa ekonomi mengalami penurunan yang lebih dalam pada kuartal saat ini," kata Yuichi Kodama, kepala ekonom di Meiji Yasuda Research Institute. "Jepang telah memasuki resesi besar-besaran."

Data produk domestik bruto (PDB) resmi menunjukkan, ekonomi terbesar ketiga di dunia itu mengalami penurunan tahunan sebesar 3,4% pada kuartal pertama 2020. Sebelumnya, Jepang terakhir kali mengalami resesi di paruh kedua 2015.

Baca Juga: Bersitegang dengan Para Pendeta hingga Saling Caci Maki, Presiden Moon Tuduh Gereja Jadi sumber Lonjakan Infeksi Corona Korea Selatan: Ini Tindakan tak Termaafkan

5. Singapura

Ekonomi Singapura mengalami kontraksi rekor pada kuartal kedua 2020. Kondisi itu menyebabkan resesi dan menempatkan negara yang bergantung pada perdagangan tersebut pada kemerosotan terburuk yang pernah terjadi tahun ini ketika wabah virus corona mengekstraksi banyak kerugian pada bisnis.

Produk domestik bruto (PDB) anjlok dengan rekor 41,2% dalam tiga bulan yang berakhir Maret, berdasarkan basis tahunan kuartal ke kuartal, data awal dari Kementerian Perdagangan dan Industri. Pencapaian tersebut lebih buruk daripada ekspektasi ekonom yakni 37,4% penurunan dalam jajak pendapat Reuters.

Secara year on year, PDB menukik 12,6% dibandingkan perkiraan ekonom yang mematok angka PDB di 10,5%. Sektor manufaktur tumbuh 2,5% dari tahun lalu, terutama karena lonjakan output di sektor biomedis, meskipun itu masih lebih rendah dari kenaikan 8,2% pada kuartal pertama.

Kemerosotan PDB kali ini merupakan yang kedua kalinya secara berturut-turut bagi Singapura. Pada kuartal I 2020, ekonomi Singapura menurun 0,3% tahun-ke-tahun (yoy) dan 3,3% kuartal-ke-kuartal. Ini memenuhi definisi untuk resesi teknis.

Baca Juga: Ada Aktivitas Tak Biasa, Tetangga Beri Kesaksian Soal Pernikahan Nella Kharisma dan Dory Harsa: Tumben Keluar Semua Keluarganya

6. Amerika Serikat

Perekonomian Amerika Serikat jatuh ke jurang resesi pada kuartal II 2020 setelah mencatatkan pertumbuhan ekonomi negatif 32,9%. Pada kuartal I 2020, negara adidaya ini mengalami kontraksi 5% pada ekonominya.

Tingkat konsumsi rumah tangga merosot 25%, sementara indeks harga konsumen anjlok 1,5%.

Bisa dikatakan, ini merupakan periode terburuk perekonomian AS, bahkan bila dibandingkan dengan periode Depresi Besar. Untuk perbandingan saja, kuartal terburuk perekonomian AS selama Krisis Keuangan Global tahun 2008 adalah minus 8,4% pada kuartal IV-2008.

7. Prancis

Baca Juga: Ayahnya Yakinkan Tuhan Punya Rencana Jikapun Keluarga Kecilnya Diamuk Massa, Putra Bungsu Ahok: Ngapain Kita ke Surga Pa? Rumah Kita Sudah Seperti Surga

Melansir Reuters, ekonomi Prancis mengalami kontraksi rekor pascaperang sebesar 13,8% pada kuartal kedua. Perekonomian Prancis melempem akibat penguncian virus corona.

Kontraksi ekonomi negara terbesar kedua zona euro itu lebih curam daripada ekonomi Jerman sebesar 10,1% pada kuartal yang sama, di mana pihak berwenang Jerman berhasil menahan lonjakan kematian terkait Covid-19 dan tidak harus memberlakukan lockdown seketat Prancis.

8. Italia

Data Reuters menunjukkan, perkonomian Italia mengalami kontraksi 0,7% pada kuartal kedua 2020. Kondisi ini menambahkan masalah bagi pemerintah teknokrat Mario Monti karena bergulat dengan krisis utang yang mengancam seluruh zona euro.

Penurunan 0,7% dalam Produk Domestik Bruto Italia adalah penurunan keempat berturut-turut untuk ekonomi yang terperosok dalam resesi sejak pertengahan tahun lalu, dengan tingkat kontraksi hanya sedikit berkurang dari penurunan 0,8% pada kuartal pertama.

Baca Juga: Pantas Kaya Raya, Ternyata Ini Sumber Penghasilan Rizky Billiar yang Sebenarnya, Gebetan Lesti Kejora Geluti Bisnis Batu Berlian

9. Filipina

Ekonomi Filipina akhirnya masuk ke jurang resesi untuk kali pertama dalam 29 tahun setelah pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2020 kontraksi 16,5% secara year on year (yoy).

Aktivitas ekonomi di Filipina terpukul karena pandemi virus corona yang membuatnya melakukan lockdown terpanjang dan terketat di dunia,

Kamis (6/8), Otoritas Statistik Filipina merilis, ekonomi Filipina di periode April-Juni 2020 susut 16,5% yoy, penurunan terbesar dalam data PDB triwulanan pemerintah sejak tahun 1981.

10. Inggris

Baca Juga: Darah Seni Mengalir Deras di Tubuh Nella Kharisma, Terkuak Calon Mertua Dory Harsa Bukan Orang Sembarangan, Begini Latar Belakang Keluarga Sang Biduan

CNN melaporkan, output ekonomi Inggris menyusut sebesar 20,4% pada kuartal kedua tahun 2020. Ini merupakan penurunan kuartalan terburuk dalam catatan sehingga mendorong negara itu ke dalam jurang resesi terdalam dari negara ekonomi global utama mana pun.

Penurunan PDB pada periode April-Juni ini, dibandingkan dengan kuartal pertama, adalah yang terburuk sejak pencatatan kuartalan dimulai pada tahun 1955. Industri yang paling terpapar tindakan penguncian pemerintah untuk menahan pandemi virus corona, seperti sektor jasa, produksi dan konstruksi, mengalami penurunan rekor.

11. Malaysia

Perekonomian Malaysia menyusut 17,1% pada kuartal kedua dari tahun sebelumnya. Ini merupakan kontraksi terburuk dalam lebih dari dua dekade, karena langkah-langkah ketat virus corona di dalam dan luar negeri memukul pengeluaran konsumen dan ekspor.

Melansir Reuters, bank sentral Malaysia melaporkan, penurunan tersebut jauh lebih buruk dari perkiraan penurunan 10,0% dalam jajak pendapat Reuters, dan penurunan tajam dari ekspansi 0,7% pada kuartal pertama.

Baca Juga: Berjuluk Hantu Selat Malaka, Perwira TNI Ini Bak Tak Terlihat Selundupkan Senjata untuk Suplai Pejuang, Selalu Lolos dari Sergapan Kapal Patroli Belanda

Ini adalah pertama kalinya ekonomi Malaysia mengalami kontraksi sejak krisis keuangan global pada tahun 2009, dan menandai kemerosotan terburuk sejak krisis keuangan Asia ketika produk domestik bruto menyusut 11,2% pada kuartal keempat tahun 1998.

“Kami cenderung melihat palung di kuartal kedua. Ekonomi siap untuk pemulihan di paruh kedua dan rebound lebih lanjut pada 2021,” jelas Gubernur Bank Negara Malaysia Nor Shamsiah Mohd Yunus mengatakan pada konferensi pers virtual.

12. Polandia

Melansir Kompas.com, Polandia mengumumkan negaranya mengalami resesi belum lama ini. Badan Statistik Polandia menyatakan, Polandia mengalami resesi pertamanya sejak akhir era komunis lebih dari 30 tahun lalu.

Di kuartal II 2020, perekonomian menyusut -8,9% karena efek karantina wilayah (lockdown), setelah terkontraksi -0,4% pada kuartal I 2020. Resesi yang didefinisikan sebagai kontraksi ekonomi dua kuartal berturut-turut, membuat Polandia resmi mengalami resesi teknikal.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Daftar makin panjang, ini 12 negara yang terjungkal ke jurang resesi.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber kontan