Find Us On Social Media :

Datang dari Keluarga Petani Miskin, Saddam Hussein Nyatanya Harus Hidup dari Mencuri Agar Bisa Makan Tiap Hari, Siapa Sangka, Penderitaannya Semasa Muda Buat Dirinya Jadi Pemimpin Irak yang Mengerikan

Saddam Hussein

Baca Juga: Gelap Mata Lihat Orang Tuanya Cekcok dengan Polisi, Pemuda di Tebing Tinggi Ini Tusuk Bripka Adhi, Pelaku Akui Tahu Bakal Ribut: Kami Sudah Siap

Dalam peristiwa itu, Abul Karim Kassim tertembak, sementara Saddam juga ditembak kakinya oleh pengawal perdana menteri.

Tahun 1960, ia pindah ke Suriah lalu Mesir dan menyelesaikan sekolahnya.

Meski ia berada di Mesir, pengadilan Irak menjatuhkan hukuman mati in absentia atas dirinya pada 25 Februari 1960.

Menurut Said K. Aburish, ada bukti-bukti bahwa kudeta terhadap Kassim melibatkan agen-agen CIA.

Para perwira militer yang terlibat kudeta itu menjalin hubungan dengan CIA.

Said K. Aburish menyatakan, ada bukti bahwa pusat komando elektronik dibangun di Kuwait untuk memandu pasukan yang bertempur dengan pasukan pendukung Kassim.

Ada bukti pula bahwa mereka, CIA, menyuplai para pelaku kudeta dengan daftar orang-orang yang harus segera disingkirkan demi suksesnya kudeta.

Di Kairo, Mesir, Saddam belajar ilmu hukum (1962 - 1963).

Baca Juga: Mulai Dilanda Bosan dan Kebingungan Bimbing Tugas Sekolah Si Kecil? Jangan Khawatir! Simak Tipsnya Berikut Ini

la kembali ke Irak, 8 Februari 1963. Tahun itu juga, Saddam mengawini Sajida, sepupu pertamanya dari pihak ibu, yang sebenarnya juga putri pamannya, Khairallah Tulfah, mentor politiknya.

Perkawinannya dengan Sajida membuahkan lima anak, dua laki-laki dan tiga perempuan.