Find Us On Social Media :

Tahu Putrinya Jadi Pelaku Mutilasi Manajer HRD dari Televisi, Ibunda Laeli: Bapaknya Kalau ke Sawah Masih Suka Nangis

Tersangka pembunuhan mutilasi di apartemen Kalibata City.

GridHot.ID - Pembunuhan mutilasi yang dilakukan Laeli Atik Supriyatin (26) alias LAS bersama kekasihnya Djumadil Al Fajri (26) terhadap seorang manajer HRD bernama Rinaldi Harley Wismanu (32), membuat orang tuannya terpukul.Ditemui TribunJateng di kediamannya di Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Masliha bercerita soal LAS, anaknya.Masliha mengatakan LAS merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara.LAS pergi ke Jakarta pada tahun 2014.Saat itu LAS meninggalkan kampung halaman karena diterima kuliah di Universitas Indonesia (UI) melalui program Bidik Misi.

Baca Juga: Tak Ada Menyangka, Sosok Wanita Pelaku Mutilasi di Kalibata City Sarjana dari Universitas Terkenal, Sempat Kerja di Perusahaan Besar, Kecerdasannya Pernah Buat Dirinya Ikut Olimpiade KimiaBak kacang lupa kulitnya, selama di Jakarta LAS sangat susah dihubungi.Bahkan saat hari raya Lebaran LAS tidak pulang ke rumah, menengok ayah dan ibunya yang sudah tua.Masliha mengungkapkan, dia dan sang puteri sudah tidak saling tukar kabar atau komunikasi sejak 1,5 tahun yang lalu.Pihak keluarga pernah mencoba mencari Laeli namun hasilnya nihil karena tidak ketemu."Terakhir kabar yang saya dapat, anak saya sudah menikah siri dengan si Fajri itu. Nomor teleponnya yang dulu juga sudah tidak bisa dihubungi lagi," ucap Masliha dikutip TribunJakarta.com dari TribunJateng, pada Minggu (20/9/2020).

Baca Juga: Geger Penemuan Mayat Pria Termutilasi di Apartemen Kalibata City, Begini Kronologi Penemuan Korban, Manajer HRD Perusahaan Kontraktor yang Dicari-cari Keluarga

"Jadi benar-benar saya dan keluarga tidak tahu kabarnya gimana, sampai muncullah berita ini," ungkapnya.Saat pertama kali mengetahui kasus pembunuhan yang melibatkan sang anak, Masliha mengaku shock.Dia tidak menyangka putrinya tega melakukan tindakan tersebut.Sejak saat itu Masliha dan suami terus menangis karena memikirkan nasib anaknya."Saya sudah tua, ingin tenang untuk beribadah saja. Tidak disangka dapat cobaan seperti ini dari anak saya," ucap Masliha.

Baca Juga: Usai KKB Mutilasi Warga Sipil, Lakagak Telenggen: Kepada Semua Orang Asli Papua, Yang Berani Jadi Mata-mata TNI/Polri Akan Ditembak Mati"Benar-benar masih tidak menyangka. Rasanya sedih, sakit hati," katanya.Masliha menceritakan ketika sedang bekerja di sawah, ayah LAS terkadang suka tiba-tiba menangis."Bahkan bapaknya kalau ke sawah juga masih suka menangis kalau mengingat masalah ini," tutur Masliha.Selama ini, Laeli merupakan sosok yang dikenal pendiam dan jarang berkumpul dengan teman-temannya.Meski Laeli seolah sudah melupakannya, Masliha tetap memberikan doa yang terbaik untuk sang anak.

Baca Juga: Dengar 8 Kali Bunyi Tembakan, Pastor Niko Langsung Dihampiri Anggota KKB Papua, Sang Pendeta Dapati Karung di Hadapannya Berisi Tubuh Manusia

"Harapan saya hukuman yang diberikan kepada anak saya bisa diringankan. Jangan disamakan dengan si laki-lakinya," harap Masliha.LAS dan DAF Bunuh RHW Demi HartaSelama ini LAS dan DAF memiliki usaha lain untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.Menurut polisi, DAF alias Fajri pernah jadi sopir taksi online.Namun kemudian berhenti dan kini DAF bekerja serabutan."Sementara LAS berjualan kamera drone secara online. LAS juga menguasai pemetaan lokasi seseorang lewat aplikasi khusus," katanya.

Baca Juga: BREAKING NEWS: KKB Papua Makin Brutal, Berani Hujani Timah Panas dan Mutilasi Tubuh Petani, Seorang Pastor Jadi SaksiHandik mengatakan karena desakan ekonomi, keduanya akhirnya berupaya menguasai harta korban RHW, dengan membunuh dan memutilasinya.Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengatakan uang Rp 97 Juta yang diambil kedua pelaku dari rekening ATM korban, diantaranya dibelikan 11 emas batangan Antam dengan total seberat 26 gram."Selain beli emas Antam, juga dibelikan motor Yamaha N-Max, dua laptop Asus abu-abu, juga perhiasan berupa 2 cincin Emas Bulgri, satu emas carties, dan satu Ipod," kata Nana dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Kamis (17/9/2020).Selain itu, kata dia pelaku juga membeli 1 Handphone Iphone X warna hitam, 1 dompet merk Charles and Keith, 1 HP merk Vivo Y20, dan satu buah jam tangan merk Tissot 1853 TISSOT.

Baca Juga: Sudah Nyicil Puasa Khifarat untuk 5 Nyawa, Ryan si Jagal dari Jombang Tinggal Menghitung Hari Jalani Eksekusi Mati, Lakukan Pertobatan dengan Puasa Selama Dua Bulan Berturut-turut untuk Setiap Korban yang Dihabisi

"Tersangka DAF ini perannya sebagai eksekutor atau yang membunuh korban serta memutilasinya."Sementara LAS perannya mengajak korban Rinaldi untuk bertemu dan menyewa apartemen di Pasar Baru, Jakarta Pusat," kata Nana.Kronologi PembunuhanPembunuhan ini bermula ketika korban berkenalan dengan LAS melalui aplikasi Tinder.Setelah intens berkomunikasi, RHW dan LAS memutuskan untuk bertemu pada Senin (7/9/2020).Pada Rabu (9/9/2020), keduanya menyewa kamar di apartemen di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat.

Baca Juga: Pakai Gergaji Listrik, Nenek Ini Mutilasi Tubuh Putranya Menjadi 70 Bagian, Anehnya, Dia Lolos Begitu Saja dari Hukuman PenjaraKamar itu disewa selama tiga hari hingga Sabtu (12/9/2020)."Saat masuk kamar di tanggal 9 September, ternyata DAF sudah lebih dulu masuk. Dia bersembunyi di kamar mandi," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana, pada Kamis (17/9/2020).Ketika korban dan LAS sedang berhubungan intim, DAF keluar dari tempat persembunyiannya.DAF langsung menghampiri LAS dan memukul kepala bagian belakang korban menggunakan batu bata sebanyak tiga kali.Selain itu, jelas Nana, DAF juga melakukan tujuh tusukan kepada RHW hingga korban meninggal dunia.

Baca Juga: Baru Selesai Salat Jumat, Muslim Langsung Bergegas Pulang dan Dobrak Pintu Rumah Tanpa Pikir Panjang, Kaget Temukan Istrinya di Dalam Kulkas Sudah Menjadi Mayat

Di hari dan lokasi yang sama, jenazah RHW dimutilasi menggunakan gergaji dan sebilah golok.Pada Sabtu (12/9/2020), potongan tubuh korban yang dibungkus plastik kresek dan dimasukkan ke koper dibawa ke Apartemen Kalibata City.Itu adalah hari di mana keluarga korban melapor ke Polda Metro Jaya terkait orang hilang.Empat hari kemudian, jenazah korban yang sudah dimutilasi ditemukan di sebuah kamar di lantai 16 Tower Ebony.Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul "Tahu Laeli Mutilasi Manajer HRD dari TV, Ibunda Sedih: Bapaknya Kalau ke Sawah Suka Nangis Inget Ini"(*)