Find Us On Social Media :

Perang Berkecamuk di Nagorno-Karabakh, Armenia Klaim Tembak Jatuh 4 Drone Azerbaijan di Dekat Ibu kota Yerevan

Dalam potongan video yang dirilis Kementerian Pertahanan Azerbaijan menunjukkan, tentara mereka menembakkan artileri ke wilayah pasukan Armenia di Nagorny Karabakh.

Gridhot.ID - Perang Armenia dan Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh makin sengit di hari kelima.

Militer Armenia mengklaim telah berhasil menembak jatuh empat drone di provinsi dekat Yerevan. 

Hal tersebut diungkapkan oleh Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan pada Kamis (1/10/2020).

Baca Juga: Zona Perang Baru! Armenia dan Azerbaijan Saling Lancarkan Serangan Brutal, Rusia Langsung Ambil Tindakan Ini

Mengutip Reuters, seorang saksi mata melihat sejumlah benda bercahaya di langit di tengah bentrokan dengan Azerbaijan.

Menurut Pashinyan, empat drone muncul di wilayah udara Armenia di provinsi Kotayk dan Gegharkunik, dan pasukan pertahanan udara Armenia telah menghancurkan mereka.

Dia menuliskan hal tersebut di media sosial ketika konflik dengan Azerbaijan berkecamuk untuk hari kelima.

Tudingan genosida

Selain itu, Pashinyan juga menuduh Turki kembali melakukan aksi genosida dengan mengatakan militer Ankara secara langsung memimpin serangan oleh pasukan Azeri terhadap pasukan etnis Armenia di sekitar Nagorno-Karabakh.

Dalam perang tersebut, puluhan orang telah dilaporkan tewas dan ratusan lainnya cedera sejak Minggu dalam pertempuran sengit.

Hal ini telah memperbaharui kekhawatiran tentang stabilitas di Kaukasus Selatan, koridor jaringan pipa yang menyalurkan minyak dan gas ke pasar dunia.

Baca Juga: Pecah 'Perang' di PBB, China Lantang Sebut Amerika Serikat Biang Kerok Dunia, Geram Beijing Terus Disalahkan Soal Pandemi Corona

Presiden Prancis, Rusia dan Amerika Serikat pada Kamis menyerukan gencatan senjata antara Azerbaijan dan pasukan etnis Armenia di sekitar Nagorno-Karabakh.

Akan tetapi menurut Turki, sekutu Azeri, tiga kekuatan besar seharusnya tidak memiliki peran dalam gerakan perdamaian.

"Situasinya jauh lebih serius (dibandingkan bentrokan sebelumnya pada 2016). Akan lebih tepat untuk membandingkannya dengan apa yang terjadi pada tahun 1915, ketika lebih dari 1,5 juta orang Armenia dibantai selama genosida pertama abad ke-20," kata Pashinyan kepada surat kabar Le Figaro dalam wawancara yang diterbitkan Kamis malam.

"Negara Turki, yang terus menyangkal perbuatan masa lalu, sekali lagi merambah jalan genosida," tambahnya.

Baca Juga: Sukhoi SU-25 Armenia Ditembak Jatuh F-16 Turki Hingga Pilotnya Tewas, Azerbaijan Pasang Badan Bantah Anak Buah Erdogan Jadi Pelakunya, Pecah Perang Buat Sang Menlu Ungkap Satu-satunya Jalan Keluar untuk Perdamaian

Melansir Reuters, Turki membantah pernyataan tersebut.

Turki mengakui bahwa banyak warga Armenia yang hidup di zaman Kekaisaran Ottoman terbunuh dalam bentrokan dengan pasukan Ottoman selama Perang Dunia Pertama.

Namun Turki membantah angka tersebut dan menyangkal bahwa pembunuhan itu diatur secara sistematis dan merupakan genosida.

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: "Perang hari kelima: Armenia klaim tembak jatuh empat drone di dekat ibu kota Yerevan."

(*)