Korea Utara Krisis Parah, Kim Jong Un Turun Istana dan Perintahkan Kaki Tangannya untuk Laksanakan Perang 80 Hari, Bakal Jadi Pertaruhan Para Rakyat Tunjukkan Loyalitasnya ke Negara

Selasa, 06 Oktober 2020 | 18:00
KNCA Watch

Kim Jong Un

Gridhot.ID - Korea Utara nyatanya sedang tak bahagia.

Selain wabah corona, wilayah Kim Jon Un kini sedang kesulitan akibat bencana alam yang menimpa mereka.

Bencana alam dan krisis ekonomi akibat virus corona semakin menekan perekonomian Korea Utara yang kini masih menjalani sanksi PBB.

Baca Juga: Berada di Bawah Komando Presiden, Inilah Pasukan Paling Elit Milik TNI yang Baru Diresmikan, Hadi Tjahjanto: Presentase Keberhasilan Operasi Mendekati 100 Persen

Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un memerintahkan jajarannya untuk "perang" 80 hari demi memacu perekonomian.

Berdasarkan pemberitaan media setempat, titah Kim Jong Un itu disampaikan jelang kongres Partai Buruh Korea yang dihelat pada Januari mendatang.

Keputusan yang dibuat saat pertemuan rutin partai itu diambil setelah ekonomi negara itu dihantam banjir, virus corona, maupun sanksi dari PBB.

Baca Juga: Tunjuk-tunjuk dan Sebut Masjid Putar Lagu DJ, Youtuber Kenneth William Diduga Lakukan Pelecehan, Ini yang Sebenarnya Terjadi

Mobilisasi massa, seperti penambahan jam kerja yang panjang maupun pemberian tugas tambahan merupakan hal umum di Korea Utara.

Biasanya, Pyongyang bakal menggunakan terminologi militer seperti " Perang" untuk menggambarkan perjuangan yang dilakukan publik.

Namun, kantor berita KCNA yang rilis dalam bahasa Inggris menggunakan istilah yang lebih diplomatis, "kampanye", atas perintah Kim Jong Un.

Baca Juga: Polisikan Najwa Shihab Karena Mewawancarai Kursi Kosong Menkes Terawan, Relawan Jokowi Bersatu: Secara Tidak Langsung Sudah Mendeskritkan Presiden

Dalam ulasan KCNA, pemerintah Korea Utara sudah menunjukkan sebuah momen bersejarah yang mereka berikan dengan harga sangat mahal.

"Dengan berani kami mengatasi pencobaan dan kesulitan berat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tapi kami tak boleh berpuas diri," jelas media itu.

Dilansir AFP Selasa (6/10/2020), "pertempuran" ini dipandang sebagai upaya menunjukkan loyalitas kepada pemerintah Korea Utara.

Baca Juga: 18 Tahun Prajuritnya Terbentang Jarak dengan Keluarga Demi Tugas Negara, KSAD Andika Perkasa Tak Tanggung-tanggung Beri Hadiah Spesial Buat Anak Buahnya, Netizen: Saya Bisa Merasakan...

Sementara di masa lalu, para pembelot maupun aktivis kemanusiaan menyatakan langkah tersebut hanyalah manuver Pyongyang guna melegalkan kerja paksa.

Pertemuan partai penguasa pada Januari, pertama dalam lima tahun terakhir, bertujuan untuk meletakkan pondasi ekonomi baru.

Pyongyang disebut menderita kemunduran perekonomian yang sangat hebat, di mana rencana yang mereka susun tahun ini harus mereka batalkan.

Baca Juga: Baru Anteknya yang Tertangkap, Dalang Utama Pembunuhan Warga Sipil di Papua Masih Jadi Buron Aparat Gabungan, Brigjen Awi Setiyono: Pecatan TNI dalam Kasus Penjualan Amunisi

Bahkan pada pertemuan Agustus lalu, pemerintah sepakat bahwa "gol ekonomi yang telah mereka susun untuk tahun ini harus mengalami penundaan".

Belum lagi sanksi yang dijatuhkan internasional kepada Korea Utara karena mereka menggelar uji coba rudal balistik dan senjata nuklir.

Analis memprediksi, rencana tersebut bakal dipaparkan pada Sabtu (10/10/2020), atau saat peringatan 75 tahun Partai Buruh Korea.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Demi hal ini, Kim Jong Un instruksikan "perang" 80 hari.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber kontan