Find Us On Social Media :

Kasus Covid-19 di Negaranya Meroket, PM Malaysia Ogah Lockdown dan Pilih Lakukan Hal Ini, Muhyiddin: Mohon Maaf Jika Abah Harus Mulai Gunakan Tongkat

Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin (kiri), berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan dengan Economic Action Council (EAC), di Kantor Perdana Menteri, Putrajaya, Malaysia, Senin (16/3/2020).

GridHot.ID - Selama beberapa waktu terakhir, kasus virus corona di Negeri Jiran dikabarkan mengalami peningkatan.

Sebagian kasus disebut berasal dari penularan lokal, sementara yang lain merupakan kasus impor.

Bahkan sebelumnya, Malaysia telah memberi peringatan adanya gelombang baru covid-19.

Baca Juga: 2020 Tinggal Hitungan Hari, Keluarga Atta Halilitar Masih Terjebak Lockdown di Malaysia, Aurel Hermansyah Batal Dipinang?

Perdana Menteri Muhyiddin Yassin menegaskan, hukuman menunggu mereka yang tidak mematuhi protokol kesehatan, terlepas dari status atau gelar mereka.

Malaysia pada Selasa (6/10/2020) melaporkan 691 kasus baru virus corona, lompatan harian terbesar sejak pandemi melanda negeri jiran. Tambahan kasus anyar membawa total infeksi di negara tersebut menjadi 13.504.

Dalam pidato yang disiarkan langsung di televisi, Selasa (6/10/2020), Muhyiddin mengatakan, Pemerintah Malaysia akan mengerahkan petugas penegakan hukum secara nasional. Ini untuk memastikan kepatuhan di antara masyarakat.

Baca Juga: Indonesia Perlu Waspada, Gara-gara Pilkada, Malaysia Peringatkan Gelombang Baru Covid-19

“Saya mohon maaf jika abah ini harus mulai menggunakan tongkat,” kata Perdana Menteri Malaysia, mengacu pada dirinya sendiri yang dalam bahasa Melayu berarti ayah, seperti dikutip Channel News Asia.

Meskipun kasus virus corona meningkat tajam, Muhyiddin mengungkapkan, Pemerintah Malaysia belum mempertimbangkan untuk memberlakukan penguncian nasional lagi.

"Untuk saat ini, kami belum memikirkan lockdown total karena jika dilakukan sekali lagi bisa meninggalkan dampak yang besar, sehingga kami khawatir akan crash sistem sosial dan ekonomi di negara ini," ujarnya.

Memberlakukan MCO tertarget

Penguncian total bertajuk perintah kontrol gerakan (MCO) berlaku pada 18 Maret lalu, dengan sekolah dan bisnis terpaksa ditutup untuk mengekang penyebaran virus corona.

Kemudian, Pemerintah Malaysia secara bertahap mulai mengurangi penguncian ketat itu menjadi MCO bersyarat dan MCO pemulihan, di mana hampir semua sektor ekonomi kembali beroperasi.

Baca Juga: Karyawannya Mayoritas Orang Indonesia, Perusahaan Malaysia Ini Ketahuan Lakukan Kerja Paksa dan Kekerasan Pada Pegawainya, Boroknya Justru Dikuliti Amerika

Fase MCO pemulihan akan berlangsung hingga 31 Desember.

Alih-alih MCO berskala nasional, Muhyiddin menyebutkan, pihak berwenang justru akan memberlakukan MCO tertarget di wilayah dengan jumlah kasus tinggi.

“Saya yakin, kesiapan sistem kesehatan kita akan memungkinkan kita untuk mengelola pandemi COVID-19 tanpa harus menutup sistem ekonomi seperti yang dilakukan sebelumnya," sebut dia.

Baca Juga: Dari Kartu Nama Joe Chan, Begini Kronologi Perkenalan Jaksa Pinangki dan Djoko Tjandra, Awalnya Ngaku Jadi Konglomerat di Malaysia

“Saat ini, pemulihan ekonomi berjalan dengan baik. Keputusan apa pun yang diambil harus mempertimbangkan penghidupan 15 juta penduduk yang bekerja,” kata Perdana Menteri Malaysia.

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Kasus corona melonjak, PM Malaysia: Mohon maaf jika abah harus mulai gunakan tongkat (*)