Find Us On Social Media :

Mengenal Sosok Letkol Revilla Oulina Piliang, Perempuan Pertama Dunia Asal Indonesia yang Jadi Komandan Pasukan PBB di Afrika, Begini Kisahnya

Revilla Oulina Piliang

Gridhot.ID - Wanita asal Pariaman, Sumatera Barat, Revilla Oulina Pinang sukses mengukir prestasi di dunia militer.

Ia menjadi perempuan pertama yang menjadi komandan pasukan PBB saat bertugas di Sudan pada 2017-2018 lalu.

Prajurit TNI AU berpangkat Letnan Kolonel ini tercatat sebagai Chief U9 Unamid (United Nations African Mission In Darfur).

Baca Juga: Vanuatu Ikut Campur Masalah Papua di Sidang PBB, Diplomat Muda Indonesia Beri Jawaban Skakmat: Anda Bukan Perwakilan Papua, Berhentilah Berfantasi!

Unamid adalah misi kerjasama antara PBB dan Uni Afrika untuk mengamankan wilayah Darfur, Sudan.

Awalnya saat tawaran itu datang, Villa sempat menolak ikut tes menjadi pasukan perdamaian PBB.

Namun akhirnya memutuskan ikut dan lolos jadi pemimpin salah satu tim pasukan PBB di Sudan, Afrika Utara.

"Tugas saya itu mengoordinasikan pembangunan di wilayah Sudan. Misalnya PBB mau bangun masjid, jembatan, sekolah, penjara, itu saya koordinasikan dengan satuan tugas. Dan iya, (jabatan) Chief U9, ini pertama kali dipegang perempuan, dan saya bangga," tukas ibu dari 2 anak in.

Lantas, bagaimana Villa tertarik dengan dunia militer?

Sejak kecil Villa ternyata memang tertarik dengan dunia militer.

Baca Juga: Pecah 'Perang' di PBB, China Lantang Sebut Amerika Serikat Biang Kerok Dunia, Geram Beijing Terus Disalahkan Soal Pandemi Corona

Ketika itu, ia sering melihat tentara lalu-lalang di desanya, yang lokasinya boleh dibilang jauh dari perkotaan di wilayah Pariaman.

Tentara yang ia lihat saat itu hampir semuanya laki-laki. Ia nyaris tak pernah melihat ada tentara perempuan bertugas di desanya.

Suatu saat, ketika berlibur ke Jakarta, Villa melihat pemandangan yang makin meyakinkan niatnya jadi tentara.

"Pas bus berhenti di Tugu Tani, saya lihat bus TNI AU. Itu isinya tentara perempuan semua. Mereka cantik-cantik dan keren. Saya langsung pengin jadi tentara. Saya ikutan Menwa (Resimen Mahasiswa). Katanya bisa jadi militer kalau ikutan Menwa," cerita Villa.

Villa sempat meminta izin kepada ibunya untuk jadi tentara. Sang ibu sempat ragu, karena khawatir ia tak bisa bertahan.

"Ibu bilang latihan fisiknya itu berat. Katanya, kalau enggak kuat ya enggak usah dilanjutin. Ternyata saya kuat. Karena sudah dilatih pas ikut Menwa," kata Villa.  

Baca Juga: Caper Jelang Sidang PBB, KKB Papua Tebar Fitnah Keji Usai Tembak Mati Pendeta di Intan Jaya, Tuding TNI Sebagai Pelakunya, Padahal Ini 4 Faktanya

 

Ada kisah mengesankan selama Villa menjabat Chief U9.

Ia cerita, Sudan merupakan salah satu negara konflik yang miskin dan masih kental dengan perang suku.

Villa sering menangis melihat kondisi warga di sana.

"Sedih, sumber air itu enggak ada. Pas ke pasar, saya lihat orang-orang jualan di atas pasir, itu kan panas. Sekolah di sana juga bangunannya menyedihkan. Saya beruntung sekali, Indonesia jauh lebih baik," kata Villa. 

Selama bertugas di sana, Villa harus ekstra hati-hati.

Setiap ke luar kantor untuk bertugas, ia harus dikawal pasukan PBB lain karena bisa disandera warga setempat.

"Sekalinya dikawal itu bisa tujuh mobil, mobil saya di tengah. Kayak di film-film itu. Mereka menculik orang PBB buat minta uang. Jujur, saya takut. Tapi tugas harus saya selesaikan," kisah Villa.

Baca Juga: Kadali Timor Leste yang Miskin, Australia Tega Sedot Rp 43 Miliar per Minggu dari Ladang Minyak Bayu Undan, Kongkalikong dengan Perjanjian Ini

Lantas, bagaimana Villa melepas rindu dengan keluarga?

Villa bersyukur karena di sana tersedia fasilitas wifi, sehingga setiap hari bisa video call dengan kedua anaknya untuk penambah semangat.

Kini, setelah setahun tugas, Villa pulang ke Indonesia dengan kondisi selamat.

Saat ini, ia bertugas sebagai pengajar di Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara (Sekkau) di Jakarta.

Villa mengajar bahasa Inggris untuk prajurit muda.

Artikel ini telah tayang di Nova dengan judul: "Kisah Revilla Oulina Piliang, Perempuan Pertama di Dunia Asal Indonesia Jadi Komandan Pasukan PBB."

(*)