Find Us On Social Media :

Dipaksa Soeharto Keluar dari Istana Negara, Soekarno Tinggalkan Sejumlah Harta Karunnya, Presiden Pertama Indonesa Hanya Bawa Barang Berbungkus Kertas Koran, Apa?

Soekarno dan Soeharto.

GridHot.ID - Kisah tentang Soekarno banyak menyebar di masyarakat.

Salah satunya kisah yang ditulis oleh Adji Nugroho dalam bukunya yang berjudul "Selangkah Lebih Dekat dengan Soekarno", yang diterbitkan tahun 2017.

Menjelang akhir kekuasaannya, Soekarno pernah dipaksa keluar Istana oleh Soeharto.

Nah, saat meninggalkan Istana Kepresidenan, Soekarno meninggalkan sejumlah barang berharga miliknya.

Baca Juga: Sering Temani Soekarno Ritual di Hutan Belantara, Sosok Mbah Arjo Jadi Manusia Tertua yang Pernah Ada di Indonesia: Saya Ini Nggak Pernah Sakit, Flu Aja Nggak

Di antaranya berbagai kemeja favorit, arloji Rolex, dan berbagai barang berharga lainnya.

Meski demikian, ada satu barang berharga yang justru dibawa oleh Soekarno.

"Ketika meninggalkan Istana Kepresidenan, Bung Karno hanya membawa benda yang merupakan salah satu simbol dari 1001 kisah pengorbanannya untuk menyelamatkan bangsa Indonesia," tulis Ajdi Nugroho.

Benda yang dibawa, dan digenggam erat oleh Soekarno itu adalah bendera pusaka, Sang Saka Merah Putih.

Baca Juga: Menilik Ketegangan Peristiwa Kemanusiaan G30S, Penyebab Sulitnya Evakuasi Jenazah Korban hingga Detik-detik Penggalian Mayat Pembuangan Lubang Buaya: Pakai Peralatan Khusus Pasukan Katak

"Bendera itu hanya dibungkus dengan kertas koran," tandas Adji Nugroho.

Sementara itu dalam kisah lainnya, Soekarno pernah diajak melarian diri oleh para loyalisnya.

Itu seperti yang ditulis dalam buku "80 Tahun Sidarto Danusubroto Jalan Terjal Perubahan Dari Ajudan Soekarno Sampai Wantimpres Joko Widodo," terbitan Kompas tahun 2016 lalu.

Dalam buku itu disebutkan, Detasemen Kawal Pribadi (DKP) yang mengawal Soekarno digantikan oleh Satuan Tugas Polisi Militer Angkatan Darat (Satgas Pomad), pada 16 Agustus 1967.

Baca Juga: Surat Cerai Neneknya dengan Soekarno Diperjualbelikan dengan Harga Rp 25 Miliar, Cucu Inggit Garnasih: Kenapa Harus Diributkan?

Pergantian itu membuat Soekarno sempat down. Hingga Soekarno merasa kehilangan segalanya.

Sebab, DKP merupakan ring satu yang selalu menjaganya sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

"Karena Komandan DKP Ajun Komisaris Besar Polisi Mangil Martowidjojo sudah ditahan."

"Sudiyo dan beberapa perwira DKP bersama beberapa perwira Korps Komando Angkatan Laut/ sekarangn Marinir (KKO), sekitar 15 orang mengadakan rapat-rapat untuk merancang rencana melarikan Bung Karno dari tahanan," tulis Sidarto.

Baca Juga: Kocar-kacir Cari Perlindungan ke Luar Negeri hingga Ucap Janji Tak Mau Balik Indonesia Sampai Mati, Berikut Kisah Mantan Pasukan Cakrabirawa Usai G30S/PKI, Ini 7 Faktanya

Rapat itu mereka adakan di rumah seorang loyalis Soekarno, AKBP Oetoro, di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

"Mereka meminta saya hadir dalam pertemuan tersebut," ungkap Sidarto.

Menurut Sidarto, mereka mengundang dirinya karena menganggap dia adalah ajudan yang dekat dengan Soekarno.

Mereka pun menyampaikan pesan untuk Soekarno.

"Bilang pada Bapak, daripada Bapak meninggal dalam keadaan tersiksa seperti ini, lebih baik sama-sama kita," lanjut Sidarto.

Baca Juga: Jadi Penjaga Kepercayaan Soekarno Hingga Miliki Segudang Pengalaman Tempur, Pasukan Cakrabirawa Nyatanya Takut Saat Sang Presiden Sedang Marah-marah, Sosok dari Kepolisian Ini Jadi Tameng Para Pengawal Tiap Bung Karno Emosi Tak Karuan

Sidarto pun menyampaikan hal itu kepada Soekarno dan Sidarto pun merasa terkejut.

Sebab, dia sama sekali tidak menyangka Soekarno bersedia dilarikan diri dari tahanan.

Bahkan, Soekarno juga menyampaikan sebuah pesan.

"To, kalau terjadi apa-apa dengan saya, beritahu Mega," kenang Sidarto menirukan ucapan Soekarno.

Menurut Sidarto, Megawati Soekarnoputri, putrinya, pun pada akhirnya mengetahui rencana ini.

Baca Juga: Ditawarkan hingga Rp 25 Miliar, si Penjual Surat Nikah dan Cerai Soekarno dengan Inggit Garnasih Auto Buron, Sejarawan Jabar Minta Ridwan Kamil Turun Tangan

Sayang, rencana tersebut akhirnya terbongkar.

Penyebabnya satu hal.

"Rencana melarikan Bung Karno terbongkar karena saya rasa yang mendengar konspirasi ini cukup banyak sehingga mudah tercium aparat intelijen," kata Sidarto.

Akibatnya, Sidarto pun diinterogasi selama empat tahun oleh Tim Screening Kepolisian Pusat (Tenning Polsat), dan Tim Pemeriksa Pusat (Teperpu).

Sidarto dianggap sebagai penghubung Soekarno.

"Setiap ditanya tentang rencana ini, saya selalu membantah pernah lapor kepada Bung Karno."

"Saya ikut rapat dua kali dengan mereka karena solidaritas saja," tandas Sidarto.(Aminudin)

Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id dengan judul "Dipaksa Soeharto Kosongkan Istana, Soekarno Tinggalkan 'Harta Karun', Salah Satunya Arloji Branded

(*)