Find Us On Social Media :

Dipercaya Lebih Ganas dari Kopassus, Pasukan Harimau Indonesia Jadi Tim Khusus yang Paling Ditakuti Masa Perang, Penjaga Terakhir Soekarno yang Bergerak Senyap Hingga Tak Tercatat Negara

Soekarno dan Eisenhower

Pasukan Harimau Indonesia ini memang terkenal militan karena terdiri dari para pejuang kelompok pelajar SMP Nasional yang umumnya mahir berbahasa Belanda.

Mereka pernah menyerang dan menduduki Hotel Empres pada 29 Oktober 1945 dari tangan NICA serta berhasil membebaskan rekan yang semula ditahan oleh NICA.

Baca Juga: Baru Sebulan Tinggalkan Kiwil dan Hidup Bareng Pengusaha, Meggy Wulandari Tiba-tiba Buat Tulisan Singgung Amarah Seorang Istri: Aku Tunduk Setunduk-tunduknya!

Komandan Pasukan Harimau Indonesia Indonesia Indonesia adalah Muhammad Syah, Wakil Komandan Robert Wolter Mongisidi, dan Maulwi Saelan sendiri menjabat sebagai Kepala Staf.

Pasukan Harimau Indonesia Indonesia memiliki taktik dan strategi tempur khusus. Sebagaimana dituliskan dalam buku Maulwi Saelan: Penjaga Terakhir Seokarno.

Disebutkan bahwa Pasukan Harimau Indonesia Indonesia menyerang dan merampas persenjataan pasukan Belanda dengan target individu atau kelompok kecil serdadu NICA, KNIL, polisi, kaki tangan Belanda, serta gudang amunisi.

Jika digambarkan di zaman sekarang, Pasukan Harimau Indonesia Indonesia bisa disamakan seperti pasukan khusus yang bertempur secara senyap.

Mereka mahir melaksanakan sabotase sasaran vital musuh, menimbulkan ketakutan dan kepanikan terhadap kehidupan sehar-hari pasukan Belanda, menghadang distribusi logistik, dan lainnya.

Oleh sebab itu, pasukan yang dibentuk di Makassar ini sangat populer di era Perang Kemerdekaan.

Robert Wolter Mongisidi yang merupakan personel Pasukan Harimau Indonesia Indonesia yang paling ditakuti Belanda memang berhasil ditangkap dan kemudian dihukum mati pada 5 September 1949.

Baca Juga: Tembak Gas Air Mata Hingga Masuk Pemukiman, Polisi yang Bubarkan Demo Dilabrak Nenek Roslina Hingga Dikata-katai di Depan Mukanya, Petugas: Mestinya Marahnya ke Mahasiswa

Ketika akan dieksekusi Mongisidi menolak memakai penutup mata dan tetap meneriakkan pekik “Merdeka!” sebelum peluru regu tembak menerjangnya.

Di era Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, sosok Mongisidi kembali populer setelah kisah perjuangannya dibuat film bertajuk Tapak-Tapak Kaki Wolter Mongisidi (1982).

Selain diangkat sebagai Pahlawan Nasional pada 6 November 1973, Mongisidi juga mendapatkan penghargaan tertinggi dari negara, yakni Bintang Mahaputra.

Nama Mongisidi pun diabadikan sebaga nama bandara, kapal perang, dan satuan militer (TNI).

ABRI (TNI) di era Orde Baru memiliki pasukan khusus yang dinamai Pasukan Harimau Indonesia Indonesia yang bertugas mengawal Presiden secara senyap.

Akan tetapi, keberadaan pasukan yang memiliki kehebatan seperti Kopassus ini masih simpang siur sebab tidak adanya bukti yang otentik.

Padahal sebagai satuan khusus yang dibentuk secara resmi oleh pemerintah, jika Pasukan Harimau Indonesia Indonesia memang ada pasti ada bukti dan dokumen otentik.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Tak Kalah Hebat dari Kopassus, Begini Kiprah Pasukan Harimau Indonesia, Penjaga Terakhir Soekarno.

(*)