Find Us On Social Media :

Referendum Bumi Lorosae Sisakan Kisah Pilu Para Pengungsi, Pria Bernama Muhajir Ini Terpaksa Pisah dengan Adiknya yang Memihak Timor Leste Merdeka: Saya Tetap Ingin Bergabung dengan Indonesia

Ribuan warga Kota Dili antre dalam pelaksanaan Referendum Timor Timur, 30 Agustus 1999.

Sejak mengungsi dari Timor Leste, Muhajir (42) tak pernah beranjak dari pengungsian di desa itu.

Muhajir dan keluarganya tinggal di rumah darurat beratapkan seng di Noelbaki.

Di desa yang kini ia tinggali, Muhajir tinggal bersama 3000 orang lainnya yang sama-sama mengungsi dari Timor Leste pasca referendum 1999.

Baca Juga: Mampir ke Vatikan, Jusuf Kalla Temui Paus Franciscus dan Berdialog Selama 70 Menit, Singgung Presiden RI, Ternyata Ini yang Dibahas Keduanya

"Saya dulu di Timor Leste di Kabupaten Viqueque," katanya.

"Saya pindah sama keluarga, mengungsi ke negara Indonesia. Termasuk bapak, mama, istri, anak semuanya ikut," ujar mantan petani ini mengawali perbincangan dengan ABC, dikutip dari Tribun Papua.

Meski banyak keluarganya ikut mengungsi bersamanya, namun ada pula anggota keluarga yang berbeda pilihan.

Baca Juga: Bongkar Penyebab Rizki D'Academy Pisah Rumah, Ayah Angkat Nadya Mustika Singgung Soal Komitmen Awal Menikah, Warsa: A' Iki Mohon Maaf...

"(Saya) sedih karena kita pisah dengan keluarga, artinya kurang lebih ya 3-4 bulan itu kami masih sedih," katanya.

"Banyak yang masih tinggal di Timor Leste, termasuk saudaranya bapak, saudara kakak bapak, saudara adik bapak, banyak yang masih di sana."