GridHot.ID - Perang antara Armenia dan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh pecah pada 27 September 2020.
Perang tersebut menyebabkan ribuan tentara tewas.
Mengutip Kompas.com, Armenia menyebut, lebih dari dua ribu tentara tewas dalam perang melawan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh selama enam pekan.
"Sebagai catatan, dinas forensik kami menentukan 2.317 mayat adalah tentara kami, termasuk yang tak teridentifikasi," ujar juru bicara kementerian kesehatan Alina Nikoghosyan di Facebook.
Pembaruan data yang diumumkan Nikoghosyan menambah 1.000 orang dibandingkan jumlah terakhir yang diungkapkan kelompok separatis Armenia.
Perang Yerevan melawan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh berakhir melalui gencatan senjata pada Senin (9/11/2020).
Penghentian tembak menembak itu diumumkan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, di mana dia menyebutnya "keputusan yang menyakitkan".
Melalui gencatan senjata yang dimediasi Rusia, Yerevan bakal menyerahkan wilayah di Karabakh yang bisa direbut oleh Baku.
Dilansir AFP Sabtu (14/11/2020), Azerbaijan tidak menyebutkan korban tewas di pasukannya.
Namun diyakini jumlah lebih besar dari yang diklaim.
Pada Jumat (13/11/2020), Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan korban tewas lebih dari 4.000 orang, dengan 8.000 lainnya terluka.
Putin juga menuturkan terdapat 143 warga sipil yang terkonfirmasi terbunuh dalam perang yang berlangsung di region Kaukasia itu.
Dia melanjutkan, puluhan ribu orang terpaksa mengungsi karena baik rumah maupun bangunan di Karabakh hancur terkena artilerti dua kubu.
Berdasarkan perjanjian damai yang disepakati, Azerbaijan bakal menguasai kota yang mereka rebut, termasuk kota terbesar Shusha.
Sementara Armenia sepakat untuk menarik diri dari mayoritas kawasan Nagorno-Karabakh dan wilayah lainnya secara berkala.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "2.317 Tentara Armenia Tewas dalam Perang Lawan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh"(*)