Find Us On Social Media :

Epidemiolog Sebut Pemerintah Ingin Warga Bayar Sendiri Vaksin Corona Agar Ekonomi Indonesia Bergulir: Arahnya ke Sana!

Jokowi saat kunjungan bersama beberapa menteri

- Angka reproduksi Covid-19 harus ditekan serendah mungkin, setidaknya 1

- Cakupan dari vaksinasinya mendekati 100 persen.

Baca Juga: Rayakan 1 Tahun Pernikahan, Cut Tari Tulis Kalimat Romantis untuk Richard Kevin: Aku Tahu Cinta Karena Kamu

Menurut Dicky, dengan berbagai masalah yang muncul selama berjalannya pandemi, termasuk ada kelompok masyarakat yang tak percaya Covid-19, maka akan sulit untuk mencapai cakupan vaksinasi yang optimal.

"Cakupan itu bisa karena orang sudah punya pemahaman 'Enggak ada itu Covid-19'. Kan banyak sekarang yang merasa 'Covid-19 ini bohongan'. Kelompok orang seperti ini tidak bisa diabaikan," kata Dicky.

"Jangankan 10 persen, 1 persen kelompok orang seperti ini di satu wilayah bisa jadi masalah kok," lanjut dia.

Biaya vaksin juga akan menjadi beban bagi masyarakat.

Kriteria masyarakat miskin yang akan menerima vaksin gratis, menurut Dicky, belum jelas.

Baca Juga: 20 Hari Bakal di Balik Jeruji Besi, Rizieq Shihab Ditahan Polisi Karena Alasan Ini

"Jadi akan ada juga kelompok yang boro-boro mau bayar (vaksin), karena untuk kehidupannya saja dia masih kesulitan," kata Dicky.

Dicky mengatakan, dua faktor yang telah ia paparkan di atas merupakan beberapa alasan yang menjadikan vaksinasi pada masa pandemi seharusnya digratiskan.

"Kalau diprofitkan atau dikomersialkan, itu akan menjauhkan dari keberhasilan strategi vaksinasi itu sendiri," kata Dicky.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Alasan Vaksin Covid-19 Seharusnya Gratis untuk Semua, Tidak Dikomersilkan"

(*)