GridHot.ID - Pada tahun 2000, detasemen kecil SAS dari Angkatan Pertahanan Selandia Baru mengambil bagian dalam misi berani untuk dengan aman memindahkan puluhan personel Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dari wilayah musuh, di Timor Barat.
Mereka juga membantu menemukan unsur-unsur milisi yang telah menyusup melintasi perbatasan ke Timor Leste.
Milisi yang sama, yang bertanggung jawab atas kematian prajurit Selandia Baru, Prajurit Leonard Manning, pada tanggal 24 Juli 2000.
Kelompok-kelompok milisi bertanggung jawab atas kekerasan dan intimidasi di Timor Leste menjelang, dan segera setelah itu, pemungutan suara untuk kemerdekaan pada tanggal 30 Agustus 1999. Hasilnya diumumkan lima hari kemudian.
Milisi menolak hasil tersebut dan dengan keras menentang proses demokrasi selanjutnya yang terjadi di Timor Leste, serta kehadiran pasukan PBB.
Sebagai informasi, kelompok milisi adalah orang Timor Leste yang memelihara hubungan dengan pasukan keamanan Indonesia dan pihak berwenang di Timor Barat.
Mereka memegang kendali yang signifikan atas para pengungsi Timor Leste di kamp-kamp di sana.
Mereka melihat PBB sebagai kekuatan militer internasional yang telah mencuri Timor Timur dari Indonesia, bukan organisasi kemanusiaan yang tidak memihak.
Kontribusi Selandia Baru pada operasi penjaga perdamaian PBB terdiri dari sekitar 800 batalion gabungan (dari Selandia Baru, Nepal, Fiji dan Irlandia).