Find Us On Social Media :

Menetap di Indonesia Meski Sang Suami Tewas di Suriah, Ini Sosok Tazneen Miriam Sailar Alias Ummu Yasmin, WN Inggris yang Menikah dengan Terduga Teroris JI Asal Tasikmalaya

Densus 88 menggiring terduga teroris dari Makassar setibanya di Bandara Soekarno Hatta

GridHot.ID - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) telah merampungkan proses analisis dan identifikasi terhadap 92 rekening milik Front Pembela Islam (FPI).

Hasilnya, PPATK menemukan adanya dugaan perbuatan melawan hukum yang dilakukan salah satu rekening milik FPI yang dibekukan sementara itu.

Tak hanya itu saja, melansir TribunJabar.id, polisi menemukan sebuah transaksi dari rekening yang terafiliasi FPI mengarah pada seorang istri teroris.

Baca Juga: Kadali Amerika Sebelum Hukum Gantung Dijatuhkan Padanya, Akal Bulus Saddam Husein Terbongkar: Saya Salah Buat Perhitungan dengan Bush

Temuan itu berdasar hasil analisa 92 rekening oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Polisi menyebut transaksi tersebut mengarah pada Tazneen Miriam Sailar, istri teroris Jamaah Islamiyah (JI) Asep Ahmad Setiawan alias Abu Ahmad.

JI adalah jaringan teroris Asia Tenggara yang terkait Al-Qaeda.

JI adalah jaringan teroris yang dulu dipimpin Hambali, tahanan penjara Guantanamo dan dalang bom Bali dan bom JW Marriot.

Baca Juga: Sandang Julukan 'Mosnter Berseragam', Terbongkar Kekerasan CIA Perlakukan Para Tahanan Teroris Kelas Kakap di Camp Guantanamo, Berikut Gambaran Kekejamannya!

“Jadi saya ulangi bahwa yang bersangkutan adalah istri dari seorang warga negara Indonesia atas nama Asep Ahmad Setiawan alias Abu Ahmad dan yang bersangkutan telah meninggal dunia di tahun 2014,” ungkap Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan, Rabu (3/2/2021).

Abu Ahmad tewas dalam pertempuran di Suriah pada 2014.

Tazneen sendiri adalah warga negara Inggris. Polisi masih mendalami peran Tazneen.

Dilansir dari TribunJateng.com, Kepolisian Indonesia dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sedang menyelidiki dugaan keterlibatan seorang perempuan warga negara Inggris, Tazneen Miriam Sailar yang disebut terkait dengan jaringan terorisme.

Dia saat ini ditahan di Rumah Detensi Imigrasi Jakarta karena tuduhan pelanggaran imigrasi dalam jaringan terorisme di Indonesia.

Baca Juga: Bak Pusaka yang Bikin Teroris Ketakutan, Inilah Pistol Manurhin MR 73 Senjata Khusus Milik Pasukan Elite GIGN Prancis, Satu-satunya Senjata yang Sisi Historis dan Berkualitas Tinggi

Temuan polisi menyebutkan, Tazneen selama tinggal di Indonesia telah menikah dengan anggota jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI), Abu Ahmad alias Acep Ahmad Setiawan.

Abu Ahmad tewas dalam pertempuran di Suriah pada 2014.

Dilaporkan Tazneen Miriam Sailar dan almarhum suaminya "masuk dalam daftar kepolisian orang-orang yang diduga sebagai ekstremis".

Namun salah seorang pengacara Tazneen Miriam Sailar, Achmad Michdan, mengatakan perempuan Inggris ini "tidak terkait terorisme" karena belum pernah ada proses hukum.

Michdan juga mengatakan ia mendampingi Tazneen karena masalah keimigrasian.

Sejauh ini kepolisian sendiri menyatakan masih menyelidiki.

Baca Juga: Belum Genap Seminggu Sandang Gelar Sebagai Presiden AS, Joe Biden Justru Senggol Indonesia Karena Kasus yang Terjadi 18 Tahun Lalu

"Saat ini masih pendalaman [apakah terlibat dalam kasus terorisme di Indonesia] dari penyidik Densus 88. Perannya apa?" kata Kepala Bagian Penerangan Umum Humas Polri Kombes (Pol) Ahmad Ramadhan kepada wartawan BBC News Indonesia, Renne Kawilarang, Kamis (04/02/2021).

Kepolisian, demikian Ramadhan, belum menemukan adanya transaksi dalam rekening Tazneen yang mengarah kepada Front Pembela Islam (FPI), seperti dilaporkan sejumlah media.

"Dari rekening yang ditelusuri oleh PPATK belum ditemukan [kaitan dengan FPI]," ujarnya. Kemungkinan pihaknya akan terus menelusurinya.

Tazneen berada di balik Abu Ahmed Foundation?

Seorang pejabat di jajaran kementerian yang membidangi keamanan mengatakan kepada BBC News Indonesia bahwa Tazneen diduga terindikasi terlibat "pendanaan terorisme" (terrorist financing).

Setelah suaminya tewas di Suriah, Tazneen kembali ke Indonesia dan menetap di Tasikmalaya, serta mendirikan AAF alias Abu Ahmed Foundation, kata pejabat itu.

"Organisasi ini [AAF) masuk dalam daftar teroris, [yaitu} kaitannya dengan terrorist financing," kata pejabat yang tidak mau menyebutkan identitasnya itu, Jumat (05/02/2021).

Baca Juga: Mendekam di Salah Satu Penjara Paling Mengerikan di Dunia, Hambali Kini Jadi Sosok yang Ditakuti Amerika Serikat, Keluarga Kandung Ungkap Masa Lalu Sang Teroris

Nama Tazneen dan suaminya — Abu Ahmad alias Acep Ahmad Setiawan — juga tercantum dalam Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris (DTTOT) — dikutip oleh laman resmi PPATK — yang dikeluarkan Mabes Polri pada 9 Maret 2020.

Siapakah Tazneen dan suaminya?

Dalam DTTOT, Acep Ahmad Setiawan alias Abu Ahmed Al Indunisy disebutkan memiliki paspor dan KTP atas nama yang sama.

Dia disebutkan berpendidikan SLTA/sederajat dan pekerjaan swasta dan kelahiran Tasikmalaya.

Temuan polisi mengungkapkan bahwa paspor Acep berlaku hingga 11 Juli 2018 dan tercatat tercatat beralamat di Kampung Panyingkiran, Kelurahan Panyingkiran, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

Baca Juga: Potret Lawasnya Saat Pakai Baret Merah Jadi Perbincangan, Beginilah Rekam Jejak Jenderal Andika Perkasa di Kopassus, Sukses Tangkap Teroris Omar al-Faruq

Sementara istrinya memiliki paspor dengan nama Tazneen Miriam Sailar yang berlaku hingga 18 Januari 2018.

Tazneen, menurut polisi, memiliki KTP atas nama Aisyah Humaira alias Ummu Yasmin.

Dalam dokumen tertulis Tazneen berpendidikan SLTA/sederajat dan disebutkan ia adalah kelahiran Manchester-Inggris, 20 Februari 1980.

Sedangkan alamat yang tertera sama dengan suaminya Aceh Ahmad Setiawan, yaitu di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Apa tanggapan pengacara Tazneen?

Salah-seorang pengacara Tazneen, Achmad Michdan menyatakan sejauh ini tak pernah ada proses hukum yang mengindikasikan Tazneen terlibat tindak terorisme.

"Dia tidak terkait dengan terorisme walaupun disebutkan masuk dalam daftar teroris ... tak ada kasus disidangkan, tiba-tiba masuk daftar [terduga teroris], kalau logika hukum adalah kalau tersangka dia diproses dulu, dipidana dulu, kok dimasukkan dalam daftar teroris tapi tak ada aktifitasnya," kata Michdan kepada BBC News Indonesia.

Baca Juga: Komjen Listyo Sigit Bakal Jadi Mimpi Buruk Ali Kalora Cs Jika Berhasil Duduki Kursi Kapolri, Pengamat Intelijen: Ada yang Khawatir, Polri Harus Waspada!

Michdan juga mengatakan tidak mengetahui kegiatan suami Tazneen, Asep Ahmad Setiawan, yang meninggal di Suriah.

"Kita tak tau persis apakah dia ikut ISIS atau tidak karena di Suriah banyak kelompok ... ada yang menyalurkan bantuan ... kita tak tahu persis kondisi suaminya di sana," katanya.

Sepeninggal suaminya, kata Michdan, Tazneen, sempat tinggal bersama mertuanya di Tasikmalaya dan kemudian pindah ke Yogyakarta, bersama putranya yang berumur 10 tahun.

"Dia hijrah ke Yogyakarta, ada kegiatan dagang dan bantu beberapa keluarga-keluarga yang terkena musibah yang suaminya terkena kasus terorisme, dan ditahan, semacam itu saja," katanya,

Baca Juga: Sudah Jelas Ketahuan Jadi Pendonor Dana Aksi Teroris di Indonesia yang Ancam Banyak Nyawa, Dua Warga Malaysia Ini Cuma Dapat Hukuman Penjara Ringan di Negaranya, Kok Bisa?

Rencana Tazneen kembali ke Inggris, menurut Michdan, karena mengurus surat-surat yang hilang dan "sudah mendapatkan persetujuan untuk deportasi terkait urusan keimigrasian".

Pengamat terorisme dari Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) Sidney Jones mengatakan kepada BBC, bahwa dia tidak pernah mendengar nama Tazneen dan suaminya. Sydney mengaku baru mengetahui tentang mereka dari media.

BNPT dan Densus 88 juga melakukan pendalaman

Juru bicara BNPT Eddy Hartono mengatakan pihaknya dan Densus 88 Mabes Polri saat ini tengah "berkoordinasi" dan "masih melakukan pendalaman".

"Makanya, karena ini masih dalam pendalaman, kami masih belum bisa memberikan beberapa informasi," kata Eddy Hartono kepada BBC News Indonesia, Kamis (04/02/2021) sore.

"Sehingga nanti pada saatnya ketika sudah melakukan pendalaman, nanti juga kami sampaikan ke media," tambahnya.

Baca Juga: Singgung Soal Teroris, Roy Kiyoshi Terawang Akan Ada Ledakan Dahsyat di Tahun 2021: Banyak Sekali Puing-puing yang Berantakan

Di mana sekarang Tazneen berada?

Masih belum jelas bagaimana dan kapan persisnya Tazneen masuk ke Indonesia.

Ahmad Ramadhan mengatakan hal itu bukan ranah kepolisian, namun itu disebutnya berada di kantor Imigrasi.

Dihubungi secara terpisah, Kasubag Humas Ditjen Imigrasi Ahmad Nursaleh mengakui bahwa Tazneen saat ini "berada di Rudenim (Rumah Detensi Imigrasi) Jakarta".

"Sepanjang yang kami ketahui bahwa benar yang bersangkutan berada di Rudenim Jakarta, menjalani detensi dengan alasan pelanggaran keimigrasian," kata Ahmad Nursaleh kepada BBC News Indonesia, Kamis (04/02/2021) pagi.

Tazneen diduga tidak memiliki izin tinggal di Indonesia.

Baca Juga: Demi Bebaskan Sandera yang Ditawan Teroris, Komandan Pasukan Khusus Indonesia Malah Kibuli Anak Buahnya di Tengah Misi, Operasi Menyeramkan Berasa Orang Piknik

Ditanya sejak kapan Tazneen ditempatkan di Rudenim, Ahmad Nursaleh tidak memberikan jawaban.

Namun menurutnya, saat ini yang bersangkutan "sedang menunggu proses deportasi yang akan difasilitasi oleh Kedutaan Besar Inggris".

"Masih menunggu konfirmasi dari Kedutaan Besar Inggris," kata Nursaleh saat ditanya kapan kepastian Tazneen akan dideportasi ke Inggris, Kamis (04/02/2021).

Apa tanggapan Kedubes Inggris di Jakarta?

Sementara, Kedutaan Besar Inggris di Jakarta mengatakan pihaknya belum dapat "memberi komentar atau konfirmasi apa pun untuk saat ini".

Hal itu diutarakan juru bicara Kedubes Inggris di Jakarta, John Nickell, menjawab pertanyaan BBC News Indonesia, Rabu (03/02/2021), apakah pihaknya sudah mengetahui penahanan atas Tazneen Miriam Sailar oleh Imigrasi Indonesia — termasuk apakah yang bersangkutan masih berstatus warga negara Inggris.

Baca Juga: Sepak Terjang Komjen Pol Petrus Golose, Kepala BNN yang Baru Naik Pangkat, Kenyang Pengalaman di Densus 88 dan Reserse

Dalam keterangan sebelumnya, Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM menyatakan bahwa Tazneen Miriam Sailar "ditahan" karena diketahui "tidak memiliki izin tinggal".

Bagaimana komentar warga di lokasi tempat tinggal Tazneen di Tasikmalaya?

Berdasarkan data yang dimiliki Mabes Polri, Acep tercatat beralamat di Kampung Panyingkiran, Kelurahan Panyingkiran, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

Rommy Roosyana, wartawan di Tasikmalaya yang melaporkan untuk BBC Indonesia, Jumat (05/02/2021), mendatangi lokasi tersebut dan bertemu Ketua RT di Kampung Panyingkiran, Oneng.

Baca Juga: Pernah Tangani Teroris Dr Azhari, Noordin M Top Sampai Kasus Ahok, 3 Nama Besar Ini Siap Jadi Calon Pengganti Kapolri, Ada yang Sedang Tanggung Tugas Berat

Oneng mengatakan dirinya tidak pernah menerima laporan dua nama tersebut sebagai warga di lingkungannya.

Namun demikian, pada 2019 lalu, dia mengaku pernah didatangi pihak kepolisian yang menanyakan "beberapa nama".

Bersama Ketua RW setempat, Oneng kemudian diperiksa anggota kepolisian dari Mabes Polri.

"Saya diperiksa di Kepolisian Resor Tasikmalaya Kota," ungkap Oneng. Kini dia mengaku tak ingat lagi nama-nama yang ditanyakan oleh tim kepolisian itu.

'Saya ditanya polisi: 'apa kegiatan orang-orang itu''

Oneng mengaku hanya ingat dirinya ditanya "apa kegiatan orang-orang yang suka berada di tempat futsal di depan pol bus Budiman". Saat itu dia mengaku tidak tahu-menahu soal itu.

"Saya dengan Pak RW hanya bisa menjawab tidak tahu karena memang tidak tahu apa-apa. Tidak pernah menerima laporan," katanya.

Baca Juga: Operasi Tinombala Perketat Pengejaran, Pesawat Nirawak Tak Cukup untuk Kejar Ali Kalora Cs, TNI-Polri Terjunkan Pesawat Intai Andalan Skadron Udara 5

Namun dia mengaku beberapa orang yang tinggal di sekitar pool bus itu adalah "pendatang yang tidak memiliki kartu keluarga".

"Mereka tinggal di warung-warung di lingkungan pool bus, sambil berjualan," ungkapnya.

Itulah sebabnya, Oneng dan dan warga setempat mengaku kaget mendengar keterangan aparat kepolisian yang mengaku sedang menyelidiki dugaan keterlibatan beberapa orang di wilayah dalam tindak terorisme.

Kepada wartawan di Tasikmalaya, Rommy Roosyana yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, beberapa orang yang berada di sekitar deretan warung di dekat pol bus Budiman, mengaku "tidak pernah mendengar nama Tazneen atau Acep Setiawan."

Baca Juga: Israel dan Amerika Dianggapnya Musuh Kelas Bawah, Inilah Komplotan Teroris Paling Mematikan di Dunia, Dipersenjatai Bak Militer hingga Miliki Rudal Penghancur

Seorang pedagang di depan lapangan futsal mengaku sudah cukup lama berjualan di sana, namun tidak pernah mendengar nama keduanya.

"Dulu kami juga ditanya beberapa orang polisi yang tidak berseragam. Kami tidak tahu, karena memang di sini tidak ada rumah tempat tinggal," ucap lelaki paruh baya yang tak mau menyebutkan namanya.(*)