Find Us On Social Media :

Miris, ART di Probolinggo Cuma Digaji Rp 300 Ribu hingga Nekat Terjun dari Lantai Dua Demi Mengais Sisa Makanan di Tong Sampah, Majikan: Dia Sendiri yang Meminta

Pariyem bersama putrinya yang berusia 12 tahun - Kisah Pembantu Rumah Tangga Kelaparan di Probolinggo, Makan Sisa Sampah & Tak Digaji Bertahun-tahun

GridHot.ID - Kisah pilu dialami oleh seorang asisten rumah tangga di Probolinggo, Jawa Timur.

Melansir TribunJateng.com, Pariyem (44) mengaku gajinya tak dibayarkan selama bertahun-tahun.

Hal itu terungkap setelah Pariyem yang melompat dari lantai dua rumah majikannya itu diketahui warga sekitar pada Selasa (16/2/2021) dini hari.

Baca Juga: Skandal Perselingkuhan dengan Angel Sepang Viral, James Arthur Kojongian Kini Resmi Jadi Pengangguran, Suami Michael Paruntu Resmi Dipecat dari Wakil Ketua DPRD Sulut

Warga yang curiga dengan gerak-gerik Pariyem saat itu lalu berusaha mengamatinya dari kejauhan.

Tapi warga kemudian terkejut setelah mengetahui Pariyem menuju tong sampah di dekat rumah majikannya itu.

Sebab, Pariyem diketahui sedang mengais sisa makanan di tong sampah itu untuk dimakan.

Baca Juga: Karikaturnya Dijadikan 'Google Doodle', Siapa Sangka Gambar Perempuan Gendong Bayi Tersebut Ternyata Sosok Dokter Wanita Asal Minahasa, Berikut Kisah Sejarahnya!

Mengetahui ada yang ganjil, warga yang memergoki Pariyem sedang makan sampah tersebut lalu mendekatinya dan berusaha mencari tahu alasan di baliknya.

"Pariyem lalu menceritakan bahwa dia kelaparan saat bekerja di rumah majikannya sehingga kerap mencari sisa makanan di tong sampah.

Serta gajinya sebagai pembantu selama bertahun-tahun juga lama tidak diberikan,” kata Plh Kapolsek Mayangan AKP Suharsono, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (17/2/2021).

Merasa iba dengan kondisi yang dialami Pariyem tersebut, warga lalu melaporkannya kepada aparat desa dan kecamatan.

Menindaklanjuti laporan itu, Babinkamtibmas dan Forkopimka lalu memanggil Pariyem dan kedua majikannya yang diketahui berinisial U dan M tersebut.

Baca Juga: Siap-siap Atur Jadwal Mudik, Menpan RB Tjahjo Kumolo Usulkan Libur Lebaran Dipotong Demi Penanggulangan Penyebaran Covid-19: Enggak Ada H-5 atau H+5!

Saat dilakukan mediasi itu, kedua majikannya membenarkan jika gaji Pariyem belum dibayarkan selama bertahun-tahun.

Alasannya bukan karena tak dibayar, melainkan gajinya untuk ditabungkan agar Pariyem punya simpanan uang.

Adapun jumlahnya diketahui sebesar Rp 12 juta lebih.

Baca Juga: Dini Hari Sekelebat Melintas Hingga Terekam CCTV Warga, Video Sosok Putih Diduga Pocong Dikejar Anjing Hebohkan Netizen, Pemilik Rumah Buka Suara

Dalam mediasi itu, akhirnya disepakati gaji Pariyem dibayar oleh majikannya itu dan persoalan tersebut diselesaikan secara kekeluargaan.

Dilansir dari Kompas.com, seorang asisten rumah tangga, Pariyem, melaporkan majikannya ke Polres Probolinggo Kota atas dugaan kekerasan dalam rumah tangga.

Selain itu, Pariyem mengaku telah delapan tahun bekerja dengan majikannya. Pariyem baru tahu digaji sebesar Rp 300.000 per bulan setelah bertahun-tahun bekerja dengan majikannya itu.

Tetapi, majikan Pariyem, U membantah pernyataan tersebut. Pariyem, kata dia, baru bekerja selama empat tahun di rumahnya, bukan delapan tahun.

Menurut U, Pariyem bekerja sejak 2017. Saat itu, ia dikenalkan oleh suami Pariyem.

Baca Juga: Bakat Musiknya Buat Melek Mata Dunia, Cicit WR. Supratman Sabet Penghargaan Ajang Musik Akustik Internasional di London, Musisi Indonesia Satu Ini Ternyata Turut Berperan di Belakangnya

Setelah merasa cocok, dirinya mempekerjakan Pariyem sebagai asisten rumah tangga.

"Kalau memang enggak kerasan, empat tahun ikut saya, kok baru sekarang melakukan seperti itu?" kata U saat dihubungi Kompas.com, Rabu (17/2/2021).

U juga menjawab tudingan tentang gaji yang diberikan kepada Pariyem. Menurutnya, jumlah gaji yang diberikan itu sesuai kesepakatan bersama sebelum bekerja.

Baca Juga: Dihantar Bareng-bareng Pakai Truck Showroom, Desa di Tuban Mendadak Viral Usai Warganya Borong Ratusan Mobil Bersamaan, Berikut Penjelasan Kepala Desa

Saat awal bekerja, Pariyem tak mematok jumlah gaji yang diberikan atas pekerjaannya.

Pariyem hanya ingin anaknya sekolah. U dan istrinya pun menyekolahkan anak Pariyem.

"Dia sendiri yang meminta gaji Rp 300.000 per bulan. Dia bilang terserah saya mau digaji berapa, yang penting anaknya bisa sekolah," jelas U.

U mengatakan, dirinya menyetujui gaji sebesar Rp 300.000 per bulan itu.

"Pekerjaannya hanya cuci dan setrika, serta bersih-bersih. Pekerjaan lainnya istri saya yang kerjakan," kata U.

Gaji ditabung

Pariyem, kata U, juga menitipkan gaji itu kepada istrinya, M. Gaji tersebut dikumpulkan dan baru diminta Pariyem ketika abutuh uang.

Baca Juga: Sempat Kunjungi Indonesia untuk 'Studi Banding' Vaksin Covid-19, Rakyat Negeri Jiran Kini Bisa Bernafas Lega Bakal Segera Divaksinasi, PM Muhyiddin Yassin Telah Tentukan Jadwalnya

U pun menyimpan gaji Pariyem di rekening miliknya. Gaji itu bisa diambil sewaktu-waktu.

U heran Pariyem mengaku tak digaji. Padahal, kesepakatan menitipkan gaji itu telah ada sejak awal bekerja.

“Kok bisa bilang gak digaji? Nanti setelah butuh, akan diminta. Bukan saya yang ngomong, tapi dia sendiri. Dosa saya kalau tidak memberinya gaji, kan kasihan,” jelas U.

Baca Juga: Potretnya Bareng Felicia Tissu Mendadak Lenyap dari Instagram, Kaseang Pangarep Dikabarkan Putus, Calon Besan Jokowi Ikut Ambil Tindakan Ini

Soal laporan Pariyem

Terkait laporan yang dibuat Pariyem di Polres Probolinggo Kota, U membantah dirinya dan sang istri melakukan kekerasan terhadap asisten rumah tangganya itu.

Laporan polisi itu, kata U, dibuat Pariyem atas desakan warga yang tak puas. Padahal, masalah antara Pariyem dan keluarganya telah selesai.

“Pihak warga menggebu-gebu membawa Pariyem ke kantor polisi (Mapolres), untuk melapor. Mau akhirnya dia diajak ke sana. Laporan ke polisi itu bukan kemauan Pariyem. Kemarin kami sudah clear, dan menyelesaikannya secara kekeluargaan,” kata U.

U mengaku memperlakukan Pariyem dengan baik. Ia dan istrinya juga menyayangi anak Pariyem yang masih berusia 12 tahun.

Baca Juga: Berkawan Baik dengan Suaminya, Siti Bariah Tiba-tiba Senggol Soal Pelakor Usai Chika Jessica Unggah Video di Instagramnya: Pelakor Semakin di Depan!

U menegaskan, tak mungkin menganiaya Pariyem. Sebab, Pariyem telah meringankan beban mereka untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.

"Kalau ditegur dan dimarahi, itu biasa. Baju disetrika sampai gosong, masak kita enggak marahi? Ngepel sampai basah dan sampai terpeleset, apa gak dimarahi? Apa dasarnya dia bilang begitu (melakukan kekerasan)? Karena sudah laporan, kami akan menjalani proses hukumnya,” kata U.

Sebelumnya, Pariyem, asisten rumah tangga yang meloncat dari lantai dua rumah majikannya di Kota Probolinggo, mengaku kerap mengalami kekerasan dari majikannya.

Baca Juga: Korupsi di Tengah Pandemi Covid-19, Edhy Prabowo dan Juliari Batubara Dinilai Layak Dituntut Hukuman Mati, Begini Kata KPK

Ditemui di rumah anak tirinya di Kelurahan Wiroborang, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, ia mengaku sering mendapatkan perlakuan kasar dari majikan, khususnya majikan perempuan.

“Dulu saya sering dapat perlakukan kasar. Dulu sering dipukul, tiap hari dipukul. Dipukul pakai sandal, kadang pakai sepatu. Dipukul seadanya sudah (pakai alat yang ada waktu itu). Bagian kepala yang sering dipukul,” kata Pariyem, Rabu.(*)