GridHot.ID - Warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban, Jawa Timur belakangan menjadi sorotan.
Bagaimana tidak? Bak ketiban durian runtuh, mereka mendadak kaya usai mendapat ganti rugi dai PT Pertamina (Persero).
Melansir Kompas.com, ratusan warga di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban, mendadak kayara lantaran mendapat uang ganti rugi pembebasan lahan dari proyek kilang yang digarap PT Pertamina (Persero).
Setidaknya, terdapat 225 warga yang mendapat uang penjualan tanah dari Pertamina.
Rata-rata uang yang diterima sekitar Rp 8 miliar, tergantung luas tanah yang dijual.
Banyak dari warga yang tiba-tiba kaya raya itu kemudian menggunakan uang yang mereka dapatkan untuk membeli mobil. Bahkan, secara keseluruhan, ada 176 unit mobil yang dibeli oleh warga desa tersebut dan menjadi viral di media sosial.
Dilansir dari SuryaMalang.com, dealer (KBBI : diler )mobil di Tuban buka suara terkait pesanan pembelian mobil baru warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu yang banyak menjadi miliarder baru.
Bukan hanya warga desa yang mendapat 'durian runtuh' dengan adanya transaksi pembelian lahan mereka oleh proyek KIlang Minyak Pertamina, dealer mobilpun tutur merasakan rejeki nomplok.
Di saat banyak dealer mobil kesulitan menjual produk karena dampak pandemi Covid-19, dealer mobil di Tuban justru mampu melampaui target penjualan.
Bahkan hingga kini masih ada saja pesanan pembelian mobil baru dari warga desa yang dibeli secara cash.
Pihak dealer Auto 2000 yang berada di jalan Dr Wahidin Sudiro Husodo, angkat bicara mengenai viralnya belasan mobil yang dibeli warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu.
Branch Manager Auto 2000 Tuban, Arie Soerjono mengatakan, mulai pencairan April 2020 hingga kini sudah ada sekitar 130 unit mobil yang terjual, dibeli langsung oleh warga secara tunai.
Pembelian mobil dilakukan secara bertahap, tidak langsung dalam satu waktu.
Adapun untuk tipe mobil yang dibeli cukup beragam, ada Innova, Rush, Fortuner dan lainnya.
Bahkan, ada mobil yang masih dalam pesanan sejumlah kurang lebih 10 unit.
"Ada yang masih pesan juga, seperti Fortuner itu kan harus pesan dulu sekitar 2-3 bulan, setelah ada kemudian kita antar," ujarnya dikonfirmasi, Rabu (17/2/2021).
Dia menjelaskan, untuk mobil yang dibeli warga tidak semua toyota, sehingga di luar itu bisa dibeli di tempat lain.
Menanggapi mobil toyota dari dealer luar Tuban yang menjual ke warga Sumurgeneng, Arie menyatakan semua ada regulasinya.
Misal, dealer toyota luar Tuban targetnya penjualan 40 mobil, maka 10 persennya yaitu 4 unit boleh dijual ke luar.
"Baru tahun ini melakukan pembatasan wilayah, jadi dealer luar boleh menjual ke daerah lain namun dibatasi," ujarnya.
Masih kata Arie, untuk penjualan unit mobil terbilang mencapai target di 2020, karena targetnya per bulan 40 unit, jika dikalikan 12 bulan maka 480 unit.
Umumnya daerah lain penjualan menurun karena pandemi covid-19, pihaknya tertolong oleh warga sekitar kilang yang menjual tanahnya.
Bahkan, di 2021 ini target penjualan dinaikkan 5 menjadi 45 unit.
"Penjualan tahun 2020 mencapai target, 500 unit mobil terjual. Tahun ini penjualan naik menjadi 45 unit per bulan, namun tetap menyesuaikan. Jika normal sebelum pandemi target bisa 75 unit lebih per bulannya," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, video belasan mobil yang dibeli warga Desa Sumurgeneng secara bersamaan menjadi viral.
Sebagaimana video viral beredar pada Minggu (14/2/2021), sore, belasan mobil baru datang diangkut truk towing berjajar di jalan desa di antaranya tampak jenis mobil Toyota ada dalam video tersebut.
Kepala Desa Sumurgeneng, Gihanto membenarkan warga desanya memborong mobil baru.
Sejak dimulainya pencairan lahan oleh Pertamina hingga kini sudah ada 176 warga yang membeli mobil baru.
Pembelian mobil bersama-sama itu dilakukan setelah warga mencairkan dana melalui konsinyasi dari Pengadilan Negeri Tuban. Adapula yang melalui pencairan di awal tanpa proses pengadilan.
"Mobil baru Minggu kemarin ada 17 yang datang, kalau sampai sekarang sudah ada 176. Semua baru," kata Kades di rumahnya, Rabu (17/2/2021).
Dia menjelaskan, jenis mobil yang dibeli warga berbagai macam jenis, seperti kijang Innova, Honda HR-V, Fortuner, Pajero dan Honda Jazz.
Rata-rata satu orang membeli satu mobil, namun ada juga yang satu orang beli 2-3 mobil.
Warga desanya terdapat 840 KK, sedangkan yang menjual tanahnya untuk kepentingan kilang minyak sekitar 225 KK.
Harga yang diterima warga untuk penjualan tanah per meter mulai dari Rp 600-800 ribu.
Sehingga penjualan yang didapat warga rata-rata mencapai miliaran rupiah.
"Bermacam-macam untuk jenis mobilnya. Untuk penjualan tanah paling sedikit Rp 36 juta, paling banyak warga sini Rp 26 miliar, sedangkan ada warga luar mendapat Rp 28 miliar. Kalau rata-rata Rp 8 miliar," terangnya.
Kades mengaku sempat khawatir atas rejeki nomplok yang diterima warganya, dengan mendapat miliaran rupiah dari penjualan lahan.
Ia juga membeberkan, warga yang menjual tanah 90 persen digunakan untuk beli mobil, 75 persen untuk beli tanah, 50 persen bangun rumah. Sedangkan untuk yang dibuat usaha sedikit. (*)