Find Us On Social Media :

Dipasarkan hingga Indonesia Untuk Tangani Covid-19, Inilah Perbedaan 4 Vaksin Corona AstraZeneca, Novavax, Pfizer, dan Sinovac, Mana yang jadi Andalan Pemerintah?

Ilustrasi vaksin Covid-19

Gridhot.ID - Pandemi covid-19 masih menjadi persoalan besar di Tanah Air.

Pemerintah telah mendistribusikan vaksin covid-19 kepada golongan penerima yang diprioritaskan.

Dikutip Gridhot sebelumnya, Presiden Jokowi bahkan jadi orang pertama yang disuntik vaksin tersebut.

Baca Juga: Tebe Eks Sabyan Gambus Mengaku Kecewa dan Sakit Hati Karena Ayus Lakukan Hal Ini: Dibohongi..

Setelah itu yang mendapat giliran berikutnya adalah tenaga kesehatan hingga nantinya akan dibuka untuk umum.

Lalu vaksin Covid-19 mana saja yang akan kita gunakan?

Diketahui ada beberapa jenis vaksin yang telah beredar di seluruh dunia.

Baca Juga: Dipinang Mantan Menhan RI, Ternyata Putri Wapres Try Sutrisno Punya Jabatan dan Pekerjaan Mentereng, Berikut Profilnya!

Melihat hal ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia bisa memakai 4 jenis vaksin.

"Vaksin pemerintah ada empat," Budi dalam jumpa pers daring yang dipantau dari Jakarta, Minggu (28/2/2021), dikutip dari Antara.

"Yaitu Sinovac, AstraZeneca dari London Inggris, Pfizer Jerman-Amerika, dan Novavax Amerika."

"Kita beruntung bisa dapat duluan," sambungnya.

"Sebab empat vaksin ini ada masalah pada suplainya, seluruh dunia rebutan."

Baca Juga: Bak Haus Jabatan Dunia Politik, nama Mulan Jameela Muncul di Pencalonan Bupati Garut Usai Berhasil Duduki Kursi DPR RI, Berikut Komentar Warga

"ASEAN belum semua dapat, Australia baru dapat, Jepang baru mulai, tetangga kita belum mulai," kata dia.

Lalu di antara AstraZeneca, Novavax, Pfizer, dan Sinovac, mana yang lebih ampuh?

Ayo lihat perbandingannya seperti dilansir dari biospace.com pada Selasa (2/3/2021).

Baca Juga: Parodikan 'Kata Gelay', Sederet Artis Ikut Sindir Nissa Sabyan, Aksi Tiara Andini Justru Banjir Nyinyiran

AstraZeneca dari Universitas Oxford

Pada tanggal 23 November 2020, AstraZeneca dan Universitas Oxford mengumumkan hasil tingkat tinggi dari analisis sementara vaksin Covid-19 mereka, AZD1222.

Analisis tersebut berasal dari uji coba di Inggris dan Brasil dan menunjukkan kemanjuran hingga 90%.

Vaksin itu efektif mencegah Covid-19, tanpa rawat inap atau kasus parah pada orang yang menerimanya.

Analisis gabungan menunjukkan kemanjuran rata-rata 70%.

Novavax

Pada 28 Januari 2021, Novavax mengumumkan bahwa vaksin Covid-19-nya, NVX-CoV2373, mencapai titik akhir dengan kemanjuran vaksin 89,3% dalam uji coba Tahap III di Inggris.

Vaksin tersebut adalah kandidat vaksin Covid-19 berbasis protein.

Vaksin ini berisi protein lonjakan prefusi lengkap yang dibuat menggunakan teknologi nanopartikel rekombinan perusahaan dan bahan pembantu Matrix-M berbasis saponin miliknya.

Baca Juga: Cucunya Bakal Pinang Putri Krisdayanti, Nenek Atta Halilintar Mengira Aurel Hermansyah Pakai Hijab: Aduh, Saya Kira Dia Pakai

Pfizer-BioNTech

Vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19 dikirim ke FDA pada hari Jumat (20/11/2020) dan disahkan pada 11 Desember 2020.

Ini adalah vaksin mRNA yang mengkode protein lonjakan virus dan dikemas dalam lipid nanopartikel.

Setelah disuntikkan, sel mengeluarkan protein lonjakan, memicu sistem kekebalan tubuh untuk mengenali virus.

Baca Juga: Kesal Diledek 'Miss Tabayyun', Kartika Putri Tetap Laporkan Dokter Richard Lee Meski Sudah Berulang Kali Minta Maaf, Istri Habib Usman: Merugikan!

Dalam uji coba Tahap III, itu menunjukkan kemanjuran 95%.

Sinovac

Pada 13 Januari 2021, Sinovac Biotech yang berbasis di China melaporkan bahwa vaksin Covid-19 memiliki kemanjuran 50,38% dalam uji klinis tahap akhir di Brasil.

Uji klinis perusahaan menunjukkan tingkat kemanjuran yang sangat bervariasi.

Di Indonesia, uji coba lokal menunjukkan tingkat kemanjuran 65%, tetapi uji coba tersebut hanya memiliki 1.620 peserta.

Baca Juga: Tergolek Lemas Tak Berdaya, Nia Ramadhani Dikabarkan Derita Penyakit Serius Hingga Dilarikan ke AS, Begini Kata Sang Asisten, There: Buat Naikin Tangan Sakit..

Turki melaporkan tingkat kemanjuran 91,25% pada Desember 2020.

Percobaan lain di Brasil yang dijalankan oleh mitra lokal, Butantan Institute, melaporkan minggu lalu tingkat kemanjuran 78% pada kasus ringan, sementara 100% terhadap infeksi berat dan sedang.(*)