Lantas, apa itu mutasi virus corona B.1.1.7?
Melansir dari kompas.com, berikut fakta seputar mutasi virus corona B.1.1.7 yang sudah masuk ke Indonesia:
1. Deteksi metode WGS
Dante menjelaskan bahwa temuan dua kasus mutasi B117 ditemukan dari hasil pemeriksaan terhadap 462 sampel menggunakan metode pengurutan genom atau Whole Genome Sequence (WGS), yang telah dilakukan selama beberapa bulan terakhir.
Dilansir dari Pusat Kontrol dan Pencegahan Wabah (CDC), WGS merupakan prosedur laboratorium yang menentukan urutan basa dalam genom suatu organisme dengan satu proses.
WGS membantu menghubungkan suatu kasus yang diteliti, dengan kasus lainnya sehingga wabah dapat dideteksi dan diselesaikan lebih cepat.
Dante mengatakan, dengan adanya temuan dua kasus yang terkait dengan mutasi B.1.1.7 ini, maka Indonesia akan menghadapi pandemi Covid-19 dengan tingkat kesulitan yang semakin berat.
2. Nama B.1.1.7
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof dr Zubairi Djoerban mengungkapkan, penamaan B.1.1.7 atau VUI 202012/01 adalah nama varian virus corona yang merebak di Inggris.
"VUI singkatan dari Variant Under Investigation (VUI) tahun 2020, bulan 12, varian 01," ujar Zubairi seperti diberitakan Kompas.com, 30 Desember 2020.
Lembaga Kesehatan Publik Inggris melakukan investigasi berkelanjutan untuk varian ini ditetapkan sebagai VUI 202012/01 atau B.1.1.7.
Varian ini ditinjau ulang dan ditetapkan pada 18 Desember 2020.
3. Lebih menular
Mutasi virus corona B.1.1.7 ini diketahui lebih menular hingga 70 persen dibandingkan dengan varian awal SARS-CoV-2 yang ditemukan di Wuhan, China.
Negara-negara lain juga telah melaporkan penemuan kasus dari varian baru virus corona ini seperti Singapura, India, Malaysia, hingga Korea Selatan.
Berdasarkan publikasi Kesehatan Publik Inggris, mutasi B.1.1.7 telah meningkatkan penularan dibandingkan dengan varian yang beredar sebelumnya dan telah menyebar dengan cepat menjadi varian dominan di Inggris.
Kepala Penasihat Ilmiah Pemerintah, Sir Patrick Vallance menuturkan, para ilmuwan telah mengidentifikasi 22 perubahan dalam kode genetik varian yang membuatnya lebih mudah menular.