Find Us On Social Media :

Gempa Besar Berkekuatan 8,7 Magnitudo Ancam Jawa Timur, BMKG Lempar Peringatan Tajam untuk Daerah Ini Agar Bersiaga dengan Tsunami Setinggi 18 Meter: Kapan Terjadinya Tidak Ada Satupun Orang yang Tahu!

Ilustrasi tsunami

“Ini menunjukkan bahwa informasi potensi bahaya gempa yang disampaikan para ahli adalah benar. Besarnya magnitudo gempa yang disampaikan para pakar adalah potensi bukan prediksi, sehingga kapan terjadinya tidak ada satupun orang yang tahu," kata Kepala bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, pihaknya telah membuat permodelan gempa di wilayah selatan Jawa Timur itu. Gempa dengan magnitudo 8,7 SR itu dapat menimbulkan tsunami setinggi 18 meter.

Baca Juga: Dapat Bayaran Selangit dari 'Ikatan Cinta', Arya Saloka Justru Bingung Belanjakan Duitnya, Ogah Beli Barang Branded Suami Putri Anne Malah Beli Ini

Tsunami ini dapat menjangkau daerah berjarak 2 kilometer dari bibir pantai.

BPBD Banyuwangi menetapkan Bukit Gumuk Sainem sebagai lokasi evakuasi sementara saat terjadi tsunami. Bukit ini berjarak 1 kilometer dari bibir pantai.

Namun, bukit itu belum memiliki sarana prasarana pendukung evakuasi.

“Banyuwangi sudah memiliki peta rencana kontigensi bencana tsunami. Rambu-rambu evakuasi juga sudah disiapkan. Namun, sarana prasarana pendukungnya perlu ditingkatkan,” kata Dwikorita, dikutip dari Kompas.id.

Baca Juga: Putar Otak Agar Bisa Jajan, Mitha The Virgin Jual Kos-kosan hingga Gitar Kesayangan: Penghasilan Nol Banget

Dwikorita meminta pemda membangun jembatan untuk menyeberangi sungai di dekat Bukit Gumuk Sainem.

”Sungai itu juga berpotensi menjadi jalan masuk air laut. Kami merekomendasikan pemerintah daerah untuk menyiapkan jembatan agar jalur evakuasi tersebut aman dilewati saat warga melakukan evakuasi,” ujar Dwikorita.

Menurut Dwikorita, sungai itu memiliki lebar 20 meter dan berjarak 600 meter dari bibir pantai.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logisitik BPBD Banyuwangi Eka Muharam mengakui, Banyuwangi memang rawan gempa dan tsunami. Pihaknya sudah memasang 8 alat peringatan dini di beberapa titik.

Baca Juga: Susul Arsy dan Aurel, Kini Azriel Hermansyah Negatif Covid-19, Putra Anang Hermansyah Bagikan Cerita Pilu Saat Ibu Sambungnya Kritis Hampir Tak Tertolong

”Kedelapan sistem peringatan dini itu dipasang di Dusun Pancer dan Kecamatan Muncar, masing-masing dua unit, serta Desa Rajegwesi, Desa Blimbingsari, Desa Grajagan, dan Kampung Madar. Sistem peringatan dini tersebut sistemnya masih semimanual sehingga jika ada laporan bahaya tsunami butuh manusia untuk menekan sirene tanda bahaya,” ujar Eka.

Eka mengatakan, delapan tanda bahaya itu memiliki cara pengoperasian dan bunyi berbeda. Hal ini dapat membingungkan warga.

Eka berharap, sistem peringatan dini ini nantinya bisa sinkron.

(*)