GridHot.ID - Kejadian mengerikan dialami oleh pesepeda yang mendadak meninggal saat bersepeda.
Seorang pesepeda asal Solo meninggal di Desa Karangpandan, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar pada Minggu (7/3/2021) pukul 08.30 WIB.
Dilansir TribunSolo.com, pesepeda tersebut bernama Djoni Aswinda (50) warga Dusun Kalirahman, Kelurahan Gandekan Tengen, Kecamatan Jebres, Kota Solo.
Djoni diketahui meninggal dunia sesampainya dibawa ke Puskesmas Karangpandan.
Saksi, Samadi (41) warga Kampung Baru Kecamatan Pasar Kliwon menyampaikan, Djoni saat itu bersepeda seorang diri hingga akhirnya bertemu dengan tetangganya di sekitar Bejen.
Samadi bersama istrinya bertemu Djoni di sekitar Tugu Ngipik Desa Gayamdompo Kecamatan Karanganyar.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, Djoni hendak gowes menuju ke Tawangmangu.
"Kata masnya (tetangganya) mau ke Tawangmangu."
"Tapi masnya nggak bisa, kalau Karangpandan bisa."
"Kalau saya tujuan ke Karangpandan."
"Akhirnya naik bareng ke Karangpandan. Kalau kuat ya lanjut TW (Tawangmangu), kalau tidak kuat yang sampai Karangpandan, foto-foto."
"Belum sampai Pasar Karangpandan, tahu-tahu oleng dan jatuh," katanya kepada Tribunjateng.com.
Dikutip TribunJateng.com, rencananya mereka hendak beristirahat di sekitar pertigaan Gerdu tapi belum sampai lokasi, Djoni tiba-tiba jatuh.
Samadi kemudian meminta bantuan warga sekitar.
Hingga akhirnya Djoni dibawa ke Puskesmas Karangpandan menggunakan ambulance milik Relawan Karangpandan (Rendan).
"Itu sudah kenal lama. Teman grup gowes."
"Cuma hari ini berangkat sendiri-sendiri. Kebetulan ketemu," ucapnya.
Perawat Puskesmas Karangpandan, Wangsid menjelaskan, diduga Djoni meninggal dunia karena serangan jantung.
"Setelah diangkat ke bed, sudah menghembuskan nafas terakhir."
"Tadi sudah di RJP tapi tidak bereaksi, tensinya dicek dan nadi juga tidak bereaksi," ungkapnya.
Pantaun di lokasi, keluarga berserta para rekan Djoni sudah berada di Puskesmas Karangpandan.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh petugas puskesmas, jenazah Djoni lantas dibawa ke rumah duka daerah Solo menggunakan ambulance Rendan.
Goweser Dibegal
Selain ancaman kesehatan, goweser juga terancam tindakan kriminal saat menjalankan aktivitasnya.
Hal itu dialami Slamet dibegal saat sedang bersepeda di Jalan Latumenten, Tambora, Jakarta Barat.
Saat sedang menggowes sepedanya, Slamet tiba-tiba dipepet dua orang tidak dikenal yang merampas ponselnya.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Teuku Arsya Khadafi menjelaskan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada Senin sekitar pukul 19.30 WIB.
Saat itu, Slamet sedang mengendarai sepedanya seorang diri.
Tiba-tiba dua orang pelaku yang mengendarai motor secara berboncengan memepet korban.
"Korban dipepet oleh orang yang tidak dikenal berboncengan," kata Arsya kepada wartawan, Selasa (26/1/2021).
Kemudian, beberapa pengendara motor lainnya juga mendekat sehingga korban tidak dapat kabur.
Tak lama, seorang pelaku mengambil ponsel korban yang terpasang di stang sepedanya.
Pelaku kemudian segera melaju dengan kencang.
Sementara korban yang berusaha mengejar pelaku dengan sepedanya, hilang kendali dan terjatuh.
"Korban pun terjatuh dari sepedanya dan mengalami luka pada bagian lengan sebelah kanan," kata Arsya.
Usai kejadian tersebut, korban segera melapor ke Polres Jakarta Barat.
Berbekal laporan itu, di bawah pimpinan Kanit Krimum AKP Dimitri Mahendra dan Kasubnit Jatanras Ipda M Rizky Ali Akbar, polisi lakukan olah tempat kejadian perkara.
Polisi juga telah memeriksa CCTV yang terpasang di sekitar lokasi serta memeriksa sejumlah saksi untuk mengetahui ciri-ciri pelaku.
"Setelah kami mendapati adanya laporan tersebut kemudian saya memerintahkan anggota untuk bergerak cepat melakukan olah kejadian perkara," kata Arsya.
(*)