Find Us On Social Media :

Setahun Lebih Menjangkiti Dunia, PBB Kembali Keluarkan Peringatan 'Bahaya' Soal Perkembangan Wabah Corona yang Diprediksi Bakal jadi Penyakit Musiman, Berikut Bukti-buktinya!

Covid hari ini

Gridhot.ID - Wabah corona sudah lebih dari setahun menjangkiti dunia.

Bahkan melansir dari Kompas.com, beberapa waktu lalu sejumlah vaksin sudah disebarkan untuk mengurangi wabah corona.

Namun, hingga sekarang masih ada di beberapa negara yang mengalami peningkatan signifikan korban.

Baca Juga: Dulu Ketikung Doa Sepertiga Malam, Nasib Eks Nadya Mustika Justru Bak Langit dan Bumi dengan Istri Rizki DA, Sang Mantan Kekasih Pamer Pacar Baru Berambut Pendek

Hal yang mengejutkan lagi adalah belakangan ini PBB justru memperingatkan Covid-19 tampaknya akan berkembang menjadi penyakit musiman.

Melansir dari Intisari-Online, PBB juga memperingatkan, pelonggaran tindakan terkait pandemi saat ini hanya berdasarkan meteorologi.

Dalam laporan pertamanya, tim ahli PBB yang ditugaskan menjelaskan salah satu misteri virus corona menemukan indikasi Covid-19 akan berkembang menjadi ancaman musiman.

Baca Juga: Suaranya Bergetar dan Nyaris Menangis, Istri KSAD Beri Nama Ini untuk Aprilia Manganang Usai Berdoa, Hetty Andika Perkasa: Ini Adalah Doa Saya

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan pada Kamis (18/3/2021) bahwa Covid-19 diperkirakan akan berkembang menjadi penyakit musiman.

Perserikatan Bangsa-Bangsa juga memperingatkan bahwa langkah-langkah pengurangan pandemi saat ini sepenuhnya didasarkan pada cuaca.

Dalam laporan pertamanya, sekelompok ahli Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bertanggung jawab menjelaskan misteri virus korona menemukan tanda-tanda bahwa Covid-19 akan berkembang menjadi ancaman musiman.

Mereka memeriksa potensi pengaruh meteorologi dan kualitas udara pada penyebaran Covid-19.

Tim beranggotakan 16 orang yang dibentuk oleh Badan Meteorologi Dunia PBB itu menunjukkan, infeksi virus pernapasan sering kali bersifat musiman.

Baca Juga: Terang Saja Brotoseno Pilih Tata Janeeta, Sosok Ini Bongkar Tabiat Angelina Sondakh yang Bikin Adjie Massaid Buat Surat Perjanjian Sebelum Meninggal: Adjie Sangat Takut Soal Itu

"Khususnya puncak musim gugur-musim dingin untuk influenza dan musim dingin penyebab virus corona di iklim sedang," kata mereka dikutip dari AFP.

"Ini memicu harapan bahwa jika terus berlanjut selama bertahun-tahun, Covid-19 akan terbukti menjadi penyakit musiman yang kuat," lanjutnya.

Studi pemodelan menunjukkan penularan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan penyakit Covid-19, dapat menjadi penyakit musiman.

Baca Juga: Ditangani Sampai 15 Dokter, Aprilia Manganang Akui Merasa Auranya yang Dulu Terpendam Kini Keluar: Suatu Saat Saya Berkeluarga, Saya Pengen Tunjukkin Kasih Sayang Saya...

Namun kata mereka, dinamika penularan Covid-19 sejauh ini tampaknya dipengaruhi utamanya oleh intervensi pemerintah, seperti kewajiban memakai masker dan pembatasan perjalanan, daripada cuaca.

Oleh karena itu, tim ahli PBB bersikeras bahwa cuaca dan kondisi iklim saja tidak bisa menjadi pemicu untuk melonggarkan pembatasan anti-Covid.

"Pada tahap ini, bukti tidak mendukung penggunaan faktor meteorologi dan kualitas udara sebagai dasar bagi pemerintah untuk melonggarkan intervensi mereka yang bertujuan mengurangi penularan," kata ketua tim ahli PBB Ben Zaitchik dari Departemen Ilmu Bumi dan Planet di Universitas Johns Hopkins Amerika Serikat.

Dia menunjukkan, selama tahun pertama pandemi kasus Covid-19 di beberapa tempat meningkat pada musim panas.

"Dan tidak ada bukti bahwa hal ini tidak akan terjadi lagi di tahun mendatang."

Baca Juga: Kelakuannya di Depan Klien Bikin Malu Raffi Ahmad, Dimas Ramadhan Kena Semprot Suami Nagita: Harus Profesional, Jangan Ada Masalah Lo Bawa-bawa

Para ahli yang hanya berfokus pada meteorologi luar ruangan dan kualitas udara dalam laporan tersebut mengatakan, penelitian laboratorium membuktikan virus corona bertahan lebih lama dalam cuaca dingin dan kering, dan saat radiasi ultraviolet rendah.

Namun, masih belum jelas apakah meteorologi berpengaruh pada tingkat penularan di dunia.

Mereka juga menyoroti bahwa bukti seputar dampak kualitas udara pada virus corona tetap tidak bisa dipastikan.

Baca Juga: Pemerintah Inggris Disebut Tak Bisa Jelaskan dengan Gamblang Siapa Penumpang yang Buat Para Atlet Bulu Tangkis Indonesia Dipaksa Mundur All England

Ada beberapa bukti awal bahwa kualitas udara yang buruk meningkatkan angka kematian Covid-19, "Tetapi polusi tidak secara langsung berdampak pada penularan SARS-CoV-2 melalui udara," lanjut tim tersebut.(*)