Find Us On Social Media :

Bongkar Buku Catatan Pertandingannya, Dewa Kipas Akui Menyesal Menang dari Gothamchess: Saya Tidak Merasa Menjadi Hebat!

Dewa Kipas ungkap penyesalannya terkait pertandinganya dengan Gothamchess

Dadang Subur (DS): Sebenarnya bukan mundur, tapi behenti saja (bermain di aplikasi Chess.com). Alasannya, awalnya setelah kejadian itu (mengalahkan Levy), tiba-tiba saya tidak bisa membuka Chess.com. Ternyata kata anak saya (Ali Akbar, Red) aplikasi saya dibanned pihak sana dengan alasan saya menggunakan mesin (saat mengalahkan Levy). Jadi setelah itu saya memutuskan berhenti saja main di situ, tapi tidak secara keseluruhan berhenti main catur, kalau lagi santai mah ya main catur tetep.

TJ: Bisa diceritakan mengenai pertandingan melawan Levy, pecatur dunia yang Anda kalahkan?

DS: Begini, Levy itu pemain hebat, sangat jauh kalau dibandingkan dengan saya. Saya tidak pernah merasa mengalahkan dia, saya menang (bertanding) lebih karena Levy melakukan blunder langkah, beberapa kali. Saat bermain, dia sudah di menit 4, saya masih 3, saya pikir ya sudahlah saya tidak menyesal kalau harus kalah, asal jangan kalah bangunan (skema permaninan, Red). Anda juga sudah lihat sendiri bahwa dari permainan, Levy terus menyerang saya, benteng maju ke depan di pertahanan saya, saya hanya menggunakan langkah kombi saja (kombinasi, Red) dan mampu memanfaatkan kesempatan sedikit itu menjadi sebuah keuntungan, ditambah dia melakukan blunder sehingga saya bisa menang. Tapi sekali lagi, saya tidak merasa menang, hanya memanfaatkan blunder lawan saja.

TJ: Bagaimana perasaan Anda mendapat kritik pedas dari masyarakat yang menuding anda curang saat mengalahkan Levy, padahal anda sebenarnya bermain jujur?

DS: Semua kritikan itu saya anggap bagus, saya malah menerimanya dengan terbuka. Hanya sayangnya, beberapa di antaranya datang dari orang-orang awam (yang tidak mengerti catur) dan hal itu pula (kritikan) yang membuat saya merasa menyesal mengapa bertanding dan justru menang waktu itu. Coba kalau saya tidak bertanding atau kalah, mungkin tidak akan seperti sekarang ini jadinya.

Baca Juga: Setahun Lebih Menjangkiti Dunia, PBB Kembali Keluarkan Peringatan 'Bahaya' Soal Perkembangan Wabah Corona yang Diprediksi Bakal jadi Penyakit Musiman, Berikut Bukti-buktinya!

TJ: Apa komentar dan perasaan keluarga setelah Anda dikenal setelah mengalahkan pecatur dunia secara virtual?

DS: Yang pasti saya tidak merasa jadi hebat, karena sekali lagi semua terjadi (kemenangan lawan Levy), karena kesalahan lawan saja, bukan karena saya lebih hebat. Semua diterima biasa saja, cuma kasihan anak saya, dia harus ikut "riweuh" (susah, Red), dan Anda lihat sendiri saya masih tetap saja begini, jualan pakan burung sehari-hari.

Ali Akbar menambahkan: Saya juga nggak ngerti kenapa jadi begini, tapi harapannya semoga ini semua bisa clear secepatnya.

TJ: Apa perbedaan main catur di aplikasi chess.com dan shredder?

DS: Saya orangnya gaptek (gagap teknologi, Red), jadi sebenarnya awalnya gak ngerti soal teknologi. Tapi kemudian saya bisa belajar, diajarin sama Ali, termasuk dari Shredder, itu sangat bagus, kemudian Chess.com. Menurut saya semuanya bagus. Yang pasti saya selalu mencatat semua permainan saya, baik di Shredder maupun Chess.com untuk dipelajari lagi, terutama pertandingan yang saya kalah. Semua saya catat di buku (sambil memlerlihatkan buku catatan pertandingan). Saya juga selalu mempelajari satu teknik sampai habis, bisa bertahun-tahun.

Baca Juga: Mulai Menjajah Lidah Masyarakat Negeri Sakura, Viral di Media Sosial Soto Betawi Dijual di Jepang Seporsi Rp 160 Ribu, Netizen: Beli di Indo Segitu Kuahnya Bisa Buat Mandi