Find Us On Social Media :

Ungkap Dirinya Sanggup Kendalikan Tank dan Rakit Bom Nuklir, Ali Imron Sebut Teroris Indonesia Jadi Guru dan Dihormati di Akademi Militer Mujahidin Afghanistan: Kami Seperti Kopassus

Ali Imron

Gridhot.ID - Ali Imron kini memang sudah tak lagi menjadi teroris.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com sebelumnya, Ali Imron sendiri merupakan mantan terpidana kasus terorisme Bom Bali 1.

Bahkan kini Ali Imron ingin membantu pemerintah agar Indonesia bisa bebas dari terorisme.

Kini terpidana kasus terorisme Bom Bali 1, Ali Imron mengaku dirinya dan orang-orang yang pernah mengikut pelatihan militer di Afghanistan memiliki kemampuan khusus.

Bahkan ia mengklaim dirinya setara dengan korps elit di militer.

Baca Juga: Jadi Sorotan Panas, Putri Delina Tampak Tak Pedulikan Nathalie Holscher yang Ikut Beri Kejutan Ulang Tahun, Warganet: Definisi Sudah Enggak Respect Sama Ibu Sambung

Dikutip Gridhot dari Tribun Wow, tak tanggung-tanggung, Ali Imron mengaku sanggup membuat bom dari skala petasan hingga nuklir

Pengakuan itu disampaikan oleh Ali Imron dalam acara YouTube Akbar Faizal Uncensored, Kamis (29/4/2021) malam.

Ia bercerita, dulu dirinya sempat mengikuti pelatihan teroris yang bernama akademi militer mujahidin Afghanistan.

Ali Imron mengatakan, di sana, teroris asal Indonesia menjadi guru bagi teroris-teroris yang datang dari negara lain seperti Filipina dan Thailand.

"DI (Darul Islam -red) Indonesia ini membawahi yaitu mujahidin Moro sama Pattani," kata Ali Imron.

Baca Juga: Disebut Bakal Jadi Pengganti Dikta, Herjunot Ali Langsung Gas Pol Pepet Enzy Storia, Mantan Tatjana Shapira: Cocok Nggak?

"Mereka ini mengikuti kami," ujarnya.

Saking kondangnya teroris asal Indonesia, tersangka Bom Bali 1 Mukhlas sempat malu saat merancang serangan Bom Bali 1 yang menewaskan 202 orang.

Rasa malu itu timbul karena teroris dari negara lain yang dididik oleh orang Indonesia justru telah lebih dulu melakukan teror.

Menurut Ali Imron yang kini telah sadar terorisme itu salah, rasa malu itu merupakan nafsu dari teroris asal Indonesia yang tak mau kalah.

"Kita di sana (Afghanistan) kondang, semuanya orang Iran kita ajari, orang Iraq kita ajari," ungkapnya.

Bahkan Ali Imron mengibaratkan para teroris asal Indonesia layaknya pasukan khusus di Afghanistan karena menjadi guru bagi negara-negara lain.

Baca Juga: Tipuannya Bikin Heboh Seantero Tanah Air, Pelaku Penipuan Babi Ngepet di Depok Ngaku Lemah Iman: Setan Masuk ke Diri Saya

"Akademi militer mujahidin Afghanistan itu punya kelebihan dibanding misalkan di sini AKABRI atau disebut AKMIL," kata Ali Imron.

"Kami seperti kalau di Indonesia itu Kopasus."

"Dari senjata paling kecil pistol, bolpen, sampai tank kami kuasai," sambungnya.

"Jadi Anda bisa menggunakan tank?" tanya Faisal Akbar selaku host acara.

"Bisa," jawab Ali Imron.

"Jadi kalau misalkan sekarang saya mau kabur, ada tank, saya steal (curi), saya gerakkan, bisa," pungkasnya.

Baca Juga: Nissya Ahmad Kosongkan Barang-barangnya dari Istana Andara, Nagita Slavina Nangis Tak Karuan Ditinggal Adik Iparnya hingga Buat Syahnaz Keheranan: Sumpah Nih Orang

Klaim yang dilontarkan Ali Imron tak main-main, ia mengaku bisa merakit bom berbahan nuklir.

"Dari bom yang paling ringan bom petasan sampai bom kimia, nuklir, kami bisa," ujanya.

"Terutama angkatan kami," sambung Ali Imron.

Menurut pengakuan Ali Imron, tragedi Bom Bali 1 tergolong percobaan karena bahannya belum menggunakan bahan peledak yang ekstrem.

"Jadi di Bali itu baru percobaan," kata dia.

Ia menyebut bahan yang digunakan pada Bom Bali 1 ibaratnya petasan.

Baca Juga: Babi Ngepet di Depok Terbukti Akal-akalan Adam Ibrahim Agar Terkenal dan Pengikut Majelisnya Bertambah, Polisi: Mereka Mengarang Cerita dari Maret

Ali Imron bercerita, kemampuan terorisme yang diperoleh saat berlatih di Afghanistan didapat dari orang-orang militer Afghanistan yang pro kepada mujahidin.

Berdasarkan penjelasan Ali Imron, para teroris memiliki pola pikir yang mendambakan situasi kerusuhan dan chaos (kekacauan).

Berbeda dengan orang normal yang ingin agar situasi kehidupan berlangsung damai.

(*)