Find Us On Social Media :

Ternyata Tak Boleh Sembarangan, Ini Mitos Hari Sabtu Bagi Warga di Sekitar Waduk Kedung Ombo: Ada Angin Kencang dan Ombak Tiba-tiba

Makam terapung dan tragedi perahu terbalik di Waduk Kedung Ombo

Ya, menurut dia, Bank Dunia mengucurkan anggaran hingga 156 juta US dolar untuk membangun waduk seluas 5.898 hektar tersebut.

Maka banyak lahan yang harus ditenggelamkan demi sebuah waduk tersebut.

"Terutama lahan yang digusur itu sebagian besar merupakan sawah milik warga, sehingga mereka mau makan apa saat itu?," ungkapnya.

Tragisnya menurut dia, para penentang kebijakan Waduk Kedung Ombo tidak hanya diperkarakan secara hukum, namun juga difitnah dan diberi label sebagai anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).

Baca Juga: Indonesia 'Darurat' Isu Babi Ngepet, Ahli Budaya Negeri Paman Sam Bongkar Asal Mula Mitos Pesugihan Ini, Berikut Hasil Riset dan Penelitiannya

Maklum saat itu ada yang menentang karena dinilai tidak ada komunikasi dengan baik dengan masyarakat sekitar.

"Di KTP mereka diberi label stampel ET (eks Tapol) yang membuat mereka kehilangan hak perdata di masyarakat," ujarnya.

Wahyu menjelaskan mereka telah berusaha menempuh secara jalur pengadilan hingga tingkat Mahkamah Agung, namun semuanya berujung pada kesia-siaan belaka.

"Kita tahu di belakang meja pengadilan ada siapa," kisahnya.

Baca Juga: Masih Dijunjung Tinggi dan Dipercaya Sakral Oleh Masyarakat Jawa, Inilah Filosofi Weton Pasaran Menurut Keistimewaan dan Kelemahannya, Berikut Penjelasan Spiritualnya

Kini saat kecelakaan kapal perahu terbalik di Waduk Kedung Ombo, dirinya menyebut bahwa bukan hal pertama, dan sudah diprediksi sebelumnya.

"Sudah diprediksi, karena masyarakat disitu agraris, tidak terbiasa dengan wilayah air yang luas seperti lautan," aku dia.