Find Us On Social Media :

Mencengangkan! Para Ilmuwan Sebut Perputaran Bumi Makin Cepat di Tahun 2020, Apa Dampaknya untuk Manusia?

Pengertian Rotasi Bumi dan Dampaknya

GridHot.ID - Masih ingat dengan pelajaran sekolah mengenai rotasi bumi?

Mengutip laman Wikipedia, rotasi bumi merujuk pada gerakan berputar planet Bumi pada sumbunya.

Akibat pergerakan pada sumbunya, setiap daerah di Bumi mengalami siang dan malam.

Baca Juga: Pantai Selatan Jatim Berpotensi Diguncang Gempa Dahsyat dan Tsunami Setinggi 29 Meter, Pakar Geologi ITS Minta Pemerintah Sosialisasikan Rumus 20-20-20, Amien Widodo: Belajar dari Yogyakarta

Meskipun dengan panjang siang dan malam yang bisa berbeda-beda di berbagai tempat.

Namun, rupanya, baru-baru ini para ilmuwan menemukan hal mengejutkan soal rotasi bumi. Ada apa nih?

Dikutip GridHot dari Kontan.co.id, para ilmuwan membuat penemuan mengejutkan. Pada tahun 2020, ilmuwan mendapatkan bahwa Planet Bumi bergerak lebih cepat. Bahkan pada tahun 2020, Bumi mencetak rekor perputaran tercepat dalam 50 tahun terakhir.

Baca Juga: Kemunculannya ke Permukaan Dianggap Jadi Pertanda Gempa Bumi, Intip Penampakan Ikan Oarfish yang Bisa Bikin Heboh, Disebut-sebut sebagai Utusan dari Istana Dewa Laut

Hal itu terlihat dari fakta yang ditemukan bahwa 28 hari terpendek semuanya terjadi pada tahun 2020.

Selama ini, para ilmuwan mendefinisikan waktu satu hari itu 86.400 detik atau setara 24 jam, waktu yang dibutuhkan Bumi untuk sekali berotasi.

Kendati dalam sejarahnya, Bumi tidak berotasi secara sempurna dan seragam seperti waktu tersebut.

Rotasi Bumi sebenarnya melambat sehingga rata-rata panjang hari meningkat sekitar 1,8 milidetik per abad.

Baca Juga: Masuk Dalam Zona Seismik Gap, BMKG Beberkan Jawa Timur Berpotensi Diguncang Gempa Bumi Dahsyat dan Tsunami Setinggi 29 Meter, Berikut Penjelasannya

Dengan perhitungan ini, para ilmuwan menyimpulkan bahwa sekitar 600 juta tahun lalu, Bumi hanya butuh waktu 21 jam untuk sekali rotasi. Artinya satu hari di Bumi waktu itu hanya 21 jam saja.

Melansir Science Focus, Rabu (2/6/2021), variasi panjang hari disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk efek pasang surut Bulan dan Matahari, kopling inti-mantel di dalam Bumi, dan distribusi massa keseluruhan di planet ini.

Kemudian, aktivitas seismik, glasiasi, cuaca, lautan, dan medan magnet bumi juga dapat memengaruhi panjang hari.

Baca Juga: Sembrono Dalam Lakukan Uji Coba, Roket 18 Ton Milik China Bakal Kembali Jatuh ke Bumi Usai Peluncuran, Negara-negara Ini Berisiko Jadi Tempat Pendaratan

Namun pada tahun 2020, para ilmuwan mendapatkan Bumi berputar lebih cepat.

Sampai saat ini, para ilmuwan tidak sepenuhnya yakin apa yang menyebabkan peningkatan laju rotasi Bumi ini, tetapi beberapa orang berpendapat bahwa hal itu mungkin disebabkan oleh mencairnya gletser selama abad ke-20, atau akumulasi air dalam jumlah besar di reservoir belahan bumi utara.

Namun, para ahli memperkirakan bahwa perputaran Bumi yang lebih cepat ini hanya sementara dan Bumi akan mulai melambat lagi pada masa depan.

Baca Juga: Mengenal Segitiga Hitam Papua, Lokasi Tempat KKB Papua Paling Keji di Bumi Cendrawasih, Lekagak Telenggen Aktor Lama

Tapi, untuk saat ini, haruskah kita khawatir? Meskipun tidak akan berpengaruh pada kehidupan kita sehari-hari, mungkin ada implikasi serius untuk teknologi seperti satelit GPS, telepon pintar, komputer, dan jaringan komunikasi, yang semuanya bergantung pada sistem waktu yang sangat akurat.

Tetapi masalah seperti itu pada akhirnya dapat diatasi, mungkin hanya dengan mengurangi satu detik kabisat daripada menambahkan satu.

Baca Juga: Isu Serangan Asteroid 2021 PDC Viral di Media Sosial, Indonesia Dikabarkan Bakal Diserbu Pengungsi Orang-orang Eropa, Berikut Penjelasan LAPAN

Jadi tidak, kita tidak perlu khawatir, kecuali pemendekan hari tersebut disebabkan oleh aktivitas manusia.(*)