Find Us On Social Media :

Nasibnya Masih Belum Jelas, Vaksin Covid-19 untuk Anak-anak dan Remaja Dipastikan Butuh Waktu Lama, Kemenkes Sementara Tangani dengan Ini

Empat varian berkumpul di Jakarta, sehingga mengakibatkan angka pagebluk Covid-19 melonjak. Apakah dosis vaksinasi ketiga menjadi jawabannya?

 
Gridhot.ID - Program vaksinasi untuk anak-anak dan remaja, menurut para ahli bakal menjadi bagian integral dari melindungi komunitas yang lebih luas dari Covid-19.
 
Terlebih karena ada jumlah kasus peningkatan yang serius pada akhir-akhir ini terjadi di kalangan anak-anak dan remaja, maka dari itu mereka juga membutuhkan perlindungan.
 
Namun Dilansir dari Kompas.com, vaksinasi untuk usia anak-anak dan remaja belum diterapkan bahkan negara Amerika sekalipun baru memberikan izin penggunaan vaksin Covid-19 khusus usia 12-15 tahun, yaitu jenis Pfizer-BioNTech pada akhir 2021.
 
Baca Juga: Al Lihat Rekaman Video Penyesalan Roy, Elsa Menangis, Berikut Sinopsis Sinetron Ikatan Cinta Minggu 27 Juni 2021

Lewat badan Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS (FDA) telah mengesahkan vaksin Pfizer-BionTech untuk anak-anak itu setidaknya bisa disuntikkan pada akhir tahun 2021 nanti dan April ke.arin masih tahap pengujiannya.

Adapun, vaksin Moderna dan Pfizer juga dilaporkan telah memulai pengujian vaksin Covid-19 pada anak-anak yag lebih muda lagi yaitu berusia 6 bulan hingga 11 tahun.

Sedangkan China baru-baru ini telah menyetujui penggunaan darurat vaksin virus corona dari perusahaan Sinovac Biotech untuk anak-anak, yang bisa diberikan suntikan pertamanya pada anak usoa mulai 3-17 tahun.

Baca Juga: Pesonanya Tak Lekang oleh Zaman, Inilah Sosok Penyanyi Perempuan Legendaris Tanah Air Nike Ardilla, Simak Fakta Perjalanan Karirnya

Bagaimana dengan Indonesia?

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengklaim pihaknya tengah mengkaji kemungkinan pemberian vaksin jenis Sinovac dari China dan Pfizer untuk disuntikkan ke anak-anak dan remaja.

"Kita sedang mengkaji vaksin mana yang sudah mendapatkan EUA untuk usia muda. Yang sudah kita amati ada dua yakni Sinovac yang bisa untuk usia 3-17 kemudian Pfizer, bisa umur 12-17 tahun," jelas Menkes dalam konferensi pers, Jumat (25/6/2021).

Agar mendapat rekomendasi yang sesuai dan komprehensif, pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan ITAGI (Indonesia Technical Advisory Group on Immunization) untuk pemberian vaksin pada kelompok usia tersebut.

Untuk vaksin Sinovac, hasil awal uji klinis fase 1 dan 2 menunjukkan vaksin ini dapat memunculkan respons imun pada tubuh anak usia 3-17 tahun. 

Pemberian vaksin Sinovac untuk kelompok anak juga sudah disetujui di China. Sebagian besar efek sampingnya adalah ringan.

Baca Juga: Menghilang dari Ikatan Cinta, Ayya Renita Sebut Badannya Nyeri Semua Gara-gara Hal Ini, Sang Pemeran Miss Kiki Kini Mendadak Minta Tolong

Sementara uji vaksin Pfizer oleh FDA telah keluar dan dapat diberika  dosisnya untuk anak usia 12-15 tahun.

"Kita juga melakukan studi bagaimana treatment pemberian vaksin di bawah usia 18 tahun," kata Menkes lagi.

Meski begitu, melansir CNN, Dr. Amy Edwards, direktur medis asosiasi Pediatric Infection Control di UH Rainbow Babies and Children's Hospital di Cleveland mengatakan, jika semua orang dewasa mau dan pasti mendapatkan vaksin Covid-19, mungkin anak-anak tidak perlu divaksinasi.

Baca Juga: Ayu Ting Ting Asal Jeplak Ngaku Mirip Artis Korea, Ayah Rozak Lontarkan Sumpah Serapah Usai Putrinya Dihujat: Tempatnya Neraka Jahanam!

"Namun, kita tahu bahwa banyak orang dewasa tidak akan divaksinasi, dan itu membuat beberapa anak rentan, itulah mengapa mereka membutuhkan vaksin Covid-19," ujarnya.

Senada dengan Edwards, dikutip dari Kompas.com, Dr. Claire Boogaard, dokter anak dan direktur medis program vaksin Covid-19 di Children's National, AS juga setuju pentingnya anak-anak mendapatkan vaksin Covid-19.

“Kami benar-benar perlu menambahkan kelompok anak-anak untuk divaksinasi, demi mencapai mencapai kekebalan kelompok.”

Meski setiap orangtua berhak untuk mempertanyakan dan mempertimbangkan vaksin tersebut untuk anak-anak mereka, sebagai orangtua, Boogaard mengaku juga memiliki pertimbangan.

Baca Juga: Terbaring Lemas di Rumah Sakit, Cendikiawan Muslim Quraish Shihab Jalani Perawatan Penyakit Jantung, Pihak Keluarga Masih Belum Buka Suara Soal Kondisi Terkini sang Profesor

"Saya seorang ibu dari anak berusia tiga dan enam tahun, dan sejujurnya hanya mengetahui betapa menghancurkan penyakit itu secara medis, dan juga betapa mengganggunya hal itu secara sosial bagi anak-anak,” kata Boogaard.

“Saya tidak sabar menunggu anak-anak saya untuk mendapatkan vaksin, selama itu terbukti aman di kelompok usia mereka. Saya pikir itu akan memberi mereka kebebasan yang telah mereka semua nantikan dengan sabar," lanjutnya. (*)