Gridhot.ID - Timor Leste memang sempat jadi bagian dari Indonesia.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, sebelum merdeka, Timor Leste masih bernama Timor-timor.
Namun di sekitar tahun 1999, BJ Habibie akhirnya melepaskan Timor Leste untuk kepentingan bersama.
Di tahun 2002, Timor Leste akhirnya secara resmi berdiri sebagai sebuah negara yang merdeka.
Terhitung sudah 18 tahun, Timor Leste berdiri sebagai negara merdeka.
Namun dikutip Gridhot dari Sosok.ID, nyaris 2 dekade lepas dari NKRI, kondisi di Timor Leste belum banyak berubah.
Sebaliknya, Timor Leste justru dirundung masalah besar pasca melepaskan diri.
Mulai dari perekonomian hingga sumber daya alam minyak yang kini diisukan mulai menipis.
Tidak hanya itu, di awal-awal kemerdekaannya, Timor Leste nyaris luluh lantah dan kehilangan presiden gara-gra ulah satu orang saja.
Mengutip Grid.ID, sosok yang dimaksud adalah Alfredo Reinaldo.
Diketahui, Alfredo Reinaldo adalah seorang mayor angkatan bersenjata Timor Leste, FDTL, yang ikut memperjuangkan kemerdekaan bumi Lorosae
Alfredo Reinaldo dikenal sebagai nasionalis dengan keahlian di bidang militer juga tidak kaleng-kaleng.
Dia pernah mengenyam pendidikan militer di Australia, hingga membuatnya menjadi sosok yang patut disegani di FDTL.
Sayangnya, pendidikan militer yang mentereng itu tak membuat Alfredo Reinaldo memiliki masa depan yang baik di Timor Leste.
Alfredo Reinaldo disebut mengalami diskriminasi oleh Panglima FDTL Brigjen Taur Matan Ruak.
Marah diperlakukan tak adil, Alfredo Reinaldo marah pada Brigjen Taur Matan Ruak.
Tepat pada bulan Mei 2006 silam, bersama 600 anggota FDTL, ia melakukan desersi sebagai bentuk protes atas perlakukan itu.
Kemarahan makin memuncak, aksi Alfredo Reinaldo justru nyaris buat satu negara porak-poranda.
Alfredo Reinaldo melakukan taktik gerilya ketika menyerang FDTL hingga terjadi kerusuhan dan pertikaian antar entnis di Timor Leste.
Ratusan rumah dibakar dijarah 100.000 warga Timor Leste mengungsi ke perbatasan Indonesia di NTT untuk mencari perlindungan.
Lantaran situasi yang makin gawat, militer Indonesia ikut berjaga-jaga di perbatasan.
Situasi kian tak bisa dikendalikan, pemerintah sampai minta bantuan ke Australia, Portugal, Selandia Baru dan Malaysia.
Sebanyak 150 militer Australia dikerahkan, namun tak lama rumah Menteri Dalam Negeri, Lobato hangus dilalap api.
Istri dan lima anak Menteri Dalam Negeri Lobato dilaporkan tewas dalam kejadian.
Puncaknya 11 Februari 2008, Alfredo Reinaldo dilaporkan menyerang Presiden Ramos Horta dan Perdana Menteri Xanana Gusmao di rumahnya.
Ramos Horta tertembak dan nyaris tak terselamatkan, sementara sang perdana menteri selamat.
Aksi Alfredo Reinaldo ini berhasil dihentikan ketika tentara FDTL yang menjaga rumah Presiden Ramor Horta menembak sang mayor.
Dikabarkan, butuh waktu 6 bulan dengan bantuan PBB bagi Timor Leste untuk memulihkan situasi seperti sedia kala.
(*)