Find Us On Social Media :

Nyamar Pakai Nama 'Lafaek', Anak Raja Viqueque Ini Pejuang Integrasi Timor Leste dengan Indonesia, Bantu Operasi Tempur TNI Hingga Cegah Rakyat Timtim Gabung Fretilin

Ilustrasi sejarah Timor Leste atau Timor Timur

Laporan itu segera diproses Kiki yang saat itu menjabat sebagai Danyon 514/Kostrad di tahun 1987, segera ia mengirimkan Letda Muslimin Akip dan Serka Simanjuntak yang merupakan komandan Tim Khusus Batalyon 514 untuk bergerak bersama Kompi Makikit.

Dalang perampokan dan pembunuhan segera terkuak, mereka adalah GPK Fretilin yang ditemui Kompi Makikit menjelang fajar dan melibatkan kontak senjata tidak cukup jauh dari Dilor.

Baku tembak terdengar selama kira-kira 10 menit, dan karena terjadi pada kondisi masih cukup gelap maka Fretilin mendapat keuntungan lebih dan bisa meloloskan diri karena lebih mengenal medan.

Fretilin meninggalkan beberapa perlengkapan antara lain kain Tais, tombak, dan parang yang merupakan hasil rampokan dari rumah adat Dilor.

Baca Juga: Meski Migran China Jadi Penipu, Rakyat Timor Leste Sebut Negaranya Lebih Maju di Bawah Tiongkok Ketimbang Indonesia: Sekarang Kami Sangat Mandiri

Kiki segera membagi pasukan dalam 2 kelompok, salah satunya dipimpin Lafaek untuk melanjutkan perjalanan ke Dilor, menjelaskan kepada masyarakat jika pelaku perampokan itu adalah GPK Fretilin dengan membawa bukti-bukti yang ada.

Berkat sosoknya yang sudah dipercaya masyarakat dan juga anak Raja Viqueque, maka Lafaek dipercaya banyak pihak dan nama Yonif 725 berhasil diselamatkan.

Lafaek berhasil mencegah banyak masyarakat Timor Timur saat itu masuk ke hutan untuk bergabung dengan Fretilin.

Sosok Lafaek sendiri setelah referendum ikut mengungsi dan kabarnya tinggal di Kupang dengan rakyatnya yang tetap setia kepada NKRI.

(*)