Find Us On Social Media :

Tangannya Terborgol, Pemuda yang Pereteli Daun Pintu hingga Genting Rumah Demi Foya-foya dengan Sang Pacar Beri Pesan Jangan Lupa Makan untuk Sang Kekasih

Paliyem menceritakan soal anaknya (kanan) yang menjual harta dan perabotan seisi rumah demi membelikan hadiah untuk sang pacar.

GridHot.ID - Seorang pemuda dipolisikan ibunya karena menjual seluruh perabotan hingga genteng rumah untuk mentraktir pacarnya.

Mengutip Tribunjateng.com, Kepala Unit (Kanit) Reserse Kriminal (Reskrim) Kepolisian Sektor (Polsek) Pundong Ipda Heru Pracoyo mengatakan, DRS beralasan bila dirinya tega menjual perabotan rumah milik ibunya lantaran ingin berfoya-foya bersama teman perempuannya.

Lebih la mengungkapkan bila DRS pun hanya sekedar menjualnya tanpa memikirkan harga

Baca Juga: Kronologi Sebenarnya Penyidik Polsek Menteng Diperas Rp 50 Juta oleh Ketua LSM Terbongkar, Korban Sudah Benar Tapi Takut Diviralkan, Kapolres: Kebenaran Kadang Kalah dengan Opini Publik

Sebagai contoh, lemari dan empat kursi panjang dijual seharga Rp 500.000, sedangkan dua daun pintu, meja, dan kursi dijual seharga Rp 700.000.

Padahal, satu pintu saja untuk harga normal bisa dijual Rp 2,5 juta. Sementara total kerugian diperkirakan mencapai Rp 24 juta.

"Harganya tidak sesuai, yang penting dia dapat uang. Uangnya itu digunakan untuk foya-foya bersama teman perempuannya," ujarnya, Selasa, (23/11/2021).

Baca Juga: Viral Polantas Dikejar Pria Bawa Parang dan Celurit di Tengah Jalan, Ternyata Ini Duduk Perkaranya, Tak Terima Gara-gara Anaknya Diperlakukan Begini

Ibu pelaku yang bernama Paliyem pun tidak mampu menahan amarah melihat tingkah laku anaknya.

Paliyem melaporkan perbuatan DRS tersebut ke Polsek Pundong.

Sementara itu, dilansir dari Tribunwow.com, DRS (24) warga Kapanewon Pundong, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) harus mengenakan baju tahanan karena nekat menjual perabotan di rumah ibunya demi sang pacar.

Sambil mengenakan baju tahanan dan terborgol, ia pun masih sempat mengirim pesan untuk sang pacar.

Baca Juga: 63 Ayam Mati Serangan Jantung Gara-gara Pesta Nikahan Meriah dengan Musik Berdentum Kencang, Peternak Langsung Lapor Polisi

"Jaga kesehatan dan jangan lupa makan," ucapnya saat berada di Mapolsek Pundong, Bantul, Kamis (25/11/2021), dikutip dari Tribun Jogja.

DRS memang menyebut bahwa uang hasil menjual perabotan di rumahnya digunakan untuk dirinya dan pacarnya memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Hal itu karena pendapatannya sebagai tukang ojek online, sudah tidak ada lagi karena motornya lebih dulu telah digadaikan.

Baca Juga: Meninggal Dunia Luka Parah Usai Kecelakaan, Pria Ini Tiba-tiba Hidup Lagi Saat di Kamar Mayat, Baru Sebentar Mati Lagi Hingga Akhirnya Dikremasi, Polisi Langsung Selidiki Kecurigaan Ini

"Kalau itu (uang hasil jual perabotan rumah) saya buat makan sehari-hari, sama buat cewek saya," katanya.

Pacarnya, merupakan perempuan yang berasal dari Ngawi, Jawa Timur, dan bekerja di Jogja.

Ia mengenalnya saat perempuan itu menjadi penumpangnya untuk diantar ke Terminal Giwangan, Jogja.

"Saya cewek ada satu, rumahnya di Ngawi, Jawa Timur," ujar DRS.

Sejak saat itu, keduanya menjalin hubungan asmara dengan berpacaran.

Baca Juga: Bak Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Siswi SD di Malang Jadi Korban Pemerkosaan Sekaligus Penganiayaan, Polisi Amankan 10 Terduga Pelaku

Selama menjalin pacaran, DRS juga kerap membantu pacarnya untuk memenuhi kebutuhannya dengan alasan cinta.

"Sistemnya memberi ya langsung kasih, kadang berupa makanan, kadang tas dan kadang baju. Saya lakukan ya karena cinta," ujarnya.

Kini, DRS menyesal karena telah menjual semua perabotan rumah ibunya demi menyenangkan sang pacar.

Baca Juga: Jadi Tontonan Saat Saling Adu Jotos Pakai Seragam Dinas, Kasus Baku Hantam Anggota Polisi dan TNI di Ambon Berujung Damai, Ini yang Pemicunya

Ia pun mengaku sudah meminta maaf kepada ibunya dan akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di dalam penjara.

"Saya menyesal. Setelah merenung di sel saya menyesal lahir batin, Sudah minta maaf ke ibu saya. Yang jelas karena sudah begini ya berani berbuat harus berani bertanggung jawab," tutupnya.

(*)