Find Us On Social Media :

Sadar Diri Fasilitas Kesehatannya Buruk Total, Korea Utara Lockdown Ketat Usai Temukan Kasus Covid-19 Pertamanya, Salah Sedikit, Omicron Bisa Buat Negeri Kim Jong Un Kocar-kacir

Ilustrasi Kim Jong Un

Gridhot.ID - Covid-19 memang sudah menyerang dunia sejak tahun 2020.

Berbagai negara bahkan sampai kelimpungan dibuatnya.

Wabah tersebut sudah mengakibatkan jutaan nyawa melayang.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, sebut saja India yang harus melalui berbagai macam gelombang covid-19 mengerikan hingga akhirnya negaranya bisa tenang di tahun 2022 ini.

Namun salah satu negara yang paling unik adalah Korea Utara dikarenakan selama masa tersebut belum pernah sama sekali mendapatkan satu kasus covid-19.

Hingga kini akhirnya dikutip Gridhot dari Kompas.com, Korea Utara mengumumkan kasus Covid-19 pertamanya sejak pandemi dimulai dua tahun lalu.

Pengumuman kasus Covid-19 pertama di Korea Utara tersebut diumumkan kantor berita negara KCNA pada Kamis (12/5/2022).

KCNA melaporkan, berdasarkan tes yang dilakukan pada Minggu (8/5/2022) terhadap beberapa orang yang demam di Pyongyang, dikonfirmasi bahwa mereka terinfeksi varian Omicron.

Kendati demikian, tidak dirinci berapa orang yang dites dan berapa yang positif Covid-19 varian Omicron.

Baca Juga: Orang Berbondong-bondong Ingin Jadi Karyawan RANS Entertainment, Nagita Slavina Auto Pertanyakan Hal Ini, 'Pengin Belum Tentu Sanggup'

Euronews melaporkan, kasus Covid-19 di Korea Utara bisa menimbulkan konsekuensi yang parah karena negara itu memiliki sistem perawatan kesehatan yang buruk dan 26 juta orangnya diyakini sebagian besar tidak divaksinasi.

Sebagai tanggapan, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyerukan lockdown total untuk kota-kota dan berbagai wilayah.

Dalam pertemian Politibiro Partai Buruh Korea, Kim Jong Un mengatakan bahwa tempat kerja harus diisolasi oleh unit untuk menahan penyebaran virus.

Kim Jong Un mengatakan, sangat penting untuk menghilangkan sumber infeksi secepat mungkin dan dia menegaskan negaranya akan mengatasinya.

Dia menggambarkan kasus Covid-19 pertama di Korea Utara tersebut sebagai wabah yang tak terduga. Namun, dia tidak merinci lebih lanjut bagaimana penerapan lockdown tersebut.

Penutupan perbatasan

Terlepas dari respons saat ini, Kim Jong Un memerintahkan para pejabat untuk melanjutkan konstruksi terjadwal, pengembangan pertanian, dan proyek negara lainnya sambil memperkuat postur pertahanan negara.

“Agar Pyongyang secara terbuka mengakui kasus Omicron, situasi kesehatan masyarakat harus serius,” kata profesor studi internasional di Universitas Ewha Womans di Korea Selatan, Leif-Eric Easley.

Easley menambahkan, itu bukan berarti bahwa Korea Utara tiba-tiba akan terbuka untuk bantuan kemanusiaan dan mengambil garis yang lebih damai terhadap Washington dan Seoul.

Baca Juga: Tak Ada Jejak Darah di TKP, Keberadaan Korban Penembakan KKB Papua Belum Diketahui, Ini Identitas Sopir Truk yang Hilang, Polisi Lakukan Pencarian

“Tetapi audiens domestik rezim Kim mungkin kurang tertarik pada uji coba nuklir atau rudal ketika ancaman mendesak melibatkan virus corona daripada militer asing,” tutur Easley.

Banyak pakar asing membantah klaim Korea Utara sebelumnya yang mengaku bebas Covid-19.

Tetapi, para pejabat Korea Selatan mengatakan, Korea Utara kemungkinan berhasil menghindari wabah besar, sebagian karena menerapkan kontrol yang ketat sejak awal pandemi.

Awal, 2020, sebelum virus corona menyebar ke seluruh dunia, Korea Utara mengambil langkah-langkah keras untuk mencegah penyebaran virus, terutama menutup perbatasan.

Korea Utara bahkan mengkarantina orang-orang dengan gejala yang menyerupai Covid-19.

Penutupan perbatasan yang ekstrem akibat pandemi semakin mengejutkan ekonomi Korea Utara yang telah dirusak oleh salah urus selama beberapa dekade dan sanksi yang dipimpin AS.

(*)