Find Us On Social Media :

Geram Seolah Tak Terima Nikita Mirzani Dijemput Paksa, Fitri Salhuteru Beri Sindiran Menohok ke Nindy Ayunda: Pasal Penyekapan Diperlakukan Istimewa

Alasan Fitri Salhuteru setiap jadi sahabat Nikita Mirzani.

GridHot.ID - Kamis (21/7/2022) lalu, Nikita Mirzani dijemput paksa pihak kepolisian.

Sahabatnya, Fitri Salhuteru pun menyindir Nindy Ayunda terkait hal tersebut.

Melansir tribunsumsel.com, Nindy Ayunda belakangan memang diduga melakukan peculikan dan penyekapan terhadap mantan supirnya bernama Sulaiman

Polisi pun membenarkan kalau laporan tersebut sudah diterima.

Hingga sebelum dijemput paksa, Nikita Mirzani bahkan terus konsisten untuk mengangkat kasus Nindy Ayunda.

Dilansir dari Sripoku.com, Fitri Salhuteru sahabat Nikita Mirzani baru-baru ini menyindir kasus penyekapan yang diduga dilakukan penyanyi Nindy Ayunda.

Sindiran pedas Fitri Salhuteru pada kasus Nikita Mirzani dan Nindy Ayunda ini ia unggah melalui akun Instagram pribadinya.

Diketahui Fitri Salhuteru memberikan sindiran pada Nindy Ayunda usai Nikita Mirzani dijemput paksa oleh pihak kepolisian.

Penjemputan paksa pada Nikita Mirzani tersebut terjadi di Lobi Utama Mall Senayan City, Jakarta Selatan. Kamis (21/7/2022).

Baca Juga: 'Kalau Saya Dipenjara, Anak Saya Ikut' Astaga! Nikita Mirzani Jadikan Putra Bungsunya Tameng, Fitri Salhuteru Turun Tangan Usahakan Bawa Pulang Arkana

Menurut pihak Polda Banten, penangkapan Nikita Mirzani dipimpin langsung Kasatreskrim Polresta Serang Kota AKP David Adhi Kusuma dengan membawa tiga polwan.

"Penangkapan dilaksanakan secara persuasif dengan terlebih dahulu menunjukkan identitas penyidik dan surat perintah penangkapan terhadap tersangka NM," demikian keterangan dalam keterangan tertulis itu.

Nikita Mirzani ditangkap secara paksa karena dianggap tidak bersikap kooperatif selama proses penyidikan.

"Pertimbangan penangkapan terhadap tersangka NM tentu saja pada sikap NM yang cenderung tidak kooperatif selama penyidikan meski penyidik sudah beberapa kali menyampaikan imbauan agar tersangka kooperatif selama proses penyidikan berlangsung," demikian keterangan dalam siaran pers Polda Banten.

Penyidik sudah memanggil Nikita Mirzani untuk dimintai keterangan pada Jumat (24/6/2022).

Namun Nikita Mirzani merespons dengan meminta penjadwalan ulang pada Rabu (6/7/2022).

Ternyata, Nikita Mirzani tidak hadir memenuhi panggilan penyidik.

Fitri Salhuteru bak tak terima Nikita Mirzani dijemput paksa akhirnya memberikan sindiran untuk kasus penyekapan yang dilakukan Nindy Ayunda.

Melalui unggahan akun Instagramnya Fitri Salhuteru menuliskan jika kasus Nindy Ayunda dianggap bak istimewa.

Baca Juga: Di Depan Mata Ibunya Dijemput Paksa Petugas, Anak Nikita Mirzani Ikut Jadi Pendamping Sang Artis Kontroversial di Polresta Serang Kota, Polisi: Sesuai dengan Hukum

Sementara kasus yang menimpa sahabatnya itu, Nikita Mirzani dianggap bak teroris.

"Pasal penyekapan diperlakukan istimewa, pasal ITE diperlakukan bak teroris," tulis Fitri Salhuteru.

Melihat hal tersebut Fitri Salhuteru merasa miris, ia pun membuat tagar yang menyentil pihak kepolisian.

"Miris #polisipilihkasih," tulisnya lagi.

Diberitakan sebelumnya Fitri Salhuteru telah menjenguk Nikita Mirzani usai dijemput paksa.

Tak sendirian Fitri Salhuteru menjenguk bersama Sunan Kalijaga.

Saat menjenguk Nikita Mirzani, Fitri Salhuteru dan Sunan Kalijaga menyempatkan diri untuk berswafoto.

Hasil swafoto yang dilakukan oleh Nikita Mirzani dan kedua rekannya ini pun diunggah oleh Sunan Kalijaga.

Sunan Kalijaga mengunggah hasil swafoto mereka di insta story akun Instagram pribadinya.

Baca Juga: Beredar Video Detik-detik Penangkapan Nikita Mirzani, Miris, Anaknya Cuma Bisa Nangis Sambil Pegangi Tangan Sang Artis Saat Ibunya Dijemput Paksa Polisi

Pada unggahan tersebut nampak Nikita Mirzani tersenyum bahagia usai dijemput paksa oleh pihak kepolisian.

Semua hasil swafoto tersebut juga tak terlihat sama sekali kesedihan pada wajah Nikita Mirzani.

Dalam unggahan tersebut juga Sunan Kalijaga menuliskan kata-kata untuk Nikita Mirzani.

"Wanita tangguh," tulis Sunan Kalijaga. (*)