Di sisi lain, kantor berita milik negara Rusia, RIA Novosti juga mengatakan bahwa angkatan bersenjata Ukraina telah secara berkala menyerang fasilitas Zaporizhzhia dalam beberapa pekan terakhir.
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Kompas.com, 22 Agustus 2022, AS, Inggris, Perancis, dan Jerman menekankan pentingnya memastikan keamanan situs nuklir di Ukraina.
Seruan tersebut disampaikan bersama-sama oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Presiden AS Joe Biden, Presiden Perancis Emmanuel Macron, dan Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Seruan antara pemimpin keempat negara disampaikan Kantor Perdana Menteri Inggris, yang berlokasi di Downing Street, pada Minggu (21/8/2022).
"Dalam panggilan bersama, PM (Inggris), Presiden Biden, Presiden Macron dan Kanselir Scholz menggarisbawahi komitmen teguh mereka untuk mendukung Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia," kata juru bicara Downing Street.
"Mereka menekankan pentingnya memastikan keselamatan dan keamanan instalasi nuklir dan menyambut baik diskusi baru-baru ini tentang memungkinkan misi IAEA ke fasilitas Zaporizhzhia," sambungnya.
Zaporizhzhia merupakan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terbesar di Eropa yang saat ini diduduki Rusia.
Sebelumnya, Sekjen PBB Antonio Guterres meminta agas aktivitas militer di sekitar PLTN Zaporizhzhia harus diakhiri.
Dalam sebuah wawancara dengan BBC di Odessa, Guterres mengatakan bahwa situasi di PLTN Zaporizhzhia sangat membingungkan.
Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas insiden serangan-serangan di situs tersebut. Ketegangan ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya bencana nuklir.
Pejabat Ukraina mengatakan Rusia telah mengubah kompleks itu menjadi pangkalan militer.