Find Us On Social Media :

Sains Mampu Jelaskan Kenapa Hari Senin Terasa Menyebalkan, Singgung Resiko Serangan Jantung yang Mengintai

Ilustrasi lelah

Baca Juga: Penampakannya Bikin Melongo, Intip Potret Rumah Mewah Milik Ayah Mertua Syahrini yang Sudah Ada Sejak 1997 Tapi Jarang Dikunjungi, Bak Istana di Atas Awan!

Dalam kasus jet lag, kebanyakan orang dewasa akrab dengan kombinasi antara kelelahan, perlambatan mental, dan pengaruh akibat perjalanan melintasi beberapa zona waktu.

Adapun jet lag adalah contoh gangguan sirkadian yang terjadi, ketika siklus tidur-bangun menjadi tidak selaras dengan jadwal 24 jam yang biasa digunakan tubuh.

Efek samping kognitif, emosional, dan fisik dari jet lag disebabkan oleh kumpulan hormon kompleks yang pengaturannya secara perlahan menjadi kacau.

Dalam banyak kasus, perubahan siklus tidur-bangun ini berlangsung selama beberapa jam.

Setelah seminggu sekolah atau jam kerja reguler, misalnya, seseorang dapat memanfaatkan hari Sabtu mereka untuk begadang pada Jumat malam dan tidur pada Sabtu pagi.

Pola serupa mungkin berulang pada Sabtu malam dan Minggu pagi.

Hanya dalam 48 jam ini, perubahan tidur-bangun secara nyata menggeser jam internal dan siklus hormon seseorang.

Kadar kortisol atau hormon stres biasanya naik satu hingga dua jam sebelum orang tersebut bangun untuk sekolah atau bekerja, dan menurun setelah puncak siklus ini.

Demikian pula, tingkat melatonin untuk mengatur pola tidur yang biasanya memuncak pada malam hari mulai lebih lambat di akhir pekan, untuk menyelaraskan dengan waktu tidur.

Banyak hormon lain yang sebagian diatur oleh mekanisme sirkadian seperti estrogen, testosteron, hormon pertumbuhan, hormon tiroid, insulin, dan hormon nafsu makan lainnya, berusaha keras karena pola tidur berubah.

Siklus hormon tersebut memiliki efek mendalam tidak hanya pada perasaan saja, tetapi fungsi organ internal.