Find Us On Social Media :

Guru SD yang Tegar, Ibunda Brigadir J Ungkap Kematian Putranya Punya Tujuan, Rosti Simanjuntak: Yosua Ini Pemberian Tuhan untuk Memberikan Kebenaran Kepada Kepolisian

Samuel Hutabarat, ayah Brigadir J, ditemani keluarga Brigadir J lainnya.

GridHot.ID - Tewasnya Brigadir Nofryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022 lalu menyisakan duka mendalam bagi keluarga.

Ritme kehidupan keluarga Brigadir J terutama ibu dan ayahnya telah berubah.

Ayah dan ibu Brigadir J, Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak harus menerima kunjungan orang-orang yang turut berduka cita, melayani wawancara wartawan, bahkan menjalani urusan terkait perkara hukum kematian yang kini sudah menjerat lima orang sebagai tesangka.

Dilansir dari TribunJambi.com, ayah Brigadir J pada Sabtu (20/8/2022) menerima kunjungan dari keluarga Vera Simanjuntak, mantan calon besan.

Untuk diketahui, Vera Simanjutak merupakan kekasih dari Brigadir J.

Keluarga Vera Simanjuntak datang-datang jauh dari Merangin ke rumah keluarga Brigadir J di di Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Muarojambi untuk memberikan penghiburan.

Acara penghiburan ini untuk menyampaikan rasa duka cita, memberikan doa, semangat dan motivasi agar ke depannya bisa tetap kuat menjalani kehidupan.

Berdasarkan pantauan, keluarga Vera tiba sekira pukul 15.00 dengan menggunakan dua kendaraan.

Mereka disambut hangat keluarga besar Brigadir J. Makanan langsung disajikan di rumah sederhana itu.

Dalam kunjungan penghiburan ini, Vera Simanjuntak justru tidak ikut hadir. 

Perwakilan marga Simanjuntak mengatakan Vera tidak ikut serta karena kondisinya sedang tidak memungkinkan.

Baca Juga: Hatinya Hancur Ditinggal Brigadir J, Kondisi Vera Simanjuntak Buat Ibunda Yosua Menangis, Kini Makin Kurus dan Enggan Diajak Bicara: Dia Putus Asa

"Dia kondisinya kurang fit, bukan syok, tapi sedikit kurang sehatlah," ucapnya.

Sementara itu ayah Vera menyampaikan kendati demikian anak perempuannnya itu kondisinya baik-baik saja. Hanya saja Vera memilih tidak ikut untuk menenangkan diri.

“Karena selain keluarga Brigadir Yosua, Vera juga kondisinya sangat merasa kehilangan,” ujarnya.

Suasana duka tetap mewarnai acara penghiburan itu. Bukan hanya ibu Brigadir Yosua yang menangis, ibu Vera pun tak dapat menahan air matanya.

Sambil menahan tangis, ibu Vera mengatakan bahwa anaknya menangis sekeras-kerasnya begitu mendapat kabar kematian Brigadir J.

Vera bahkan hampir merasa putus asa, terlebih ia dan Brigadir J rencananya akan menikah sekitar bulan Februari tahun depan atau 7 bulan sejak Yosua mengembuskan napas penghabisan.

Ibu Vera bilang Brigadir J merupakan anak yang baik, polos seperti anak-anak. Ia tidak pernah menduga calon menantunya itu akan pergi dengan cara mengenaskan.

"Kita turut di dalam duka, di mana berre kami yang sudah dipanggil Tuhan, jadi kami memberikan hiburan untuk lae kami ito kami berre berre kami," ucap ayah Vera.

Samuel Hutabarat, seperti biasa tampak tegar. Ia duduk di samping istrinya Rosti Simanjuntak yang sesekali menangis. Di belakang Rosti, duduk dua anaknya.

Adapun Rosti Simanjuntak, ibu Brigadir J dengan terisak-isak mengutarakan suara hatinya. Ia adalah yang paling terpukul dengan kehilangan anak lelakinya itu.

“Yosua telah dipanggil Tuhan ke sisinya. Banyak sekali yang mengasihi dan memberi perhatian kepada Yosua,” ujarnya dalam bahasa Batak.

Baca Juga: Batal Jadi Besan, Orang Tua Vera Simanjuntak Datangi Rumah Keluarga Brigadir J Demi 1 Hal, Ayah Yosua Beri Bocoran

Sembari menahan tangis, wanita yang juga guru SD itu seakan mengisyaratkan anaknya adalah “martir”.

“Yosua ini pemberian Tuhan untuk memberikan kebenaran kepada kepolisian agar semua kejahatan yang terselubung di kepolisian bisa terbongkar dan kami dapat kebenaran serta keadilan atas kasus besar ini. Mohon doanya buat keluarga kami agar Tuhan mendengar doa memberi kami panjang umur termasuk buat anak kami yang tiga ini dan adik kami Vera,” paparnya.

Toh, apa yang disampaikan ibu Brigadir J itu setidaknya kini menemui titik terang.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada rombongan hula hula kami atau rombongan Simanjuntak yang datang dari Bangko, Merangin," ucap Samuel.

"Istilah tutur orang Batak itu kita adalah borunya, jadi datang orang itu bawa kata penghiburan dan doa agar kami keluarga yang ada di sini bisa tabah menghadapi permasalahan ini," jelasnya.

Dilansir dari Kompas.com, Polri masih terus menyelidiki kasus tewasnya Brigadir J.

Polri pun resmi menetapkan tersangka baru dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J.

"Penyidik telah menetapkan saudari PC sebagai tersangka," ujar Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto, dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (19/8/2022) siang.

PC merupakan Putri Candrawathi, istri mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo.

Ditambah Putri, berarti kini Polri telah mengantongi lima tersangka dalam kasus yang menewaskan Brigadir J pada 8 Juli 2022.

Sebelumnya, empat tersangka yang ditetapkan Polri yakni Bharada Richard Eliezer, Irjen Ferdy Sambo, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf.

Baca Juga: Tubuh Makin Kurus dari Hari ke Hari, Kondisi Terkini Vera Simanjuntak Diungkap Kerabat, Ibunda Brigadir J Menangis Terisak Mendengarnya

Hasil Outopsi Kedua Brigadir J

Dilansir dari Kompas TV, ketua tim dokter forensik yang melaksanakan autopsi ulang jenazah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Ade Firmansyah, menegaskan tidak ada kekerasan selain kekerasan senjata api pada tubuh Brigadir J.

"Tidak ada kekerasan lain, selain kekerasan senjata api," kata Ade saat menjumpai wartawan untuk menyampaikan hasil autopsi kedua Brigadir J di Bareskrim Polri, Senin (22/8/2022).

Ketua tim dokter forensik sekaligus Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) itu menjelaskan, pihaknya masih dapat memastikan gambaran luka di dalam tubuh Brigadir J dengan jelas menggunakan sejumlah pemeriksaan.

"Baik saat kami lakukan pemeriksaan, dari foto, serta gambaran mikroskopik, kami masih bisa meyakini bahwa luka-luka itu adalah luka tembak yang ada di tubuh korban itu masih jelas sekali," ungkapnya.

Ia juga menerangkan, perbedaan hasil autopsi pertama dengan autopsi kedua akan terlihat ketika persidangan.

Namun ia memastikan, pada autopsi kedua jenazah ajudan Ferdy Sambo itu dokter forensik masih dapat memastikan luka tembak masuk maupun luka tembak keluar.

"Yang jelas kami melihat, bahwa pada autopsi kedua ini luka-luka yang ada itu jelas masih bisa kami identifikasi, baik itu sebagai luka tembak masuk, maupun ada yang sebagai luka tembak keluar," kata Ade.

Ia mengatakan ada lima luka tembak masuk dan empat luka tembak keluar pada tubuh Brigadir Yosua.

"Kami lihat ada 5 luka tembak masuk dan 4 luka tembak keluar," kata Ade.

"Kami bisa jelaskan sekali bagaimana arah masuknya peluru itu ke dalam tubuh korban, serta bagaimana dia secara sesuai dengan lintasannya dia akan keluar dari tubuh korban," ujarnya.

Baca Juga: 'Aku Mohon Tuhan', Pilu Doakan Brigadir J di 40 Hari Kematian, Momen Vera Simanjuntak Menangis di Pelukan Ibunda Yosua Bikin Hati Netizen Hancur

Ade membenarkan adanya satu peluru yang bersarang di tubuh Brigadir J yang terletak di dekat tulang belakang.

"Sesuai trajectory-nya (alur lintasan anak peluru), kita bisa tentukan, ada yang bersarang di dalam tubuh.

"Yang bersarang di tulang belakang, di dekat tulang belakang," kata Ade.

Ade menegaskan, dokter forensik akan menjelaskan hasil autopsi kedua Brigadir J di persidangan kasus pembunuhan Brigadir J mendatang. (*)