Find Us On Social Media :

Padahal Pangkat Bharada E Paling Rendah di Polri, Komnas HAM Justru Akui Ketahanan Mental Richard Eliezer Paling Tangguh: Diputar-putar, Tetap Konsisten

Sosok Bharada E diduga Richard Eliezer Pudihang Lumiu, seorang Polisi asal Manado

GridHot.ID - Bharada Richard Eliezer Pudihang atau yang lebih dikenal sebagai Bharada E yang diketahui membongkar skenario Ferdy Sambo.

Kini, meski statusnya sebagai tersangka, Bharada E pun didapuk sebagai justice collaborator.

Bahkan, Komnas HAM pun turut mengapresiasi mental Bharada E dalam membongkar kasus kematian Brigadir J.

Mengutip tribunnewsmaker.com, mental Bharada E diacungi jempol, berani ungkap dalang pembunuhan Brigadir J.

Memiliki pangkat Bharada, Richard Eliezer Pudihang memang menjadi pangkat terendah dalam institusi Polri.

Namun, soal mental Bharada Richard Eliezer Pudihang alias Bharada E paling bagus jika dibandingkan ajudan Irjen Ferdy Sambo lainnya.

Hal itu diungkapkan oleh Komisioner Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM) Choirul Anam.

Hal ini disampaikan oleh Anam dalam wawancara khusus yang dilakukan oleh Tribunnews di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis (25/8/2022) petang.

“Ada proses yang ketika ditanya itu mentalnya kuat, diputar-putar, tetap konsisten. Dan enggak terlalu grogi, salah satunya Bharada E,” ujar Anam kepada Tribunnews.

Lebih lanjut, Anam menjelaskan saat melakukan pemeriksaan atas seluruh ajudan Ferdy Sambo atau Aide De Camp (ADC) termasuk dengan Bharada E, tampak beberapa anggota ADC grogi dalam menjawab pertanyaan.

Pun saat memasuki masa istirahat, beberapa orang ini menghabiskan waktu lebih lama dalam menghabiskan waktu istirahat termasuk Bharada E.

Baca Juga: Bharada E Tak Sudi Dipertemukan dengan Ferdy Sambo, Sang Ajudan Sempat Curhat pada Kapolri Soal Kebohongan dan Janji Palsu Suami Putri Candrawathi

Namun meski begitu, seperti yang ditekankan Anam, dari keseluruhan pihak yang diperiksa, Bharada E lah yang punya mental paling kuat dan konsisten.

“Bharada E itu mentalnya cukup untuk terus ngomong secara konsisten, padahal sudah kita putar,” jelas Anam.

“Walaupun beberapa waktu, saat istirahat ngerokoknya lama daripada yang lain,” jelas Anam.

Kesaksian Bharada Richard Eliezer (RE atau E) kini menjadi bagian penting dalam terungkapnya kasus tewasnya Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat (Josua atau J). Eliezer pun kini telah menjadi saksi pelaku yang bekerja sama (justice collabolator).

Bharada E kini ditahan di Rutan Bareskrim Polri. Sedangkan mantan atasannya, Irjen Ferdy Sambo dikurung di Mako Brimob Kelapa Dua, Kota Depok.

Namun terungkap kondisi kedua tersangka tersebut berbeda.

Hal berbeda dengan kondisi Ferdy Sambo.

Mantan Kadiv Propam Polri itu menangis terharu saat bercerita mengenai anak-anaknya kepada Kak Seto yang menemuinya di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok (23/8/2022).

Saat bertemu Irjen Ferdy Sambo, Kak Seto mengatakan dirinya dititipkan anak-anak sang jenderal agar tetap diberi semangat dan tegar menghadapi kondisi keluarganya.

"Terjadi dialog-dialog sederhana. Beliau juga menitipkan kepada kami kalau nanti anak-anaknya supaya tetap diberi semangat, supaya tetap terus tegar menghadapi kondisi ini, dan tetap mencapai apa yang dicita-citakan, yaitu menjadi anggota Polri," imbuh Kak Seto.

Selain itu, Kak Seto mengungkapkan Irjen Ferdy Sambo sempat terkejut dengan kedatangannya ke Mako Brimbo.

Baca Juga: Termakan Janji Manis Ferdy Sambo Soal Ini, Bharada E Ternyata Pernah Patroli Kejar Teroris di Poso, Ini Rekam Jejak Richard Eliezer yang Kini Jadi Tersangka Penembakan Brigadir J

"Pertama beliau juga sangat terkejut, sangat terharu, bahkan juga meneteskan air mata dan tidak menyangka," kata Kak Seto.

Kak Seto menyampaikan tujuan kedatangannya ke Mako Brimob u untuk melakukan perlindungan terhadap anak-anak Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Sebab, kata Seto, pihaknya mendengar bahwa anak-anak Ferdy Sambo gencar mendapat perundungan.

"Karena saya mendengar bahwa putra-putri beliau itu mendapatkan perundungan yang sangat gencar, yang mungkin juga membuat anak-anak ini stres, tegang, dan sebagainya," ungkapnya.

Sementara itu, diketahui sebelumnya, skenario Sambo baru terbongkar setelah Richard Eliezer atau Bharada E membuat pengakuan.

Melansir Kompas.com, dua hari setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pembunuhan Brigadir J tepatnya 5 Juli 2022, Bharada E mengubah keterangan awalnya soal baku tembak di rumah dinas Sambo.

Bharada E bilang, tak ada baku tembak antara dirinya dengan Brigadir J di rumah dinas Sambo pada Jumat (8/7/2022).

"Saat itu Saudara Richard menyampaikan bahwa melihat almarhum Yosua terkapar bersimbah darah. Saudara FS (Ferdy Sambo) berdiri di depan dan memegang senjata lalu diserahkan kepada saudara Richard," kata Sigit.

Atas pengakuan itu, Sigit langsung menemui Bharada E. Dia bertanya mengapa Eliezer mengubah keterangan awalnya.

Di hadapan Sigit, Bharada E mengaku, dirinya sempat dijanjikan Sambo bahwa pengusutan kasus kematian Brigadir J bakal dihentikan.

Atas janji itu, Bharada E akhirnya menuruti skenario atasannya.

Baca Juga: Berani Dalangi Ancaman Terhadap Brigadir J, Kuat Ma'ruf Langsung Ciut Nyali Saat Kelakuannya Dikuliti Bharada E, Ada Apa?

Namun, rupanya, Eliezer tetap menjadi tersangka dalam kasus ini. Dia akhirnya memutuskan untuk mengungkap peristiwa yang sebenarnya.

"Ini juga yang kemudian mengubah semua informasi awal dan keterangan yang diberikan pada saat itu," ujar Sigit.

"Richard minta disiapkan pengacara baru serta tidak mau dipertemukan dengan saudara FS," tuturnya.

Saat itu, kata Sigit, Bharada E mengungkapkan peristiwa sebenarnya melalui tulisan tangan.

Dia menjelaskan detail soal hari-hari menjelang penembakan, hingga detik-detik eksekusi Brigadir J di rumah dinas Sambo.

Berangkat dari keterangan Eliezer, Sigit meminta salah satu anggota Tim Khusus (Timsus) Polri, Kepala Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (Kadiv TIK) Irjen Slamet Uliandi, menjemput Sambo.

Mulanya, jenderal bintang dua itu tak mengakui perbuatannya yang diungkap Bharada E.

"Di saat awal FS masih belum mengakui masih bertahan dengan keterangan awal," ungkap Sigit.

Namun, polisi tetap menjemput Sambo dan membawanya ke Mako Brimob Polri di Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Sabtu (6/8/2022).

Mengacu pada pengakuan Bharada E pula, polisi menetapkan dua tersangka lainnya dalam kasus ini, yakni Ricky Rizal atau Bripka RR dan Kuat Ma'ruf atau KM.

Ketiga tersangka pun mengakui perbuatan mereka dan mengungkapkan peristiwa yang sebenarnya.

Baca Juga: Geger Orang Tua Bharada E Disebut Disekap di Mako Brimob, Ketua LPSK: Sebenarnya Diamankan, Supaya Tidak Ada Ancaman

Dari situ, didapati fakta bahwa tak ada baku tembak antara Bharada E dengan Brigadir J di rumah dinas Sambo.

Peristiwa sebenarnya, Sambo memerintahkan Eliezer menembak Yosua. Dia lantas menembakkan pistol milik Yosua ke dinding-dinding rumah supaya seolah terjadi insiden baku tembak.

"Berdasarkan pengakuan dari tiha tersangka tersebut, maka saudara FS akhirnya mengakui segala perbuatannya," kata Sigit.

Akhirnya, pada 9 Agustus 2022, Sambo ditetapkan sebagai tersangka dugaan pembunuhan berencana Brigadir J.(*)

 ccx